Part 5 : Terusik

3.6K 138 1
                                    

"Ditolak atau tidak, dia tetap tersenyum"

>Tio Ramadhan Firmansyah<
~~~~~

2 Agustus 2018

David terus memperhatikan Alfi sedari tadi, lelaki itu tersenyum-tersenyum sendiri setiap menit.

>>>stop<<<
Author : David lo buat gua merinding, lo lagi gak kesurupan kan?
David : ya kagak lah tapi serius Alfi itu kecil-kecil manis 😍
Author : hi jadi serem sendiri gua 😧
>>>action<<<

Bugh

"Aww!" iris cokelat David melihat tajam ke Ayda yang sedang bersidekap sambil menatapnya malas.

"Ini bukan waktunya buat pdktan tau! Liat masih banyak pasien di sini, apalagi anak-anak, harusnya kau membantu Arif bukannya memperhatikan orang lain!" semprot Ayda.

"Dasar judes, cerewetmu itu melebihi Aly ternyata" gumam David yang berjalan ke sisi ranjang seorang pasien yang sedang dalam masa perawatan.

Ayda menatap keluar tenda dimana ditemukan korban lagi, "kemari,biar aku bantu!" Ayda membantu tim penyelamat membopong seorang wanita yang kaki serta kepalanya berdarah.

"Maaf, apa aku mengenal mu?" tanya seorang perawat lelaki bersurai cokelat pada Ayda yang tengah memasangkan infus.

Ayda melirik sekilas berkutat kembali pada jarum infusnya, "tidak, aku tidak mengenalmu"

"Kalau begitu, bisa kita berkenalan?"

Ayda menatap lelaki itu lama, "Maaf aku sibuk, permisi!" Ayda berjalan ketempat obat-obatan untuk mengambil obat yang di perlukan.

"Sepertinya dia lebih suka berkenalan dengan pasien dari pada dirimu, Naufal" celetuk seseorang yang berpakaian sama dengannya dan berkerudung.

"Dia hanya malu, Cici" Naufal berjalan menjauhi Cici yang hanya terkekeh pelan melihat kawannya itu kesal.

Ditempat lain, para unit tentara sedang mencoba mengangkat puing-puing rumah warga untuk melihat ada korban atau tidak. Tyno menarik tambang dibantu oleh yang lain untuk mengangkat beton itu.

"Saya mohon...tolong temukan anak saya...saya mohon sekali" kata seorang ibu sambil berjongkok memohon.

"Maaf bu, tapi kami harus memprioritaskan hal umum" kata Frizal sambil membungkuk menenangkan dan menyuruh ibu tersebut untuk kembali berdiri.

Tyno yang tidak sengaja melihat kejadian tersebut langsung berjalan setengah berlari ke arah Frizal dan seorang ibu.

"Ada apa ini?" ucap Tynotegas.

"Ibu ini ingin anaknya ditemukan, tapi..."

"Bukannya kita memprioritaskan keselamatan warga sipil?...serah ibu ini padaku, kau kembali bekerja" titah Tyno pada Frizal.

"Siap kapten"

"Ibu punya barang terakhir yang dipegang atau di gunakan anak ibu?" tanya Tyno sambil berjongkok satu kaki.

"Ini...ini boneka terakhir sebelum anak saya hilang" ibu itu menyerahkan boneka kelinci kecil berwarna pink ke Tyno.

"Boleh saya pinjam dulu, saya memang tidak bisa berjanji, tapi insyaallah saya akan berusaha mencari anak ibu" kata Tyno melembut.

Ibu itu hanya bisa mengucapkan terimakasih dan Tyno memerintahkan ibu itu untuk menjauh dari tempat tersebut.

"T...to...tolong" gumam seorang warga.

My Love Is Kapten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang