Bagian 13

2 1 0
                                    

-'mereka tak serasi tapi terlihat seperti sepasang kekasih,aneh'-

Bagas yang mendengar ucapan Rey hanya diam tanpa ikut berbicara dengan para sahabatnya. Di tengah perjalanan Bagas dan para sahabatnya betemu dengan Sean. Aldine menyapa Sean yang berjalan kearah berlawanan.

"He ketos!" Sapa Aldine sambil menepuk pundak Sean.

"Hm. Gue sibuk!" Tanya Sean sekenanya.

"Lo suka sama Thania,hm?" Tanya Aldine to the point.

"apa urusan lo?" Tanya Sean balik.

"gue cuma gak mau aja sahabat dari kecil gue tersakiti untuk kedua kalinya cukup dia aja yang nyakitin Thania. Gue sayang sama dia tapi gue tau di hatinya hanya ada satu nama orang tapi orang itu juga yang membuat hatinya hancur berkeping keping!" papar Aldine pada Sean.

"Gue janji gak bakal nyakitin dia!" Kata Sean dengan yakinnya.

"Tapi gue gak yakin kalo dia bakal naruh nama lo di hatinya buat jadi orang satu-satunya yang dia sayang." Tutur Aldine menepuk pundak Sean dan langsung pergi. Sedangkan sahabatnya pun mengikuti Aldine.

Tak terasa bel pulang pun terdengar di seluruh penjuru SMA 1 Pratama. Semua siswa berhamburan pergi ke arah gerbang utama dan parkiran. Thania dan ketiga temannya berjalan kearah parkiran untuk mengambil kendaraan pribadinya. Di tengah perjalanan mereka di hadang oleh Bagas dan teman-temannya. Aldine pun langsung merangkul pundak Thania.

"Lo pulang naik apa?" Tanya Aldine. Sedangkan Thania hanya memutarkan matanya jengah melihat tingkah sahabatnya.

"Mobil." Jawab singkat.

"Gak nebeng gue lo?" Tanya Aldine sambil menaik turunkan alisnya.

"lo aja nebeng Bagas gaya- gayaan nebengin cewek!" Kata Rey dengan polosnya.

"lo itu jangan buka aib dong rey!" Kata Aldine sambil meninju perut Rey.

"sakit bego!" Kata rey sambil mengelus ngelus perutnya.

"kemana mobil lo?" Tanya Thania pada Aldine.

"dirumah lah." Jawab Aldine.

"kenapa gak lo pakek?" Jawab Thania dengan wajah malasnya.

"Ada gratisan kok gak memanfaat kan!" Kata Aldine sambil tersenyum girang.

"Besok lo bawa mobil sendiri!" Kata Bagas langsung meninggalkan Aldine yang masih cengo mendengar pernyataan Bagas.

"Kemabaran gue jangan tinggalin gue." Teriak Aldine pada Bagas yang sudah pergi kearah mobil mewahnya. Thania yang melihat kejadian itu hanya menggeleng gelengkan kepalanya dan langsung membuka pintu mobil miliknya. Sedangkan sahabatnya sudah menaiki mobilnya masing-masing.

Sesampainya di mansion Thania disambut oleh para pelayan di rumahnya.

"Selamat Sore mbak Thania." Sapa Balck selaku ketuanya.

"Sore Black. Semua orang kemana?" Tanya Thania pada Black.

"Maaf mbak tadi Tuan Fernandez dan Nyonya Dewi tadi sudah berangkat ke Barcelona karena ada rapat yang sangat penting dengan klien dari luar." Papar Black.

"Ya sudah saya mau ke kamar dulu Black." Kata Thania sambil berlalu menuju lift yang tersedia di mansionnya.

Sesampainya di kamar Thania langsung berbaring di kasur kingsize nya. Thania mengambil sebuah album foto yang berada di loker meja samping kasurnya. Thania mengamati foto masa kecilnya bersama Aldine dan Bagas. Mereka terlihat tersenyum dan berpose seperti tidak memiliki beban di hidup mereka. Sekarang sudah berbeda mereka sudah menjadi remaja yang mengenal banyak permasalahan.

'Remaja? Aku ingin tertawa dengan masa-masa ini seperti aku tertawa seperti masa kecilku yang tidak memiliki beban di setiap senyumku.' Batin Thania.

Tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk oleh salah satu pelayan dirumahnya.

Tok.. Tok.. Tok..

"Iya?" Tanya Thania pada pelayannya.

"Maaf mbak mengganggu didepan ada tamu yang ingin bertemu dengan anda!" Kata pelayan yang tertera nama Rauria di Name tagnya.

"Siapa?" Tanya Thania.

"Maaf saya tidak tau mbak." Kata Rauria pada Thania.

"Suruh menunggu saya, saya akan menemuinya 10menit lagi." Suruh Thania pada Rauria.

"Siap mbak." Jawab Rauria.

Maybe I Can Get Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang