Part 31 : Safe

876 46 16
                                    

~~~~~

Miko terus menggenggam tangan Ekgita, sedangkan tangannya yang bebas terus mengecek suhu tubuh wanitanya itu dari dahi sampai ke kedua sisi lehernya. Miko terus diliputi kecemasan karena demam Ekgita tak kunjung turun, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 8 petang.

"Miko...kembalilah" bisik Ekgita pelan. Wajah wanita itu terlihat pucat pasi bahkan kantung matanya sedikit memerah dan membengkak.

Miko hanya diam dan menatap Ekgita dalam, "apa yang kau rasakan sekarang?" Miko menggenggam tangan Ekgita dengan kedua tangannya.

"Sakit...juga dingin" Ekgita membalas tatapan Miko dengan tatapan layu, "tapi tidak apa...aku sudah terbiasa dengan...rasa sakit...salah satunya saat kau...meninggalkanku" Ekgita terkekeh pelan.

"Maaf" gumam Miko tulus, "apa aku menyiksa dirimu?"

"Sangat" balas Ekgita pelan tapi terdengar begitu menusuk bagi Miko, "Aku tidak pernah...marah padamu, Koi...Aku hanya terlalu...egois dan kekanak-kanakan...semua ini sudah ku anggap sebagai karmaku...jika aku meninggal nanti...aku akan pergi dengan tenang...karena kau sudah berada di sisiku lagi"

Miko mengeratkan genggamannya, "jangan bicara seperti itu. Dari dulu kau memang selalu berada di hatiku" ucap Miko tegas.

Ekgita menatap langit-langit tenda darurat, "terkadang aku berfikir...mengapa aku bisa se egois ini?...mungkin, jika aku...tidak bertingkah seperti itu...kau akan selalu berada di sisiku kan?...atau aku harus sekarat dulu...seperti saat ini, baru bisa mendapatkan...perhatianmu?" Ekgita menatap wajah Miko yang tertegun.

Miko berdiri dan membungkukkan tubuhnya, lalu mengecup dahi Ekgita lama dan kembali duduk, "kau akan sehat lagi. Kita akan perbaiki semuanya. Kau harus percaya padaku"

Ekgita tersenyum lega dan membalas genggaman Miko mesti lemah, "terimakasih sudah mau memaafkanku, Miko"

"Demammu belum turun, Ekgi?" tanya Aly yang baru saja masuk tenda darurat bersama Alfi.

Aly mengeluarkan termometer dan mengapitnya di ketiak Ekgita. Selagi menunggu hasil termometer, Aly mengecek detak jantung dan tekanan darah milik Ekgita, "Apa kau cocok dengan obat penambah darah?" tanya Aly yang di angguki Ekgita pelan, "baiklah, Alfi minta makanan ke dapur pasien. Ekgi kau harus memaksakan tubuhmu untuk makan, setelah itu aku akan memberikan obat penambah darah dan penurun panas"

"Apa aku...masih bisa hidup?" tanya Ekgita pelan.

Aly hanya diam dan menatap Ekgita cukup lama, "kita akan tahu saat pukul 10 malam nanti"

Miko menunduk dalam mendengar ucapan Aly, sedangkan Ekgita menatap Miko sendu saat Aly dan Alfi keluar dari tenda darurat.

Miko menatap Ekgita sendu, "kau akan tetap bersamaku. Kita akan tetap bersama" Miko mencium punggung tangan Ekgita sambil memejamkan matanya.

Ekgita tersenyum dan air matanya mengalir di kedua pipinya, "iya, aku akan terus bersamamu"

Miko menyembunyikan wajahnya dibalik genggamannya, Ekgita tau bahwa pria itu tengah menangis karena bahu tegas milik Miko bergetar pelan.

~~~~~

Tyno sedang memperhatikan bawahannya yang bekerja menyingkirkan runtuhan dan sampah dari jalan, serta mencari sisa korban yang telah di data. Alfan menghampiri Tyno.

My Love Is Kapten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang