Eps.23.1 - Knowing Husband

508 56 13
                                    

Di pagi hari yg tenang saat sinar  mentari mencoba menerobos sela-sela kamar yg masih sunyi dengan cahaya temaram.

Dering jam weker tepat bersamaan dengan hordeng kamar radhika yg kini terbuka dengan lebar membiarkan hangatnya surya menyapu wajah radhe yg mulai membuka matanya.

"Selamat pagi nyonya, saya sudah siapa air hangat untuk anda" sapa salah satu maidnya dengan hormat.

Radhika mengubah posisinya duduk menyandar pada punggung ranjang sembari mengumpulkan nyawa yg masih tertinggal di dunia mimpi.

"jika nyonya ingin mandi nanti saya bisa siapkan air hangat yg baru". ucap maid mencoba menyadarkan radhe.

Setelah menunggu beberapa menit radhika merespon dengan menggeleng.
"tidak perlu katakan saja pada koki untuk siapkan sarapan untukku". ucap radhika berjalan menuju kamar mandi. Setelah radhe benar-benar menghilang barulah maid pergi meninggalkan kamar majikannya itu.

Butuh waktu kurang lebih dua puluh menit untuk radhika mandi dan bersiap. Karna hari ini merupakan akhir pekan radhe terbiasa dengan pakaian santainya.

"Good Morning Mam. Seperti biasa untuk breakfast akhir pekan anda adalah roti panggang dengan kematangan sempurna di padukan dengan selai cokelat hazelnut favorit anda". sambutan sekaligus wacana menu sarapan pagi radhika oleh sang koki di rumahnya.

Radhika tersenyum ramah menatap piring berisi roti panggang miliknya. Sepertinya  sudah menjadi hal lumrah bagi radhe saat seluruh penghuni rumah menyapanya dengan hangat.

Meski begitu ada saja manusia yg tidak melakukan hal tersebut layaknya manusia pada umumnya. Menyapa bukan hanya soal etika dan sopan santun tapi juga perasaan yg timbul saat saling menyapa.

'aish kenapa juga aku ngarepin ucapan pria itu' Batin radhika begidik ngeri mengingat sosok shakti. Mendengar nama shakti di kepalanya radhe mulai  mencari-cari batang hidung shakti yg belum juga kelihatan.
Nihil. radhe tidak bisa menemukan pria itu.

Kluneng.

Radhika menoleh meja samping piring sarapan dimana ponselnya menyala dengan notifikasi pesan.

Kluneng

Dua pesan menyusul di waktu yg sama. radhe mengerutkan kening bingung. siapa yg mengiriminya pesan sepagi dan di hari minggu pula. Dalam hati radhika.

Vishal : Morning Radhe (´∀')

Vishal :  Sudah bangun?

Vishal : Bagaimana tidurmu semalam?.

What The Hell, "kenapa dia mengirim banyak pesan di pagi hari" grutu radhika masih belum mengerti situasi yg saat ini baru di hadapinya.

"Mungkin dia merindukanmu".
"Oh My.. shakti kau membuatku terkejut" reflek radhe menjatuhkan ponselnya mendengar suara shakti yg tiba-tiba muncul tepat di samping telinganya.

Shakti mengacuhkan respon Radhika memilih berjalan mengambil air minum. Shakti baru saja kembali setelah berolahraga.

Radhe mencoba mengabaikan kehadiran shakti seperti yg dilakukan pria itu padanya. Sangat di sayangkan ia tidak bisa mengabaikan tubuh shakti yg kini memerkan betapa kuat otot di lengannya. 'Dasar tukang pamer!'.

Shakti meneguk botol air minum dengan cepat menghilangkan dahaganya bukan hal aneh, tapi pemandangan itu berbeda di mata radhe. Dimana keringat yg bercucuran jatuh dari wajah shakti seolah memberi kesan aneh untuk radhika. Apa ini?!.

Shakti tersenyum senang melihat radhe yg bergerak dengan gelisah memandang dirinya.
"Belum lagi kalo liat balok di perut, entah seperti apa". sindir shakti berjalan meninggalkan radhe yg hanya melongo merasa tertohok.
'pria brengsek itu' geram radhe mengrutuki sikapnya.

Drama The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang