Eps.17.2 - Coming Back

565 67 9
                                    

Malam berlalu begitu cepat udara semakin dingin menusuk tulang, sesekali radhe  menggosok kedua telapak tangannya mencari kehangatan.

Yacht yg di tumpanginya masih diam, radhe tidak tahu kapan kapal tersebut akan bergerak untuk pulang. Jangankan kata pulang dimana kini saja radhe tidak tahu.

Radhe mengusap lengannya yg terbuka beberapa kali, sangat di sesalkan karna situasi saat ini di perburuk olehnya yg mengenakan pakaian tanpa lengan. Jika mungkin ada switer jaket atau sejenisnya pasti ia sangat bersyukur sekarang.

Radhe beranjak dari sofa yg sudah di dudukinya beberapa jam lalu, berjalan menaiki beberapa anak tangga, setidaknya di dalam tidak akan sedingin di luar fikir radhe.

Langkah yg semula enteng menjadi ragu saat ia harus melewati meja bar, okay ia memang sedikit tergiur untuk mimun segelas champagne atau fruite wine di situasi seperti ini.

Tapi mungkin tidak akan mudah karna shakti sudah duduk dengan beberapa gelas kecil kosong di depannya. Terhitung mungkin empat atau lima buah gelas.

Dan bartender masih meracik pesanan shakti. 'Dia pasti sudah gila'.

Radhe kembali berjalan angkuh melewati shakti, tapi lagi shakti mencekal tangannya hingga langkahnya terhenti. Jika shakti melakukannya lagi nanti apa perlu di hadiahi piring cantik?.

"Vodka?" Tawar shakti mengangkat gelas berisi minuman bening dengan irisan buah lemon. Pria itu tersenyum percaya diri pada radhe.

God bahkan dia lupa jika mereka sedang perang dingin. Radhe menatap wajah shakti lekat. sudah bisa dipastikan jika shakti sudah sangat mabuk.
"Hentikan shakti kau sudah mabuk" titah radhe mengambil alih gelas di tangan shakti.

Shakti mengangkat kedua alisnya sembari memanyunkan bibirnya sebagai tanda merajuk. "Tidak radhe, tidak aku tidak mungkin mabuk ini belum seberapa. Aku bisa menghambiskan sepuluh gelas jika kau mau bergabung". Ucap shakti menunjukan deret giginya yg rapih. Stupid!

"Kau terlihat bodoh sekarang, hentikan atau kau akan mati". Radhe berbicara dengan terus berusaha mengangkat tubuh shakti dari kursi. Setidaknya jika pria itu bisa bangkit sedikit radhe akan merasa lebih baik.

"Ayolah setidaknya angkat bokongmu dari sana, jangan mempersulit usahaku shakti" seru radhe masih berusaha.

Shakti menatap radhe cukup lama, setelahnya ia kembali bersikap biasa saat mengetahui radhe akan menatapnya balik.
"Jangan bersikap menyebalkan seperti ini sialan". Geram radhe melototi shakti.

Shakti menarik tangannya dari pundak radhe, mengangkat bahu acuh tak acuh. "Kenapa? toh kau sudah mengatakan aku bodoh sebelumnya". Balas shakti kembali memesan vodka pada bartender.

Radhika tercengang, meminta bartender untuk tidak menggubris permintaan shakti.
"Iya tapi kau terlihat lebih bodoh sekarang shakti".
"Kau juga sudah mengatakan itu tadi siang radhe". Ujar shakti menirukan nada bicara radhe.

Radhe merasakan kelopak matanya berkedut saking kesalnya. "Baiklah kau terlihat lebih lebih lebih dan lebih bodoh sekarang jadi hentikan dan sekarang bantu aku angkat tubuhmu berhentilah minum. Kau puas sekarang". Bentak radhe sengit.

Shakti tersenyum samar.
"Kenapa?". Titahnya polos.
Radhika melongo, apa katanya kenapa? Apa maksudnya dengan kenapa?.

"Apa maksudmu dengan kenapa? Kau sudah mabuk jadi--"
"Jadi kau mengkhawatirkanku?" Sela shakti tersenyum menggoda.
Radhika melongo dua kali untuk pertanyaan shakti.

"Kau mulai ngawur, sudah cepat bangun" seru radhe membantu shakti berdiri dan kali ini radhe melakukannya dengan mudah karna shakti tidak memepersulit usahanya.

Drama The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang