($)Player @KKM

56 7 2
                                    

Kim Kangmin
Shin Ryujin
Shin Jimin

.
.

Setiap perempuan pasti mengalami masa menstruasi bukan? Normalnya begitu, Shin Ryujin juga mengalaminya. Ditambah dengan syndrome yang biasanya selalu ia rasakan ketika mengalami itu, karena sudah turunan keluarganya.

Pukul 7 malam, dia masih betah tinggal didalam perpustakaan kota untuk menyelesaikan tugasnya yang tidak tuntas-tuntas, bagaimana bisa tuntas jika perutnya terasa seperti dicakar seekor monster dari dalam?

"Uuuggh.. syndrome sialan!!" gerutuan yang sangat jarang keluar dari bibir Ryujin pun akhirnya terlontar juga.

Sementara disini lain...

"Jimin noona, aku ingin memberikan ini pada Ryujin." Kim Kangmin datang ke rumah keluarga Shin.

Kangmin tahu Ryujin sedang dalam masa Pra-Menstruation, ia membawakan beberapa lollipop dan makanan yang disukai para cewek ketika mengalaminya. Tak lupa, pain killer.

"Ryujin masih di perpustakaan, kau susul saja dia.. bawa pulang ke rumah." Jimin tersenyum manis.

Kakak perempuan Ryujin yang tingginya kurang itu terlihat jauh lebih muda dari umurnya yang sesungguhnya.

"Bawa pulang ke rumahku, boleh?" Kangmin bercanda.

"Ahaha, tidak...." Jimin terkekeh sambil mencubit pipi Kangmin.

"Baiklah, noona.. Aku permisi." Kangmin pamit dengan menunduk hormat.

Kangmin mengayuh sepedanya cepat. Dasar Shin Ryujin! Bisa-bisanya dia membuat kaki Kangmin bersemangat tanpa perintah yang jelas seperti ini?

.
.

"Tugasku.. astaga, sakit sekali.." ringis Ryujin yang menumpukan dahinya ke pinggir meja.

Keringat dingin mengalir ke pelipisnya, begitupun telapak tangannya yang lembab dan mendingin. Ryujin tak suka ini, rasa sakit ini membuatnya menjadi lamban dan lemah.

"Shin Ryujin?" Seseorang menepuk pundaknya pelan.

"Kangmin.. ????" Ryujin membulatkan matanya.

Kangmin duduk disebelah Ryujin, segera mencari pain killer berbentuk pil putih di antara barangnya yang lain. Mengulurkan benda pahit itu pada gadis yang kesakitan.

"Minum ini, kau akan merasa lebih baik." Kangmin tersenyum.

"Kau ini selalu saja.." ucap Ryujin lemah sambil menerimanya.

Kangmin melirik buku tugas Ryujin yang masih tuntas setengah dari keseluruhan tugasnya. Kasihan gadis itu..

"Biar ku bantu, kau makanlah.." Kangmin menarik buku Ryujin sekaligus mendorong beberapa makanan.

"Jangan gini, itu tugasku." Ryujin menatap tangan Kangmin yang mulai bekerja.

"Ssht! Orang sakit tidak boleh protes, turuti saja apa kataku." Kangmin mendorong kening Ryujin pelan.

Ryujin mengerucutkan bibirnya protes dalam hati tapi menurut dengan memakan camilan yang Kangmin bawa. Mood nya membaik seiring rasa sakit itu memudar, ditambah dengan manisnya makanan Ryujin semakin bahagia. Apalagi Kangmin dengan senang hati mengerjakan tugasnya.

"Setelah ini kuantar pulang, kenapa kau tidak bilang kalau mau kemari? Dan kenapa tidak memberitahu kalau kau sedang kena penyakit bulanan itu? Aku khawatir tau?!" Kangmin mulai mengomel.

Ryujin merasakan debaran aneh yang seharusnya tidak boleh muncul, tapi perlakuan Kangmin padanya tidak bisa dipungkiri mampu membuat suatu rasa yang ingin Ryujin hilangkan selalu kembali.

"Dasar player! Urusi saja pacar-pacar mu." Ryujin berucap ketus.

"Aku urus sahabatku dulu baru pacar." jawab Kangmin santai.

Ryujin diam. Itulah bagian yang tak Ryujin suka, karena ia tak paham. Kangmin itu playboy tapi...

Entahlah.

.
.

"I'm like TT.. Just like TT.."

Kangmin bernyanyi lagu itu sepanjang jalan mengantar Ryujin pulang. Sementara gadis itu duduk memegang sisi jaket Kangmin berboncengan di belakangnya. Manis.

"Ryujin, di kelasmu ada anak baru ya? Dia cantik kan?" Kangmin bertanya.

"Ya.. memangnya kenapa?" Ryujin menjawab malas.

"Siapa namanya?" tanya Kangmin.

"Mau apa? Kau jadikan pacar kesekian mu!?" sarkas Ryujin tak suka.

"Eh, ngegas? Cemburu ya? Hehe.." Kangmin tertawa menggoda.

"Mimpi!" tukas Ryujin.

Ya, sebenarnya ini pertama kalinya Ryujin tak langsung menjawab pertanyaan biasa Kangmin sebagai langkah awal pedekate. Wajar jika Kangmin bertanya seperti itu, dan itu benar.



"Buat apa sih pacar banyak-banyak? Dasar player!" Ryujin menatap tajam Kangmin.

"Imutnya mana?" Kangmin tersenyum mengejek, meminta bayaran untuk jawaban.

"Pulang sana!!" Ryujin membalik tubuhnya setelah mengusir Kangmin.

"Eits! Jangan ngambek, aku gemes tau..." Kangmin menahan tangan Ryujin.

"Jijik!" Ryujin menepis kasar.

"Galak, aku suka.." Kangmin tersenyum menggoda.

Ryujin menahan senyumnya ketika merasakan pipinya terbakar. Kangmin selalu begitu, ngalus kemana-mana.

Brakk

Ryujin menutup pintu rumahnya keras, dia malu mendengar kata-kata Kangmin.

"Dasar Ryujin.." Kangmin tersenyum samar.

Kangmin sebenarnya sudah menempatkan hatinya pada gadis galak itu. Sejak lama..

Sambil mengayuh sepedanya pulang, Kangmin kembali bernyanyi.

"Trying to let you know.. signeul bonae signal bonae.."

Kangmin tak tahu harus sinyal mana lagi yang menunjukkan bahwa Ryujin juga menyukainya.

.
.
End.

Maaf kalo gak sesuai harapan.
Ada ya, kapal pasangan ini?

TRCNG FF (Open Request)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang