Jo Wooyeop as Wooyeop
You as Shin Rei.
.
.Aku selalu berangkat sangat pagi ketika berangkat sekolah, aku melakukannya karena suka dengan suasana pagi yang tenang, sepi, sejuk dan berembun.
Hari ini hari senin, hari yang rata-rata dibenci para murid karena jauh dari akhir pekan. Tapi bagiku tidak, setiap hari akan kubuat sebaik mungkin, termasuk hari ini.
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Tunggu, siapa itu? Aku tak pernah melihat orang itu sebelumnya, orang baru?
Ku lanjutkan langkahku dan saat melewatinya aku tersenyum padanya sambil menyapa, "Selamat pagi.."
Dia tetap memandang kedepan, tersenyum lebar hingga matanya menyipit membalas sapaanku, "Selamat pagi juga.."
Dia gadis yang manis, wajahnya bersih tanpa ada polesan meskipun itu hanya bedak tipis. Sangat natural, begitulah penampilannya. Aku meneruskan langkah...
.
.
.Hari selasa, dengan menggunakan headset putihku alunan piano terdengar begitu menenangkan di tengah kesunyian pagi ini.
Lagi, aku melihatnya. Kali ini kaos kakinya tidak sepasang, maksudku...
Kaos kaki panjang putih di kaki kanan dan kaos kaki pendek hitam di kaki kirinya.
Aku melewatinya lagi dan tersenyum semanis mungkin, seperti sebelumnya. "Selamat pagi.."
"Ah, selamat pagi.."
Aku mencoba berpikir positif bahwa gadis itu sedang dalam tahap Latihan Dasar Kepemimpinan untuk suatu organisasi didekat sini dan diharuskan memakai pakaian yang aneh seperti kaos kaki yang tidak sepasang.
.
."Yaa.. kau tampak sangat ceria hari ini, Wooyeop. Haha.." ujar sahabatku, Hakmin.
Aku tersenyum seperti biasa dan menjawab, "Mollayo.. aku juga bingung."
"Kau bingung? Apakah soal matematika yang kau sukai itu tidak membuatmu lebih bingung?" Hakmin bertanya kemudian tertawa.
Selalu saja, Hakmin akan tertawa walaupun tidak ada hal yang lucu. Aku memaklumi hal itu karena dia baru keluar dari rumah sakit setelah koma beberapa bulan, untung saja dia tidak melupakanku.
"Wooyeop ah.. menurutmu perempuan itu suka tidak kalau ada musuhnya yang memberikan hadiah?" Tanya Hakmin.
"Heol.. tentu tidak. Perempuan itu sensitif, kemungkinan besar si musuh akan diminta membuka hadiah itu sendiri." jawabku menepuk pundaknya.
"Ada apa? Apakah untuk si dia? Musuh di sekolahmu sebelumnya?" godaku memancing Hakmin jujur.
"Ish! Aniyooo!" Hakmin mengibaskan tangannya, padahal pipinya merona. Bahkan aku bisa melihat dia sedikit mengangkat bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRCNG FF (Open Request)
FanfictionOpen request. Sad ending atau happy, school life ataupun dunia kerja. Tanda dari yang request an: ($) Kalo gada berarti itu murni ide author nya. Isinya Oneshoot, dan bakal ada Interview para member, Reaction juga boleh. TRCNG adalah boyband bentuka...