Part 14 : keinginan

2.4K 107 19
                                    

~~~~~
'Apa kelak kebersamaan kita ini hanya akan menjadi kenangan saja?'

>>> Alfira Senja Ramadhani <<<

~~~~~

Tyno pov.

Aku melihat sebuah keanehan dengan sikap dokter yang bernama Arif itu, "Alfan, kau tidak curiga?" tanya ku pada Alfan dengan tatapan yang masih melihat Aly.

"Sangat, ada yang tidak beres dengan dokter itu" ucap Alfan sambil melihat pintu keluar yang digunakan sebagai pintu masuk juga.

"Pergilah" titah ku pada Alfan yang langsung di jawab Alfan.

"Kau memang selalu tau apa yang aku inginkan" celetuk Alfan dan langsung pergi keluar dari tenda darurat.

"Kau yakin dengan dia?" tanya Ekgita sambil sibuk memeriksa kondisi Aly.

"Jangan remehkan dia. Walau dia petakilan, tapi bisa diandalkan" ujar ku sambil berdiri dan menatap Ekgita.

"Kau mau pergi?" Ekgita melihat diriku aneh.

Aku mengangguk, "aku titip Aly, jika dia sadar tolong hubungi aku."

Ekgita menatapku heran, "wow inikah Tyno yang baru?" ledek Ekgita, namun tidak di balas oleh diriku.

Tyno pov end.

~~~~~

"Dasar pecundang, hanya berani melawan disaat lawan sedang lengah" ledek Alfan yang membuat Arif naik pitam.

Alfi yang melihat hal itu hanya bisa berteriak, "Arif hentikan, jika kau tidak hentikan itu, jangan salahkan aku jika kapten tau apa yang kita sembunyikan selama ini" mendengar hal itu Arif malah semakin jadi untuk memukul Alfan. Sedangkan Alfan hanya bisa menghindar dan menangkis seluruh serangan Arif. Alfi masih berusaha menghentikan Arif, "Arif hentikan!".

Bugkk

"Akh..."rintih Alfi yang terkena pukulan Arif.

"Alfi! ...Kurang ajar kau!" Alfan seketika membabi buta memukuli Arif.

"Alfan hentikan!" teriak seseorang dari arah pintu masuk mesh.

Alfan yang tidak mengenali suara itu langsung berhenti dan berbalik melihat siapa yang sudah menghentikan dia. Arif mendelik terkejut siapa yang sudah menghentikan Alfan yang sedang membabi buta.

Alfan mendekati Alfi yang tersungkur di atas tanah "Alfi kau tidak apa-apa kan?" tanya Alfan yang terlihat panik karena melihat sudut bibir Alfi sedikit mengeluarkan darah. Alfi hanya bisa mengangguk.

"Alfan, bawa Alfi pergi. Aku yang akan mengurus dia" ujar orang tersebut.

"Urusan kita belum selesai. Lo David kan? Thanks" ucap Alfan sambil menggendong Alfi ala bridal style dan keluar dari mesh obat-obatan.

"Sepertinya bukan hanya letnan Alfan saja yang ingin memukuli dirimu" ujar David dengan pukulan melayang dan mendarat tepat di perut Arif. David menarik kerah baju milik Arif, "dengar mungkin aku mau bekerja sama denganmu, tapi itu jika menyangkut Aly. Aku bisa saja menghajarmu jika itu menyangkut orang lain" David melempar tubuh Arif ke atas tanah kembali sehingga jas dokter milik Arif menjadi kotor terkena tanah, "Sekarang mungkin aku melepaskan mu, itu untuk menghormati Arif sebagai sahabatku. Jadi lebih baik kau bertukar tempat dengannya sebelum yang lain juga tahu siapa kau" Ujar David sambil keluar mesh obat-obatan.

My Love Is Kapten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang