Part 1: Alysa Mustika Arikinan

13.2K 287 20
                                    

Drap
Drap
Drap

Langkah kaki memburu sesuatu berbunyi bergantian dengan cepat.

"Alf dimana pasien itu?" kata seorang dokter dengan wajah tenangnya.
"Disana masih di ambulance" kata seorang di belakangnya.
"Dok pasien ini, dia mengalami pendarahan hebat di bagian kepala belakangnya dan ada beberapa pecahan kaca yang menusuk bagian dadanya" kata salah satu suster yang berlari sambil membantu dokter tersebut.
"Baik siapkan ruang operasi, Alf cek denyut nadi nya dan tolong panggil keluarganya secepat mungkin" balas dokter tersebut tenang.

Setelah beberapa jam akhirnya operasi tersebut selesai.

"Kau keluarga pasien?" kata dokter cantik tersebut.
"Iya dok, bagaimana keadaannya? Dia baik-baik sajakan dok?" kata seorang perempuan.
"Tenanglah bu, sekarang mari kita bahas ini di ruang saya" ajak dokter tersebut.

Ibu itu hanya mengangguk saja dan mengikuti dokter tersebut memasuki ruangannya.

"Begini bu suami anda mengalami pendarahan hebat dan beliau membutuhkan transfusi darah" kata dokter tersebut.
"Tapi saya tidak punya uang dok, untuk membayar semua rumah sakit dok" kata ibu tersebut sambil menangis.

Dokter itu tidak tega melihat ibu itu terus menangis dan dia juga tidak ingin seorang pasiennya tidak mendapat perawatan yang memadai.

"Ibu tenang saja saya akan melakukan rujukan kepada rumah sakit agar perawatan suami ibu di ringan kan biayanya" jelas dokter tersebut sambil menghibur ibu tersebut.
"Terimakasih sungguh saya sangat berterimakasih pada anda" kata ibu tersebut sambil menjabat tangan dokter tersebut.

Setelah ibu itu keluar masuk seorang laki-laki berambut cokelat dengan kacamata bertengger di batang hidungnya lengkap dengan jas putih khas seorang dokter.

"Jadi pahlawan dan penyelamat lagi heh?" kata orang tersebut.
"Kita ini dokter Rif, jadi tugas kita itu ya harus membantu pasien bukan?" jawab dokter tersebut sambil terus melihat data pasiennya.
"Hn…aku tau kau ingin terus membantu orang lain…tapi terkadang kau harus ingat keadaanmu juga kan aly" kata dokter Arif.
"Hm. Aku tau apa yang kau ingin katakan, jadi lebih baik kau pergi dan urus pasien mu saja" kata Aly sambil menatap Arif.
"Hm aku hanya ingin kau terus sehat, dan terus menyelamatkan orang lain dalam keadaan sehat,hanya itu" kata Arif sambil membuka pintu ruangan Aly.

~~~~

Aly pov.

Hai namaku Alysa Mustika Arkinan. Biasanya aku dipanggil Aly. Aku adalah seorang dokter bedah yang berpringkat doktor (sombong dikit lah). Umur ku baru menginjak 20 tahun. Aku hidup sendiri di sebuah rumah yang aku beli dengan uang kerjaku sendiri. Kemana keluargaku? Ayahku adalah seorang pilot dan ibuku hanya seorang ibu rumah tangga. Mereka tinggal di jakarta sedangkan aku di purwokerto. Mengapa di purwokerto? Karena aku menyukai kota ini, kota yang penuh kenangan bersama dia selain itu aku juga sebenarnya di tugaskan di kota satria itu.

Hari ini adalah hari yang melelahkan mengapa? Karena ada jadwal operasi dadakan. Biasanya aku dapat beristirahat 4 jam sekarang jam istirahat ku berkurang menjadi 2 jam saja.

"Hai Al, ternyata pasien kita sebelahan ya" sapa seorang gadis berkerudung dengan jas putih lengkap dengan stetoskop yang di kalung kan di lehernya.
"Oh hai juga ayda" balik sapa ku kepada Ayda.
"Sepertinya kau kurang istirahat ya, al?" kata seorang suster dengan rambut dikucir kuda di sebelah Ayda.
"Oh hai Iza, iya hari ini jadwal operasi ku padat, karena terjadi kecelakaan tadi pagi" balasku dengan cengiran khasku.
"Oh iya tadi pagi kan ada kecelakan, aku lupa, apa kau belum istirahat?" tanya Ayda.
"Belum cukup dengan hanya istirahat 2 jam saja tau" jawabku jengkel.
"Haha hahaha aku tau kau itu tukang tidur jadi jadwal tidurmu kurang bukan" ledek Iza.
"Ih gak tau diri kamu kan juga tukang tidur " balasku sambil meledeknya.
"Tapi emang kenyataannya begitu kan, dokter Alysa" kata seorang di sampingku.
"Kau ini membela aku atau membela mereka sih fi?" kataku sambil cemberut.
"Aku netral sajalah, aku tidak akan memihak manapun" jawab Alfi yang bertugas sebagai suster kananku.
"Ucuk ucuk, kasian sekali dokter ini tidak ada yang membela" ledek Ayda sambil menoel pipiku yang chubby.

Setelah pertengkaran kecil antara aku, ayda, dan Iza aku kembali memeriksa pasien-pasien ku dan setelah selesai aku menuju ruangan ku bersama Alfi di belakangku.

"Aly" panggil Alfi.
"Iya kenapa?"jawabku sambil tetap bermain handphone.
"Kau mau langsung ke ruangan mu?" tanya Alfi.
"Iya" jawabku singkat.
"Kalau gitu aku harus cek beberapa pasien kita yang lain" kata Alfi sambil melihat papan klipboardnya.
"Memang ada lagi yang harus di cek?"kataku sambil menoleh ke arah Alfi yang bertubuh semampai (semeter tak sampai 😁) itu.
"Ada beberapa tapi ini hanya kontrol saja, jadi kau bisa istirahat di ruangan mu" jawab Alfi sambil melihat papan klipboardnya lagi.
"Oh alhamdulilah kalo gitu aku bisa tidur sebentar" kataku dengan semangat.

Setelah berpisah dengan Alfi, aku langsung masuk ruanganku.

Aly pov end

Saat Aly baru ingin menutup matanya di ruangan nya tiba-tiba pintu terbuka dengan paksa yang kemudian menampilkan sahabatnya, Ayda.

"Ly, tau gak tadi aku ketemu ama cowok ganteng banget terus kayanya dia dokter deh soalnya dia jalan ke ruangan kepala rumah sakit" kata Ayda panjang lebar x tinggi : 2.
"Hm" jawab Aly singkat.
"Ly kamu dengerin aku kan?" kata Ayda setengah teriak itu.
"Astagfirullah Ay, bisa tuli aku kalo kamu teriak-teriak mulu ih" kata Aly dengan mata setengah terbuka.
"Oh baru bangun ternyata terus gak dengerin aku ngomong apa tadi?" tanya Ayda datar.
"Ya… kagak lah" jawab Aly dengan wajah tanpa dosanya.
"Ihs Aly mah, dengerin napa" kata Ayda sambil menggoyang tubuh Aly dengan keras hingga membuat Aly terjatuh dari kursinya.
"Hahaha hahaha ati-ati jatuh Ly" kata Ayda sambil memegang perutnya.
"Jahat banget kamu loh, temen lagi susah bukan bantuin malah diketawain ni juga kan gara-gara kamu" kata Aly sambil berusaha berdiri.
"Aly kamu abis tidur dibawah?" kata seseorang yang baru saja masuk ke ruangan nya.
"Gak tadi di dorong ama kuda nil" kata Aly sambil melirik Ayda.
"Hey kamu ngibaratin aku kuda nil?" teriak Ayda tidak terima.
"Eh kerasa ya" bales Aly dengan wajah polosnya.
"Hm au ah gelap, eh Rif kamu ada apa kesini?" tanya Ayda sambil duduk di sofa.
"Oh iya tadi wakil kepala rumah sakit bilang ke aku untuk manggil Aly, kamu, ama aku untuk ke ruangan bu Feni" kata Arif sambil nyomot ice cream di kulkas Aly.
"Hey ice creamku" teriak Aly dengan nada marah.
"Eh kecomot" bales Arif dengan nada polosnya.
"Hii lebih baik sekarang keluar dari ruangan ku" usir Aly.
"Wih tenang Ly, dari pada ngusir mending keluar bareng" kata Ayda menenagkan Aly.

Aly adalah maniak Ice cream makannya di ruangan nya disediakan lemari ice khusus untuk menyimpan ice cream-ice cream nya. Banyak sahabat-sahabatnya yang mampir ke ruangan nya hanya untuk mengambil ice cream gratis dari ruangannya makannya dia sering marah jika ada yang mengambil ice cream nya.
Setelah pertengkaran karena perebutan ice cream akhirnya Aly, Ayda, dan Arif pun pergi ke keruangan kepala rumah sakit.

~~~~









TBC

Segini dulu gaess lagi ulangan jadi. Doain ya biar nilai ku bagus, terus bisa lanjut deh

My Love Is Kapten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang