Setelah kejadian di lab komputer kemarin, hari ini tepat 1minggu sudah Aurel mengurung diri di kamarnya. Tidak mau makan, Tidak mau mandi, bahkan ia tidak membukakan pintu untuk siapapun. Yang ia lakukan hanyalah menangis dan menghina dirinya sendiri.
****
Siang ini Thania, Rido (yang di toko kaset ko wang), dan kedua Orangtua Aurel sedang memikirkan cara membujuk Aurel. Sebenarnya mereka sudah lama ingin mendobrak pintu kamarnya tapi sayangnya tidak bisa karna Aurel menahan pintu kamarnya dengan meja belajar miliknya dan hal ini mempersulit orang untuk masuk ke kamarnya.
Dalam keheningan akhirnya Thania mengeluarkan ide gilanya.
"Om Tante Ka Rido" seketika semua yang ada di ruangan itu langsung melihat ke Tania
"Kenapa? Kamu punya ide?" Tanya Ratna
"Ia tante, Thania punya ide tapi ide ini sedikit gila, tapi hanya ini cara agar Aurel mau keluar dari kamarnya" jelas Thania
Semua orang langsung melihat ke arah Thania.
"Apa aja deh ide lo keluarin semuanya gue udah frustasi, gue rela ngelakuin apapun yang penting Aurel keluar" kata Ridho mantap "bisa dicincang bokap gue kalo pulang trus bilang Aurel masih belom keluar" Sambungnya
Ko Wang memang sangat menyayangi Aurel seperti anaknya sendiri karna Aurel memang sudah dekat dengannya dari kecil.
"Oke kalo gitu, sebelumnya maaf kalo ide aku gila, tapi kita gak punya cara lain" Thania menarik nafas kasar lalu menghembuskannya "Jadi Ka Ridho harus manjat trus naik ke balkon kamarnya Aurel" Ridho yang mendengar itupun melotot tajam ke arah Thania
"Katanya bakal lakuin apa aja buat Aurel" sindir Thania yang membat Ridho yang ingin mengeluarkan kata-kata menjadi diam. "Lanjut, Om bakal temenin Ka Ridho biar kalo Ka Ridho kenapa-kenapa ada yang tolongin, Aku dan Tante Ratna bakal stay di depan kamar Aurel, Kan balkon kamar Aurel gak pernah di kunci kalo siang jadi Ka Ridho masuk ke kamarnya trus singkirin meja belajarnya dan lansung buka pintunya biar aku sama tante bisa masuk, dan Om, selesai mastiin ka Ridho aman, om lansung balik ke dalam rumah nyusul kita masuk kamar Aurel" Jelas Thania panjang lebar
Semua mengangguk setuju, walaupun Ridho masih ragu tapi akhirnya dia menyetujuinya.
*****
Semua rencana berjalan dengan mulus, Ridho berhasil masuk ke kamar Aurel lewat balkon kamarnya, ternyata benar kata Thania pintu balkon kamar Aurel tidak dikunci.
Ridho tersenyum bangga karna bisa masuk, namun saat ia melihat keadaan Aurel ia kaget karna kamarnya sudah hancur berantakan, belum lagi vas bunga yang pecah berserakan. Matanya kembali menjelajahi kamar Aurel dan terpaku melihat anak perempuan yang tertidur di lantai. Ridho mendekat dan semakin mendekat menyadari ada yang ganjal dari cara tidur Aurel, saat semakin dekat Ridho sadar bahwa Aurel bukan tidur tapi pingsan.
"ASTAGA AURELYAAAAA" Ridho berteriak seperti kesetanan ketika melihat keadaan Aurel. Wajahnya pucat, ada bekas-bekas darah yang sudah membeku diwajahnya karna mungkin jerawatnya pecah, bibirnya mulai membiru, dan badannya sangat dingin.
Tanpa berpikir panjang Ridho langsung mendorong meja belajar Aurel yang menghalangi pintu dengan kasar, ia membuka pintu lalu kembali mengangkat Aurel dari lantai.
Ketika membuka pintu kamar Aurel disana sudah ada Thania dan kedua Orangtua Aurel
"Yaampun nak kamu kenapa?" Ratna langsung panik melihat keadaan Anaknya"Om ayo bawa Aurel ke rumah sakit Om" Thania langsung mengguncangkan tangan Anton yang sepertinya masih Shock dengan keadaan anaknya
"Ayo pake mobil aku aja" ajak Thania "CEPAT WOY TEMEN GUE MAU MATI!!" teriak Thania barulah mereka berlali menuju mobil Thania
"MBO CUM JAGAIN RUMAH, KITA MAU BAWA THANIA KE RUMAH SAKIT" teriak Ratna lalu pergi menyusul yang lainnya ke mobil
*****
Saat sampai di rumah sakit Ratna berteriak seperti kesetanan ketika melihat dua orang suster di depan pintu utama "SUSTER HANNA SUSTER SARAS CEPAT AMBIL BRANGKAS TOLONG ANAK SAYA"
Kedua suster itu langsung berlali mendorong brangkas mengarah ke mereka.
****
Thania hanya bisa menangis ketika melihat sahabatnya terbaring lemah di UGD, dengan dua dokter dan suster yang menanganinya ia merasa gagal menjaga sahabatnya, Sedangkan Ratna ibu Aurel sudah histeris di pelukan Antony suaminya. Ridho? Jangan ditanya lagi, ia sudah seperti setrika mondar mandir di depan kamar Aurel.
Hingga seorang dokter keluar dari UGD, semua langsung mendekat.
"Dokter Doni gimana keadaan anak saya?" Tanya Ratna panik
"Tenang saja dokter Ratna, anak anda tidak mengalami hal-hal yang fatal. Hanya saja dia kekurangan nutrisi dan asupan gizi, untung kalian cepat membawanya kesini kalau tidak bisa fatal, tapi untuk sementara waktu dia harus di rawat dulu, dan untuk seharian ini belum bisa ada yang menjenguknya hingga besok ia dipindahkan ke ruang rawat" Jelas Dokter Doni
"Baiklah dokter, tolong berikan yang terbaik untuk anak saya, saya mau dia di masukan ke kamar VIP" tegas Antony
Dokter Doni hanya tersenyum dan pamit undur diri..
Hello eprebadehhh, sorry dorry setrawberry yeh baru post lagi, soalnya gue baru selesai ujian.. tapi sesuai janji karna urusan kampus udah selesai, saya usahakan bisa update tepat waktu❤
Makasih udah baca, havefun dan jangan lupa vote yah, kalo ada something comment aja😘

KAMU SEDANG MEMBACA
My Aurelya [End]
Teen Fiction[Cerita ini sudah selesai dan akan segera direvisi] Dalam diam ku memandang mu dan bertanya "apakah diriku pantas untu mu?" -Aurelya Aurelya... Gadis yang jauh dari kata Cantik. Berjerawat✔ Kucel✔ Tak perduli dengan Fashion✔ walaupun barang-barang y...