Bagian 17

19 1 2
                                    

Sesampai di depan mansion milik keluarga Thania dan di sambut oleh beberapa pelayan di mansion mewah keluarga Thania. Semua pelayan yang menjaga gerbang utama mansion  memberi hormat saat mobil mewah milik Bagas berjalan ke halaman depan mansion milik Thania.
"Jangan lupa ucapan gue!" Ucap Bagas langsung turun dan membukakan pintu penumpang yang di dalamnya Thania sedang duduk.  Thania pun langsung turun.

"Makasih." ucap Thania dengan cuek. Thania pun langsung berjalan meninggal kan mobil mewah milik Bagas yang masih terparkir apik di halaman depan mansionnya. Para pelayan memberi hormat kepada Thania yang akan masuk lewat pintu utama tersebut.

"Buenas tardes señorita." sapa Mr. Black ke Thania.
"Tarde Mr. Black." balas Thania dengan lembut. Thania pun masuk dan berjalan ke arah lift yang tersedia di mansionnya untuk pergi ke kamarnya. Bagas sudah pulang saat Thania sudah memasuki pintu utama masion milik Thania.

Di dalam kamarnya Thania langsung berganti pakaian dan berbaring di kasur miliknya yang berukuran kingsize. Disaat Thania berbaring dengan santai tiba-tiba muncul notifikasi di Iphone miliknya.

Anant Soak's chat

Anant soak:kenapa tadi gak ke kelas gua?
Me: lupa
Anant soak: lo itu ya kalo gak gue samperin gak bakal mau lo ke kelas gue.
Me: ya udah habis ini di cafe biasanya.

Setelah mengetikan pesan tersebut Thania langsung bersiap siap untuk pergi ke cafe seperti biasanya yang di gunakan tempatnya berkumpul dengan para sahabatnya. Thania menggunakan outfit yang simpel menurutnya.

Dia pun turun dengan menggunakan tangga karena terlalu lama menunggunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia pun turun dengan menggunakan tangga karena terlalu lama menunggunya. Sebelum itu dia tidak lupa menyambar kunci mobil miliknya.

"Maaf nona anda mau pergi kemana? " tanya Mr. Bob kepada majikan mudanya itu. Thania yang kaget akibat sapaan Mr. Bob itu langsung menetral kan degup jantung nya yang baru saja di ajak bekerja keras oleh Thania.
"Oh. Mr. Bob kau mengagetkan ku saja, aku hanya akan keluar ditempat biasanya jadi kau tak usah kawatir pada ku." kata Thania pada pelayannya itu.
"Maaf nona jika saya mengaggetkan anda tadi." kata Mr. Bob merasa bersalah pada majikannya itu.
"no problem Mr. Bob oh ya sudah aku mau berangkat dahulu. " kata Thania sambil berlari kecil.
"apa perlu saya suruh anak buah saya mengantarkan anda nona?" teriak Mr. Bob pada Thania yang masih belum jauh di hadapannya.
"Tidak perlu aku akan membawa mobil ku sendiri!" teriak Thania.  Setelah mendengarkan jawaban dari majikan mudanya Mr. Bob hanya menggeleng-gelengkan kepalanya karena melihat kelakuan lucu anak majikannya.

Thania langsung mengendarai mobilnya dan pergi ke cafe langganannya yang lokasinya cukup jauh dari mansion miliknya. Saat perjalan tiba-tiba ada notifikasi yang mucul di layar Iphonenya.

Bagas Arsenic's chat.

Bagas: mau kamana lo?
Me: kepo!
Bagas: kalau lo gak mau ngasih tau gue ikutin lo
Me: gue ada acara sama Anant
Bagas: hati-hati.

Thania yang melihat balasan chat Bagas hanya tersenyum hambar melihat layar Iphonenya.

Beberapa saat kemudian mobil Thania sudah berada di parkiran cafe yang bertulisan 'Starbucks'. Disana Anant sudah menunggu Thania dengan ditemani coffe kesukaannya dan makanan ringan yang sudah di pesan.  Thania pun langsung turun dan memasuki pintu cafe lalu memanggil waiters untuk memesan makanan dan minuman.  Setelah selesai memesan waiters tersebut langsung pergi meninggal kan Thania dan Anant.

"Ada apa? " Thania yang membenarkan duduknya agar nyaman.
"gue mau tanya!" kata Anant.
"tumben lo mau tanya aja kayak mau introgasi gua?" kata Thania sambil terkekeh.
"Bodo!" kata Anat sadis ke arah Thania.
"cepetan mau tanya apa lo?" kata Thania sambil mengecek layar Iphone miliknya.
"lo itu ya makin hari makin songong mentang mentang jadi anak Ipa ninggalin sahabat yang anak ips sembarangan." kata Anant yang mendramalis keadaan dan menirukan gaya bicara salah satu iklan di televisi.
"Bodo di pelihara." kata Thania sambil tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Anant yang mendengar ketawa sahabatnya itu ikut tertawa.
"kenapa lo ikut tertawa?" kata Thania ke arah anant yang ikut tertawa.
"lo lucu." kata Thania di sela-sela tawanya.
"lo kayaknya kurang minum obat nant!" kata Thania sambil menepuk pundak Anant.
"udah-udah kembali ke topik" kata Anant yang sudah reda tawanya.
"Hm." gumam Thania yang sedang meminum pesanannya yang baru datang.
"Gimana hubungan lo sama Bagas?" kata Anant yang fokus ke arah Thania yang fokus minum. Sedangkan Thania yang mendengarkan kata sakral tersebut langsung tersedak minumannya.

Huk.. hukk.. hukk..

"Ya malah keselek nih bocah!" kata Anant sambil menepuk punggung Thania.
"Lo tanya apaan sih? Bahasa lo ketinggian gue gak bisa nyampek!" kata Thania.
"lo itu selalu gitu. Gak pernah cerita kalo ada apa-apa sebenernya lo anggap gue apa kita udah sahabatan dari SD lo mau main tikus-tikusan sama gue?" kata Anant greget pada sahabatnya itu.
"emang lo pernah main tikus-tikusan?" kata Thania dengan polosnya.
"inalillah bego itu cuma perumpamaan." kata Thania dengan kesalnya.
"gue pacaran ma dia. Tapi dia maksa, trus gue harus gimana?" kata Thania dengan nada merengeknya.
"what? Lo bener pacaran ma dia? Kan lo udah janji mau mundur kok lo maju lagi sih?" kata Anant pada Thania.
"gue udah ngehindar dari dia tapi dia maksa!" kata Thania yang masih terus merengek.
"Lo sih mundurnya setengah-setengah jadi hasilnya setengahcsetengah.  Kan gue udah pernah bilang lebih baik lo langsung mundur jangan pernah balik badan lagi buat liat masa lalu lo kenapa gue bilang kayak gini karena gue masih yakin karena lo gak bisa buat mundur dengan yakinnya dan lo masih sering hadap belakang liat masa lalu lo. Ya sudah jalanin aja hubungan lo sama dia gimana lagi bubur udah jadi nasi." kata Anant yang langsung meminum minumannya.
"eh goblok adanya tuh nasi jadi bubur bukan bubur jadi nasi.  Gimana coba biar bubur bisa jadi nasi?" kata Thania ke sahabatnya itu.
"ya tinggal cetak aja!" kata Anant dengan santainya.
"mana ada ogeb cetaan nasi innalillah ya Tuhan kenapa kau berikan sahabat yang sangat terlalu pintar ini!" mohon Thania.
" ya ampun makasih lo udah di bilang pinter. Ya udah makan dulu gih." kata Anant sambil terkekeh ke arah Thania.
Mereka pun menyantap makanan mereka tanpa ada percakapan apa pun.  Tiba-tiba layar Iphone milik Anant tertera nama 'Aldine' sedang menelepon Anant. Setelah itu Anat langsung mengangkat telepone dari Aldin.

'apa? '

'____'

' iya ini gue sama Thania. Ada apa?'

'____'

'hm'

Akhirnya panggilan pun berakhir. Anant langsung menatap mata Thania yang sedang menatapnya.

"apa?" kata Thania langsung melanjutkan makannya yang sempat tertunda.
"bodyguard lo telepon gue katanya lo gak boleh pulang malem-malem." kata Anant sambil memutarkan bola matanya.
" maksud lo Mr. Bob sama Mr. Balck?" kata Thania.
"Bukan!" kata Anant dengan dengusan kesalnya.
"terus siapa?" kata Thania penasaran.
"ya Aldine lah dia khawatir sama lo katanya hp lo gak bisa di hubungin cek gih hp lo!" suruh Anant pada Thania.  Thania pun langsung mengecek hpnya.

100 missed call
150 message

Itulah yang tertera di layar milik Thania. Dia pun langsung menaruh kembali di atas meja.

"Lo silent hp lo?" kata Thania.
"Hm." jawab Thania yang malas menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
"tumben." kata Anant sambil menggelengkan kepalanya.
"ayo pulang dari pada gue di jemput 3 makhluk sakral!" ajak Thania ke Anant.
"trus yang bayar siapa nih?" sindir Anant sambil melirik ke arah Thania.
"gue. Gitu aja pakek sindar sinder koyok wong opoae!" kata Thania dengan logat jawanya.  Sedangkan Anant yang mendengar ucapan Thania hanya terkekeh.

Setelah membayar mereka langsung pergi ke parkiran untuk mengendarai kendaraan mereka masing-masing.

Akhirnya mereka berdua pun keluar di kawasan cafe tersebut.

Gimana ceritanya seru gak?
Jangan lupa follow dan vote ya!

Maybe I Can Get Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang