Eps.10 - Start A Friendship

497 69 15
                                    

Radhika duduk sembari menyilangkan sedikit kaki jenjangnya di sofa berwarna hitam pekat di ruangan shakti.

Perlu radhe akui ruangan suaminya kental dengan asitektur modern high class"Kenapa kau kemari? Bukankah ada interview pekerja di rumah?" Tanya shakti masih shock dengan kedatangan radhika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlu radhe akui ruangan suaminya kental dengan asitektur modern high class
"Kenapa kau kemari? Bukankah ada interview pekerja di rumah?" Tanya shakti masih shock dengan kedatangan radhika.

Radhe melongos begitu saja menatap shakti.
"Aku sudah mewawancari beberapa sisanya diserahkan pada asistenku"

"Kenapa?"
"Oh tidak papa, aku hanya sedang mengurus pria manja yg sedang merajuk" ledek radhika santai.

Shakti yg merasa tersindir hanya diam, enggan untuk membalas ledekan radhe yg lumayan pedas.
'Apa katanya pria manja yg benar saja' keluh shakti dalam hatinya.

"Langsung ke intinya saja bisa?"
Radhe mengerucutkan bibirnya beberapa centi.
"Kau ini sebenarnya jenis pria macam apa? Ketika aku mengatakan secara menggantung kau jadi salah paham. Tapi saat aku mengatakannya dengan detail kau juga malah menganggapku bertele-tele" sesal radhika semakin menjadi.

Shakti bedecak kecil, menatap radhika yg masih asik mengoceh sendiri.
"Radhe please, aku tidak punya banyak waktu"
Radhe menyerah wanita itu bangkit dari sofa berpindah duduk pada kursi di depan shakti.

"We start a friends" ucap radhe mantap. Shakti masih belum memahami maksud radhika hanya diam menatap kosong.

"Ayolah, jika kita tidak bisa jadi pasutri sungguhan setidaknya jadi teman bisakan, kau tau membangun kemistri itu butuh latihan" terang radhe gemas.

Pria di depannya masih juga bekum menunjukan tanda-tanda mengerti.
"Shakti kita harus jadi teman jika kau ingin pernikahan ini terlihat hidup" seru radhe hilang kesabaran.

Shakti kembali berdecak, tapi kali ini lebih keras dari sebelumnya.
"Pelankan suaramu radhe, aku tau ruangan ini kedap suara tapi tidak perlu berteriak juga"

Radhika nganga kaget matanya menyirit tak percaya.
'I understand why he is stupid' batin radhika mencoba mengalah.

"Aku tau, aku tadi sedang memikirkan apa yg harus ku lakukan untuk membuat idemu berjalan lancar" ucap shakti beralasan.

"Kita cuma perlu satu cara, apa pun yg kita lakukan tidak perlu bernegoisasi dulu, maksud aku gini kalo kamu harus nganterin aku ke mall ya udah tinggal bilang aja 'aku antar' ngga perlu di tambahin 'biar orang liat kita pasutri harmonis' kita coret itu"

Shakti terdiam menimbang-nimbang ucapan radhika,ada keraguan dalam dirinya tapi ia juga menemukan titik terang disaat bersamaan.
"Oke, apa itu saja?" Tanya shakti penasaran.

Radhika tersenyum senang.
"Kita jalani hidup kita masing-masing seolah tidak ada aturan, kita memang menikah bukan karna cinta dan semacamnya tapi setidaknya kita perlu tunjukan kepedulian tanpa pamrih, itu saja. by the way aku belikan kamu burger juga minum. Maaf aku tidak sempat memasak tadi" ucap radhe sembari mengeluarkan box makanan dalam plastik putih belogo restoran cepat saji terkenal di indonesia.

Drama The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang