KEKECEWAAN

1.9K 78 1
                                    

Pagi ini genap seminggu Aurel berada di rumah akibat pembulian yang terjadi terhadap dirinya tempo hari. Dan hari ini juga hari dimana mereka akan menerima hasil belajar selama 1semester.

"Aurel kamu mau ke sekolah hari ini?" Tanya sang Ibu

"Iya mii" jawab Aurel yakin

"Nanti aja yah sayang, barengan sama mami, mami masih belum terima kejadian yang menimpah kamu kemarin" Ratna memang sangat khawatir dengan Aurel karna ia ingat persis bagaimana wajah takut Aurel saat dibully tempo hari

"Udah mi Au gakpapa kok, lagiankan Au harus ngucapin makasih ke ka Mario karna kemarin udah nolongin Aurel" jelas Aurel

"Cieee yang lagi fallinginlove" goda Ratna yang membuat pipi Aurel makin merah tapi sayang wajahnya tertutup oleh masker jadi tak begitu terlihat

"Ih mami.. kan Aku cuman mau bilang makasih. Udah ah aku pamit" ia menurunkan maskernya ke arah dagu lalu mencium pipi ibunya "love you mi"

"Aurel pamit yah mi... babay" Aurelpun langsung menghampiri pak Iman, karna seperti biasa ia diantar pak iman

*****

Saat sampai di sekolah Aurel ingin ke kelas namun ia mengurungkan niatnya. Ia memilih pergi kearah mading untuk melihat pengumuman orang-orang dengan nilai tertinggi di sekolahnya.

Memang sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun di sekolah Aurel bahwa setiap ujian semester siswa/siswi dengan score/nilai tertinggi akan diumumkan di mading dan mendapat uang saku selama 1semester dan biasanya nama Aurel tak pernah bergeser dari urutan pertama sejak masuk ke sekolah ini.

"Semester ini masih sama gak yah" gumam Aurel sambil berjalan ke arah Mading

Saat sampai betapa senangnya Aurel melihat namanya masih berada di urutan pertama.

"Gitu aja happy lo, dasar cupu"

"Nerd yah gitu, aneh"

Aurel berbalik melihat orang yang bersuara keras dibelakangnya, dan siapa lagi mereka kalau bukan Mariska dan Isabella.

Mereka tidak dikeluarkan dari sekolah karna dipertimbangkan dengan keadaan mereka yang saat ini sudah kelas ujian. Padahal aksi mereka kemarin terhadap Aurel bisa saja membuat mereka dikeluarkan dari sekolah.

Aurel tidak mau mendapat masalah saat ini, keadaannya memang masih belum pulih sepenuhnya jadi dia berpikiran untuk pergi.

"Misi ka, Aku mau pergi" Aurel menundukan kepalanya dan berjalan melewati Mariska dan Isabella namun baru 2langkah Aurel berjalan, Mariska sudah mencegat pergelangan tangannya.

"Sans, gak perlu kek tikus basah muka lo, gue sama temen-temen gue cuman mau minta maaf.. Kita juga cape kali bully lo, lagian gue gamau lulus dari sini punya rasa bersalah. Sorry yah" kata-kata Mariska memang terdengar bentakan tapi nyatanya ia tulus mengatakannya

"Iya ka gapapa, aku juga minta maaf kalo suka buat kaka kesal, yang kemarin anggap aja udah berlalu ka" jelas Aurel "Yaudah ka, aku pergi dulu yah permisi"

"Kalo lo mau cari Mario dia di lab komputer" peringat isabella

"Makasih ka" Aurelpun pergi ke arah lab komputer namun Mariska dan Isabella masih stay di depan mading

"Lega juga yah baikan ama orang, gue cape musuhan terus" kata Mariska

"Ia nih.. and next step kita harus berubah termasuk bedak ketebelan ini" kata Isabella sambil memegang pipinya yang berbedak tebal

********

Aurel berjalan menyusuri lorong yang mengarah ke lab komputer. Ia tak henti-hentinya tersenyum karna akhirnya Mariska dan Isabella mau menjadi lebih baik lagi.

Saat sampai di depan lab komputer terdengar suara orang sedang bicara di dalam, Aurel yakin itu Mario dan teman-temannya tapi saat hendak masuk ia mengurungkan niatnya karna mendengar mereka membicarakan dirinya. Akhirnya dia nguping di depan pintu sambil mengintip di cela kecil.

"Eh nyet lu beneran suka yah sama si Aurel Aurel itu?" Tanya Marcel kepada Mario

"Ia njir, lu gak kesambet kan? Sehatkan lu?" Sambung Nando sambil memengang dahi Mario

Mario yang mendengar ocehan teman-temannya langsung membentak mereka "Apa sih lu pada lebay banget!"

"Sans man, kita sih selaw-selaw bae kalo lu ama si Aurel Aurel itu lagian dia anaknya baik kok, pintar lagi.. yah walau gak cantik sih" jelas Ricard "iya gak val?" Ricard Meminta persetujuan dari Saudara kembarnya yang langsung disetujui.

"Ia bener tuh" timpal Valdo

Mario segera menepis pemikiran teman-temannya "Yeh gila kali lu pada! Pada kesambet apa semalam ampe nanya gini hah? Lu pada mikir dong pake otak cetek lu pada, gak mungkin seorang MARIO suka sama cewek nerd, cupu, yang doyannya nongkrong di perpus, jalan selalu make masker buat nutupin kekurangannya dia. Gue kalo ama dia bisa kayak Pangeran ama beast jatohnya" jelas Mario tampa merasa bersalah atau apapun.

Di balik pintu Aurel yang mendengar penuturan Mario seperti dihantam bom atom. Ia langsung merasa kakinya lemas matanya memanas menandakan cairan bening akan keluar dari mata indahnya yang sayangnya tak pernah disadari oleh siapapun.

Dengan lunglai Aurel  berlari meninggalkan lab, ia tak perduli dnegan orang-orang yang memandanginya dengan heran. Saat sampai di depan gerbang tak kuat lagi hingga akhirnya ia melihat sekelilingnya dengan pandangan yang mulai gelap..

Hingga akhirnya dia tak sadarkan diri.





Hellaw eprebadehhhh maafkan autor yang sekian lama menghilang ditelan tugas kuliah ini :(

Thankyou untuk yang setia nunggu...
Jangan lupa ninggalin jejak😘

My Aurelya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang