Bagian 18

10 1 0
                                    

Sepulang nya dari cafe Thania langsung menuju ruangan favoritnya yaitu kamar yang di desain dan interior kamarnya yang di bangun sangat mewah dan dominasi dengan warna putih abu warna kesukaanya. Dia pun merebah kan badan dan memejam kan mata. Baru saja dia memejamkan mata tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk oleh Auria salah salu pelayan di rumah nya dan di bukalah muncul Auria di depan daun pintu.

"Maaf nona di lantai dasar ada tamu yang mencari anda sepertinya tuan Bagas pemilik mansion di depan. " kata Auria dengan sopan.

"kenapa dia mencariku?" tanya Thania pada Auria.

"Maaf nona tuan Bagas tidak mengatakan apa-apa pada saya. Permisi" ucap Auria dan menutup kembali pintu kamar Thania.

Selang beberapa menit Thania turun dengan pakaian santai yang sering di gunakan di mansionnya.

"Ngapain lo disini?" tanya Thania kepada Bagas yang sibuk dengan ponselnya.

"ganti baju lo gue mau ngajak lo keluar!" kata Bagas penuh dengan nada perintahnya.

"lo gila ha? Ini udah hampir tengah malam lo mau ngajak gue pergi? Lo belum pernah di gampar bonyok?" kata Thania dengan kesal karena Bagas seenaknya menyuruh Thania.

"Lo lupa?" kata Bagas.

"Lupa apaan?" kata Thania dengan nada pelan.

"Besok mama ulang tahun nanti malam bakal di rayain lo mau gak ikut?" kata Bagas dengan luwesnya.

"Innalillah. Bagas soak kenapa lo baru bilang? Dasar kecoak darat!" maki Thania pada Bagas yang baru mengingatkan tentang ulang tahun mama Bagas. 

Walaupun Bagas dan Thania sudah lama  perang dingin tetapi mereka tidak pernah mengikut sertakan dengan hubungan keluarga mereka. Karena Wyne sangat menyayangi Thania begitu pula dengan Dewi yang menyayangi Bagas seperti anaknya sendiri.

Setelah Thania mengganti baju, dia dan Bagas langsung menuju mansion milik Bagas dan berjalan ke taman belakang milik keluarga Bagas. Mereka berpapasan dengan Bang Rendi kakak Bagas.

"Loh Thania." kata Rendy dengan menyalami tangan Thania.

"Eh bang Endy." sapa Thania. Dia memanggil Rendy dengan Endy karena itu adalah panggilan kesayangan buat Rendy.

"Gimana kabar kamu? Tumben gak pernah main kesini? Gue kan kangen." kata Rendy dengan nada penuh candaan. Sedangkan Bagas yang mendengar candaan abangnya itu mendelik kepadanya.

"SHE IS MY MINE!" kata Bagas penuh dengan nada penekanan.

"Lo kok mau sih sama nih kutil kuda Tha?" kata Rendy dengan diiring tawa mengejek pada adiknya. Sedangkan Thania hanya melihat dan hanya tersenyum kikuk pada Rendy.

"Ya udah gue duluan ya, gue sibuk!" pamit Rendy  pada Bagas dan Thania. Mereka berdua tidak ada menjawab pamitan Rendy.

Setelah itu Bagas mengajak Thania langsung ke taman belakang, dia mengajak Thania bergabung dengan saudara-saudara Bagas dari berbagai daerah tak terkecuali dari luar negri. Disana sudah datang keluarga dan kerabat dekat Bagas tak terkecuali keluarga Thania.

Saat mereka bergabung dengan saudara-saudara Bagas. Disana sudah ada Lucas dan Aldine yang sedang tertawa dengan saudara bagas yang berwajah eropa. Mereka sadar jika aku sedang melihatnya.

"Hi Brother who is this?" kata salah satu saudaranya yang  bernama Ervyn.

"Kenalin Thania cewek gue. Jangan ada yang berani deketin dia!" kata Bagas dengan nada mengancamnya, sedangkan Thania hanya melotot setelah mendengar ucapan Bagas yang membuatnya mual seketika.

Maybe I Can Get Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang