Eps.21.1 - Realitionship Or Friendship

635 63 15
                                    

Sesi pemotretan masih berlangsung sejak radhika berdiri di depan pintu kaca studio lima menit yg lalu.

"Excusme Mr. Burhan" sapa radhe pada seorang fotografer di kantornya.

Pria bernama burnah menoleh dan tersenyum ramah pada radhika. "Ya Mrs. Wahono, owh sorry Mrs. Richard ada yg bisa ku bantu" ucapnya.

"Bisa saya minta waktu sebentar untuk bicara dengan Smo". Lirik radhika pada sosok smriti yg masih stay di set foto.
Mr. Burhan mengangguk samar sebelum berbicara lagi.

"Sure, tidak ada salahnya memberi waktu istirahat lebih awal untuk smo, di sudah bekerja sangat keras. Smo" panggil Mr. Burhan.

"Thank you sir"
"No problem Miss" setelah mengatakan itu Mr. Burhan berlalu bersamaan dengan kedantangan smo.

Radhika dan smo berjalan menyusuri koridoor melewati beberapa ruangan yg ada dalam gedung WANho Production.

"Ada apa?" Tanya smo penasaran.
"Tidak ada hanya ingin menemuimu menemui teman". Balas radhe enteng.
"Radhe, don't kidding me disini kau adalah atasanku, apakah ada hal penting?"

Radhe menghela nafas panjang.
"Santai saja aku tidak datang sebagai atasanmu serioslly aku datang sebagai teman"
"Tapi saat ini kita sedang dalam lingkup tempat kerja, kau sangat jarang menemuiku dan aku tidak menyalahkanmu karna itu. Aku tau kau sibuk dan semakin sibuk setelah menikah. So.."

"Smo please, apa kau jadi sangat cerewet sekarang hehe" canda radhika membosankan.
"Fine aku akan diam tapi untuk apa kita ke cafeteria, ini belum wakunya makan siang". Protes smo yg terus saja membuat telinga radhe berdenging.

"Shut up, and look at him!" Ujar radhika menekan setiap kata yg baru saja keluar dari bibirnya.
"Ehmm radhe" panggil smo lembut, isi perut radhe hampir keluar mendengarnya.

"Kau tidak bermaksud menjomlangi aku dengan pria itu bukan" tunjuk smo pada pria yg kini duduk tenang di salah satu meja kantin.

"Kau tidak bermaksud menjomlangi aku dengan pria itu bukan" tunjuk smo pada pria yg kini duduk tenang di salah satu meja kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu terlihat sedang menunggu seseorang dengan beberapa snack dan jus di depannya.
Tawa radhika pecah begitu mendengar dugaan smo yg begitu menggelitik.
"Hahaha, untuk apa? Kenapa kau berfikir begitu smo".

"Aku ingin katakan jika dia teman kecanmu atau sejenin teman pdkt tapi itu tidak mungkin karna you are married" jelas smo menatap selidik wajah sahabatnya.
Radhe mengangguk-agguk saja menarik smo menuju meja tempat pria yg mereka bicarakan.

Vishal bangkit dari kursi saat melihat dua sosok wanita berjalan kearahnya, tidak ketinggalan tentunya senyum ramah ia tunjukan.
"Hai smo how are you?" sapa vishal menjabat tangan.

Smo menyirit bingung.
"Kau mengenalku?". Radhe kembali tertawa di buatnya.
"God, kau benar-benar lupa padanya smo, dia vivi owmm.. maksudku vishal antonio robert, do you remember that name".

"F*ck, you look different" umpat smo mengundang mata radhe untuk melotot, beruntung kantin sepi jika saja saat ini sedang jam makan siang, mungkin radhe perlu menendang bokong smo karna begitu heboh.

"Dan kau terlihat semakin cantik sekarang" balas vishal tertawa kecil. Mereka duduk dan mulai mengobrol mengingat masa-masa sekolah dulu.

"Kita belum pesan minum radhe" ucap smo tiba-tiba. Ya memang hanya dirinya dan smo yg tidak menemukan gelas di depan mereka.
"Akan aku belikan, kau jus alpukat bukan?" Tanya radhe serius. Smo mengangguk pelan.
"Thanks honey" rayu smo.

Radhika berjalan meninggalkan meja, smo mulai mengutak-atik ponselnya yg sejak tadi berdering sedangkan vishal. Pria itu terus saja menatap kepergian radhika.

"Aku rasa hanya perasaanmu saja yg tak berubah shal". Ucap smo tanpa menoleh. Vishal mengalihkan pandangannya pada smo menarik satu alisnya.
"Kau masih menyukai radhe bukan? Meski kau tau dia sudah menikah".

Vishal berdehem dua kali, berusaha meminum jus yg sudah tinggal setengah. "Aku tau apa maksudmu, tapi sungguh aku tak paham dengan jalan fikiranmu smo".

Smriti menyingrai sinis.
"Oh ya? Aku tau sebagai sahabatmu aku memang tidak terlalu dekat denganmu, tapi aku tau pasti seperti apa tatapan seorang pria menyukai wanita atau bahkan mencintai seorang wanita, kau sangat memujanya dan aku bisa lihat itu". Sindir smo kembali tersenyum sinis.

"Ya mungkin kau benar". Vishal dan smriti mulai beradu tatap.
"Aku mengerti tapi hubungan dan perasaanmu takan sehat kali ini, kau bisa mengatakannya sekaranga atau tidak sama sekali".

"Apa yg kalian bicarakan kenapa serius begitu sih" ucap radhika yg baru saja datang dengan dua gelas jus dan beberapa cemilan di kantong keresek warna putih.
"Nothing else matter" alasan smo sembari meminum jus yg baru di terimanya.

Setelah beberapa jam di habiskan untuk mengobrol dan makan di cafeteria, radhika menemani vishal keluar menuju parkiran.

Saat keduanya sudah berada di depan mobil vishal radhika berhenti di depan vishal.
"Thanks sudah berkunjung". Ucap radhe tulus.

"Radhe" panggil vishal ragu. Radhika sampai menerjab beberapa kali mendengar nada bicara vishal yg terdengar berbeda.

Vishal menggaruk kepalanya yg tak gatal, radhe menunggu vishal menyesaikan kalimatnya.
"Apa malam ini kau ada acara?" Titahnya.

Radhika tersenyum samar, dia hanya ingin mengatakan hal itu. Tapi kenapa terlihat begitu rumit sih. Batin radhe iba.
"Aku rasa tidak, kenapa?".
"Ehmm aku ingin mengajakmu makan malam-- tapi jika kau tidak bisa-- tidak papa emm--"
"Done kapan dan dimana?" Cegat radhika gemas melihat tingkah konyol vishal.

Vishal melongo mendengar kejutan yg baru saja di dengarnya.
"Kau serius?" . Ucap vishal menyakinkan. Radhe mengangguk.
"Okay, aku akan menjemputmu kau bawa mobil sekarang?".
"Kebetulan aku tidak membawa mobil. Aku akan selesai jam 6 sore bagaimana?".
"Baiklah kalau begitu sampai bertemu nanti sore". Vishal membuka pintu mobilnya.

Radhika mengangguk dan tersenyum.

Brak

Vishal kembali menutup pintu mobilnya cukup keras, radhika kaget tapi ia lebih merasa kaget saat vishal memeluk tubuhnya.
"Vivi are you okay?".
"Yah. Biarkan aku seperti ini sebentar saja". Ucap vishal tak begitu jelas karna pria itu menutup wajahnya di bahu radhika.

Radhika terkekeh. Ingin sekali tangannya membalas pelukan vishal namun ia urungkan karna hatinya mengatakan hal berbeda dengan otaknya. Dan pada akhirnya ia memilih mengantungkan tangannya tetap berada di samping tubuhnya.

"Vivi aku mulai pegel, kamu bener ngga papa" cemas radhika sembari melepaskan pelukan vishal. Ada apa dengannya kenapa mata terlihat berbeda menatapku?.

Vishal tersenyum mengelus pipi radhika lembut. "Aku baik-baik saja hanya rindu padamu pada sahabatku".
Radhika menghela nafas lega, entahlah terdengar sepele memang.
"Aku kira kenapa, ehmm jadi aku harus kembali bekerja mungkin asistenku tengah bingung mencariku sekarang". Sungkan radhe bicara.

Vishal memasuki mobil setelah kembali berpamitan pada radhe, dan mobil vishal melaju meninggalkan radhika yg masih berdiri di tempat yg sama.

"Apa karna penampilan berubah ngga cupu lagi jadi dia juga memiliki tatapan yg berbeda sekarang, God ada apa sebenarnya" cerca radhika bicara sendiri.

Sementara di dalam mobil vishal terus tersenyum tak karuan tanpa kontrol. Sesekali yg di lakukannya hanya melihat tangannya. "Kau melakukannya".

.
.
.
Switt-switt 😁 bang vishal lagi berbunga-bunga tuh, abaikan typo jangan lupa tinggalkan jejak. And see you in next chapter 😍

Drama The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang