Dewan Ambalan² @CHY

66 13 4
                                    





Hayoung menuntun Unna menuju gedung terdepan sekolah, adik tingkatnya diam sepanjang perjalanan. Takutnya kalau buka suara, hukuman akan bertambah.



"Dek.. kakak tanya, 2³ berapa dek?" Hayoung bertanya.


Langsung saja Unna menjawab, "8 kak."


Hayoung tersenyum, "Pintar. Nah sekarang.. kamu buang isi dari tong sampah pertama ini SAMPAI yang ke delapan sana."



Hayoung dengan entengnya menunjuk jajaran tempat sampah di sepanjang gedung ini. Unna jawdrop, tidak masalah dengan jumlahnya hanya saja, anu..



"Kak, tempat sampahnya gede itu.. mana kuat saya yang kecil begini." Unna merentangkan tangan di depan Hayoung, menunjukkan betapa kecil dirinya.



"Ngapain gitu? Mau peluk kakak? Sini sini..."


Unna dengan cepat menghindari Hayoung, "Kakak ngelindur?"

Hayoung kembali tersenyum lalu menunjuk jajaran tempat sampah, "Kerjain! Atau kamu mau nyabutin rumput di taman?"



Unna pasrah, "Iya kak.. saya kerjain kok, ga usah repot-repot nyuruh nyabutin rumput."



Dengan usaha keras Unna memerlukan waktu sejam untuk menyelesaikan hukuman itu. Hayoung bertepuk tangan seraya mendekati Unna yang terduduk di lantai.



"Bagus dek.. kamu udah mengurangi beban Pak Juyeon buang sampah." ucap Hayoung.



Sebuah tangan terulur di hadapan muka Unna, tangan besar milik Hayoung. Unna memandangnya heran.


"Kakak traktir yuk! Lagian kegiatan udah selesai." kata Hayoung enteng.



Unna bangkit berdiri tergesa, "Loh?! Udah pulang dong?? Aaah... si Jisung pasti ninggalin nih!"



"Jisung mana?" tanya Hayoung.

"Jisung Park lah.. aku pulang bareng siapa kalo gini.."



Hayoung menekan pundak Unna kebawah membuatnya bersimpuh di tanah lagi, "Kakak apa paan sih??"


Hayoung mengulurkan tangannya kembali, "Kakak tolongin, kakak traktir, trus kakak anter pulang juga. Ayo!"


Unna mengerucutkan bibirnya sebal, namun tetap menerima uluran tangan besar itu. Hayoung keterlaluan, masih sempatnya dia mengambil kesempatan memeluk Unna.



"Ih kakak modus!" Unna kesal.


Hayoung hanya tersenyum tanpa dosa dan melangkah ke kantin bersama Unna, sebelum itu mereka mengambil tas di kelas masing-masing.



.

Mereka berada di perjalanan pulang, naik sepeda gunung milik Hayoung. Unna naik di belakang dengan posisi berdiri memegang pundak ketua dewan ambalan.



"Dek.. dari dulu kakak pengen deket sama kamu. Tapi kamu nya selalu menghindar." Hayoung curhat.



Unna mengingat ingat, memangnya kapan? Bagaimana? Dan kenapa? Dia tidak pernah bertemu Hayoung sepertinya.



"Dek.. waktu kamu MPLS, ketua osis nya kan Kak Haechan. Kakak pertama kali liat kamu pas istirahat makan siang."



Unna sudah mengingat, waktu itu dia berada di UKS dan makan disana. Karena keadaannya sedang sakit. Unna memaksa masuk karena tidak ingin absen meski satu hari pun, atau dia harus mengulang MPLS tahun depan.



"Kakak tebak kamu bawa kimbab, iya kan?" Hayoung sedikit tertawa.



Gila nih orang? Tetiba ketawa?



Hayoung menghentikan sepeda dan tangannya beralih dari setir ke pundaknya, menggenggam tangan Unna.


"Kakak laper sebenarnya, tapi.. kakak nemu kamu yang ternyata lebih nikmat dari kimbab nya."



Deg

Ih.. disamain sama kimbab.



Hayoung menarik pelan tangan Unna, sampai kepalanya hampir sejajar dengan pipi Hayoung. Jantungnya meledak di dalam sana, masih untung tidak jatuh ke anus.


"Ta'aruf yuk dek, kakak pastiin kamu bakal jatuh cinta sama kakak." Hayoung berbisik.


"Enak banget ngomongnya kak, ijin dulu sama orangtua." Unna mengelak walau sebenarnya sudah panas.


"Jadi kalau diijinin, mau dong dek?" Hayoung memainkan alisnya.


"Eh? Salah ngomong ya aku?" Unna malu sendiri.













"AYAH IJININ KOK, TENANG AE!!"


Ayah Unna sedari tadi memperhatikan dari balik jeruji gerbang rumah Unna, sedari tadi Unna tidak sadar sudah berada di rumahnya juga posisinya dan Hayoung.



"MAKASIH AYAH!!" Hayoung balas teriak.



Sebelum Unna turun.. "Eh dek, bentar deh!"

Unna menoleh hendak bertanya namun setelah merasakan sesuatu di pipinya dia kembali jawdrop.



"KAK HAYOUNG IIIIIHHHHHH, SEENAKNYA CIUM PIPI ORANG!" teriakan frustasi Unna menggelegar.



Hayoung segera mengayuh sepedanya cepat pergi dari sana sembari tertawa gembira.


Kakak bakal jagain adek, semuanya sudah menjadi tanggungjawab kakak. Kakak bakal lamar kamu, mulai sekarang kakak bakal kerja keras cari uang buat adek.


I love you, Jeon Unna.

.
.
.

Fin.

Baper?

Nggak kali ya?

TRCNG FF (Open Request)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang