Keesokan harinya keluarga Thania mengurus pindahnya Thania ke Barcelona. Jam sudah menunjukan pukul 6 pagi mereka landing menggunakan pesawat pribadi yang dimiliki kelurganya.
Di tempat lain Bagas mengendarai mobil menuju tempat Thania dirawat dia membawa peliharaan kesukaan Thania yang sudah hidup bersama dari kecil. Saat di mobil Bagas tidak sabar untuk menemui orang yang dia sayang itu. Tak terasa Bagas sudah sampai di parkiran rumah sakit milik keluarga Aldine. Bagas berjalan menuju ruang inap Thania. Di saat Bagas membuka pintu dia tidak melihat keberadaan Thania maupun keluarga Thania. Bagas berteriak memanggil suster yang sedang berjalan membawa peralatan medis.
"Suster dimana pasien yang menempati ruangan ini? " tanya Bagas panik.
"Maaf tuan anda siapanya nona Thania? Tanya suster tersebut. Bagas yang di tanyai begitu pun bingung harus menjawab apa, dia tak tau status apa yang disandangnya dengan Thania.
"Ehmm.. Saya sahabat nya sus. Apa kah anda tidak mengenal saya? Saya Bagas Aditya Pratama pemilik setengah saham dari Rumah sakit ini." kata Bagas dengan kesal.
"Maaf tuan saya pegawai baru disini. Sedangkan nona Thania sudah check out dari jam 6 pagi tadi. Maaf saya permisi dulu." kata suster itu dengan gugup.Bagas hanya menatap kosong kepergian suster itu. Dia belum percaya bahwa Thania secepat itu pergi meninggalkannya. Keluarga Thania pun tak memberikan informasi apa pun padanya.
Dengan kesal Bagas memukul dinding rumah sakit itu tak peduli walaupun tangannya sakit matanya meneteskan cairan bening. Tiba tiba ada Oca menepuk pundak Bagas dari belakang
"Gas lo kenapa? " tanya Oca sambil menduduk kan dirinya disamping Bagas. Bagas dengan reflek menangis di pelukan Oca, sedangkan oca tersenyum di balik punggung Bagas.
"Lo kenapa? " tanya Oca lagi.
"sorry. " sambil melepaskan pelukannya. Oca pun yang merasa pertanyaannya tak di jawab kembali menanyai nya untuk ketiga kalinya.
"Lo kenapa? "
"Gue gapapa gue disini inget seseorang aja. Lo ngapain disini? " tanya Bagas balik.
"Oh gue lagi nemeni kakak gue jenguk temennya habis lahiran. " jawab Oca yang hanya dianggui oleh Bagas.
"Lo sendirian?" tanya Oca lagi.
"Gue sama Bana." jawab Bagas singkat Oca yang tidak mengerti yang di maksud Bagas pun celingukan mencari yang di maksud.
"Anjing gue. Oh ya gue pulang dulu Ca Bana belum sarapan. " pamit Bagas pada Oca.
"eh iya gas. Gue juga mau ke kakak gue lagi." kata Oca gugup.Bagaspun pergi sambil menggendong Bana. Dia menelfon para sahabatnya untuk datang ke rumah nya, karena kedua orang tua bagas dan ketiga saudara bagas sedang ke luar negeri.
Sebelum kembali ke mansionnya Bagas membeli es krim rasa coklat vanilla kesukaan Bana dan dua es krim rasa vanilla kesukaan Thania. Disaat Bagas ingin memakan es krim itu dia sangat ingat dimana Thania dulu selalu merengek untuk minta di belikan es krim kesukaannya itu tetapi sekarang telah sirna yang ada sekarang hanya ada bayangan Thania saja. Bagas tak jadi memakan es krim itu dan mengasihkan kepada gadis kecil yang mirip dengan Thania saat masih kecil.
"hey adek manis siapa nama kamu?" sapa Bagas pada gadis kecil itu.
"Nama ku Tata kak." kata gadis kecil itu.
"nama yang indah. Mana orang tua kamu?" tanya bagas sambil mencari cari orang tua gadis kecil itu.
"Mama cella lagi di dalam kak aku kedepan soalnya aku liat anjing yang lucu tapi sekarang udah gaada. " kata gadis polos itu.
"kamu suka es krim rasa vanilla gak?" tawar Bagas pada anak kecil itu.
"Suka banget kak. " kata gadis kecil itu dengan riangnya.
"ini kakak tadi beli banyak tapi tinggal dua kamu mau?" tanya bagas sambil menyerah kan kedua es krim yang berada di kantong plastik.
"makasih kak." kata gadis itu sambil mengambil kantong plastik itu dari tangan Bagas.
"yaudah kakak pulang dulu ya. " kata Bagas sambul melambaikan tangan ke arah gadis itu.Saat di dalam mobil Bagas menatapi gadis kecil itu kembali dia teringat dengan kelakuan menyebalkan Thania dan kenakalan Thania.
'seenggaknya kangen gue sedikit terobati walaupun gue gak liat lo Than.'batin bagas.
Setelah dia sadar dari lamunannya Bagas segera mengemudikan kembali mobilnya menuju mansion milik keluarganya. Sesampainya disana Bagas melihat mobil dan motor milik sahabatnya sudah terparkir di perkarangan milik rumahnya.
Bagas langsung menuju ke kamarnya disaat Bagas membuka kamarnya dia dibuat terkejut oleh kelakuan para sahabat dan saudaranya. Bagaimana tidak kamar yang semula sudah tertata rapi sekarang menjadi ruangan yang sangat berantakan.
Para sahabatnya yang mengerti perubahan raut wajah Bagas berceloteh.
"eh big bos dah deteng gimana Kabarnya bu bos?" tanya Rey pada Bagas.
"dia udah check out dari jam 6." kata Bagas lesu.
"eh busyet emang tu anak orang dah sembuh bener gas?" kata Roy.
"belum kemarin aja masih kritis keaadaannya masa sekarang udah sembuh kan gak mungkin. " kata Bagas sambil mengusap wajah dengan gusar. Sedangkan Lucas dan Aldine pun masih fokus pada Ps milik bagas walaupun pikirannya terbelah memikirkan keadaan Thania walaupun mereka herdua sudah tahu dimana Thania dirawat tetapu tetap saja mereka berdua masih kepikiran akan kondisi Thania."Lo udah tanya kedua orang tuanya?" kata Rey
"Ponsel nya mati. " kata Bagas sambil meminim softdrink yang tersedia di mini kulkas di kamar Bagas."Udah lah gas Thania bakal kuat kita doain aja buat kesembuhan Thania." celetuk Aldine yang masih fokus pada layar Ps milik bagas.
"Lo gak tau gimana rasanya jadi gue din! " sentak Bagas pada Aldine sedang kan Aldine yang di sentak pun terjingkat akibat sentakan dari Bagas. Aldine harus bisa menstabilkan emosinya untuk kali ini karena dia tak mau memperburuk suasana dan memilih untuk diam. Sedangkan Bagas yang merasa tak dianggap pun segera menghabiskan minuman miliknya dan bangkit dari duduk nya kemudian pergi dari kamar nya."he curut lu mau kemana?" teriak Roy dari dalam.
"biarin dia nenangin hatinya Roy." kata Lucas sambil memejamkan matanya karena permainannya sudah selesai.Bagas berjalan ke tempat di mana dirinya Aldine dan Thania bermain dan tertawa bersama. Dirinya duduk di ayunan favorite Thania. Bagas teringat akan perdebatan dengan Thania saat mereka masih kecil.
*flasbackon
"Ba dorongin Tha dong." rengek Thania pada Bagas.
"ga mau badan Tha berat Ba gak kuat." kata Bagas yang masih fokus sama mobil-mobilannya.
"Ba jahat Tha gak mau temenan sama Ba lagi. " sambil meneteskan air matanya.
"Ya udah tau aku jahat kenapa kamu masih dekat dengan ku?" kata Bagas cuek. Thania pun berlari meninggal kan Bagas dan Aldine yang kemudian di susul oleh Aldine.*flashbackoff
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe I Can Get Your Love
Teen FictionKepo nggak? Kalo kepo baca dong biar keponya terobati sama jangan lupa kasih vote ya guys