Part 4

5.2K 324 2
                                    

Aleysia memegang pundak Dion, dia sekarang sedang ada di lapangan basket.

"Eh elo Ay, ada apa tumben nyamperin gua, mau tanding?" ucap Dion

"No. Bisa kita bicara sebentar, di tribun sana" seraya menunjuk tempat duduk dibarisan tribun

"Ya tentu"

***

"Dia masih marah sama lo" ucap Aleysia to the poit

"Dia siapa?"

"Shanin, lo inget Shanin kan?" tanya Aleysia dengan sinis

Sontak Dion kaget, bagaimana Aleysia bisa tahu tentang Shanin?

#FYI
Shanin adalah pacar Dion sewaktu kelas 11, dan seperti yang sudah Shanin jelaskan bagaimana bisa di meninggal, aku pun kaget, karena saat kejadian itu aku tidak ada, hanya mendapat kabar saja bahwa Shanin telah meninggal akibat bunuh diri.

"Lo tau apa tentang Shanin!" Dion mulai gelisah

"Gue tau semuanya, apa lo lupa sama kemampuan gue?"

"Ay please, jangan kasih tau siapa siapa ya!"

"Shanin bilang, dia masih ada di sekitar lo, dan sekarang dia ada di samping lo"

"Ah Ay jangan gitu dong bercandanya"

"Shanin mau bicara, biar gue jadi mediator Shanin, lo tetep duduk disini jangan kemana mana, kalau lo masih mau hidup dengan tenang!"

Aleysia memejamkan matanya, berusaha menjadi mediator Shanin.

Matanya terbuka, dan menatap Dion dengan tatapan tak percaya.

"Dion.. "

"Shaa.. Shanin?"

"Ya! ini aku! Shanin! Kamu pasti ingat aku kan! Jujurlah pada polisi dan keluargaku atau.. hidupmu tidak akan tenang Dion!"

"Kau gila! mana mungkin aku mengaku pada polisi Shanin!" ucapnya dengan suara pelan

"Berarti kau lebih memilih hidup tidak tenang!"

"Tidak! Kau jangan gila! Kau ini sudah MATI!"

"Ya! Aku sudah MATI! Karna kau yang membunuhku! Mengakulah pada semuanya, jangan terus mengumpat dan berbica bahwa aku mati bunuh diri!"

"Tidak! Tidak mungkin aku mengaku bahwa aku yang telah membunuhmu Shanin! Apa jadinya kalau aku bilang itu! aku bisa masuk penjara!"

"Kau harus bertanggung jawab! Atau aku akan membunuhmu!"

"Coba saja! Kau ini sudah mati! mana mungkin bisa melakukan itu!"

Shanin memanfaatkan badan Aya untuk melakukan hal hal diluar nalar manusia normal.

Tangannya ia gerakan menunjuk bola basket yang tergeletak di lapangan, dan mengarahkannya pada tembok dengan kencang, tanpa menyetuh bola itu sudah terpental ke tembok.

Sontak Dion yang melihat kejadian itu menjadi takut.

"Masih mau menyembunyikan ini? Kau ingin mengaku atau kau ku bunuh secara kejam!"

"Ba.. Baiklah aku akan mengaku pada keluargamu dan juga pada polisi, tolong jangan ganggu aku lagi!"

"Terimakasih Aleysia"

"Aahhkkk.." Shanin telah keluar dari tubuh Aleysia dan pergi entah kemana

"Jadi selama ini yang udah membunuh Shanin itu lo Dion! Dan lo bilang kalau dia bunuh diri? Lo gila!"

Dion menunduk bahwasannya rahasia terbesarnya sudah diketahui oleh Aleysia.

***

Polisi datang di jam pelajaran, dan masuk ke dalam kelas 12 IPS 3, kelas Dion.

"Permisi,"

"Iya pak ada apa ya?" tanya Miss Siska

"Apa ada siswa bernama Dion?"

"Saya Pak!" ucap Dion dari tempat duduknya

Polisi masuk dan segera membawa Dion pergi.

"Silahkan anda ikut kami"

"Ada apa ini pak!" tanya Miss Siska

"Saya mendapat laporan bahwa Dion telah melakukan tidak pemerkosaan, tindak kekerasan, dan tindak pembunuhan terhadap saudari Shanin Trayer"

Sontak semua orang yang mendengarnya kaget, sedangkan Dion hanya menundukkan kepalanya saat di bawa polisi untuk di minta keterangan ke kantor polisi.

"Dion?! Kamu benar benar keterlaluan! Baik pak kalau memang benar seperti itu kejadiannya saya mengizinkan bapak membawa siswa kami"

Tak lama setelah di beri izin, kemudian polisi datang membawa Dion kedalam mobil kepolisian.

***

"Terimakasih Aleysia berkat kamu, aku bisa tenang sekarang, tolong sampaikan sayangku pada keluargaku" Ucap Shanin dengan wajah cantiknya yang terukir senyuman indah

"Sama sama, pasti akan aku sampaikan"

Bersambung
Jangan lupa vote and comment

Aleysia Heaven [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang