Lantunan lagu sendu I'll Find You milik Kunto Aji ost film Sore the series mengalun lewat earphone yang menempel di telinga Kara. Mata gadis itu fokus membaca daftar menu yang sudah dikumpulkan setiap anggota Tata Boga. Sedang jantungnya bergerak seiring irama lagu, dan hatinya menghayati sepenuh hati.
"Permisi."
Kara tidak menanggapi, volume lagu menghambat pendengarannya. "Halo," kata orang itu dengan tangan melambai di depan wajah Kara. Tersentak, refleks Kara bergerak mundur lalu mencabut earphone.
"Kenalin, gue Ganesra ketua tim dekorasi," ujarnya ramah sambil mengulurkan tangan. Kara menjabat tangan lembut itu, "Kara, ketua tim Tata Boga," balasnya pelan.
"Jadi Kara, gue butuh pendapat lo tentang penataan bagian Food stand."
Kara menutup buku daftar menunya, ia menggiring Gane menuju meja di sudut dekat jendela. "Ini lo yang buat?" tangannya menaikkan sedikit kertas putih panjang itu.
Gane tersenyum matanya menyipit, kepalanya menggeleng kecil. "Bukan. Ini hasil kerja sama semua anak dekorasi kok."
Kepala Kara sedikit mendongak dari kertas, "Oh," tanggapnya kemudian kembali memperhatikan desain dengan raut serius.
Ia menggeser kertas itu ke arah Gane, otomatis Gane memajukan bahunya. "Mungkin lo bisa isi di bagian ini stand gabungan makanan sama minuman. Kalian bisa ambil salah satu masakan dari setiap daerah yang kita bikin buat ditaruh di situ."
Gane menunjuk bagian kertas yang dimaksudkan Kara dengan telunjuk. "Bisa sih. Tapi mungkin tamu kita bakal fokus ke stand ini ketimbang semua stand makanan kalian yang lain."
"Memang kelihatannya gitu. Tapi ini tehnik supaya semua murid kita kebagian. Lagi, tamu kita yang waktunya sempit bisa langsung ke stand itu tanpa harus buang waktu."
Gane merenung sebentar lalu menandai bagian yang Kara maksudkan dengan pensil dan menulis sesuatu yang Kara tak bisa baca dengan jelas.
"Trus biasanya anak Tata Boga buat resep makanan baru. Berapa yang kalian tampilkan untuk acara nanti?"
Kara menatapnya selang lima detik sebelum beranjak mengambil buku menu. "Ada lima."
Segera Gane mencatat info tersebut, lalu mendongak menatap Kara agak ragu. "Kara, waktu lo berhasil nyiptain resep baru apa lo bahagia?"
Kara tercenung sesaat. "Iya."
"Oke," tanggap Gane canggung.
Kali ini Kara menatap Gane fokus dan hati-hati, "Tapi mungkin momen itu udah lama enggak terjadi." Momen itu udah lama hilang, Gane.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceritera
Short StoryBuku tua itu mempersatukan ketujuh anak muda yang menuangkan gelora rasa dalam tulisan. Mereka mengguratkan rahasia dalam kata-kata, menjadikan ruang, buku, dan pena saksi dalam keheningan. Bahkan mungkin merentangkan rahasia terkelam. Serta setiap...