4.

1K 127 1
                                    

Ayo tekan bintang dulu di pojok kiri bawah

.

.

.

.

.

Selamat membaca

***

Aku menerobos melewati pintu tanning salon dan Ailee melotot ke arahku dari tempat dimana ia bersandar di meja. Tas pink bercorak bulat-bulat sudah menggantung di bahunya yang terlalu kecokelatan. Aku ingin memberitahunya, warna pink bentrok dan terlihat norak dengan warna jingga dari kulitnya, tapi aku tidak mengatakannya.

"Kau terlambat. Lagi."

"Hanya lima menit." Aku menghela napas. "Aku ke sini secepat yang aku bisa. Maafkan aku."

Dia mengangkat bahunya dan berjalan menuju pintu, lalu berhenti sejenak. "Tambahkan saja setengah jam untuk waktuku. Kau sudah tahu aturannya."

"Serius, aku terlambat hanya lima menit." Aku menggertakkan gigiku.

"Itu peraturannya." Dia berbicara dengan nada tinggi melengking yang mendesak syarafku sampai berdesir.

Aku tidak mengatakan apa-apa untuk menanggapi hal itu saat ia berjalan melewati pintu. Karena menjadi istri pemilik, dia adalah satu-satunya jalang yang angkuh. Aku tahu dia tidak membutuhkan uang karena membuka sebuah salon kecil seperti ini benar-benar tidak dilakukan dengan begitu baik untuk kepentingan dirinya sendiri. Salon ini mendatangkan uang dan mereka dibayar seperti nonsen. Aku tidak ragu lagi, Ailee tidak menyukai aku. Perasaan itu sama denganku.

.

.

Aku menjatuhkan diri ke kursi di seberang Jisoo di meja kantin dan membiarkan kepalaku terkulai ke belakang.

"Kau benar-benar habis dari perkampungan kumuh hari ini, ya?"

Aku memaksa diriku untuk mengangkat kepalaku. "Rasanya menyenangkan." Aku merengut ke arah pakaiannya yang sempurna dan Sehun tertawa. "Kau harus mencobanya kapan-kapan."

"Aku baik-baik." Jisoo mengerutkan hidungnya. "Kau terlihat seperti sesuatu yang merangkak keluar dari hutan."

Aku duduk tegak. "Ini tidak terlalu buruk." Aku menatap Sehun. "Apakah ini buruk?"

Dia mengangkat tanganya. "Apakah kau benar-benar berpikir aku cukup bodoh untuk menjawab pertanyaan itu?"

Aku mengangkat bahu. "Mungkin."

"Oh," Sehun menatap Jisoo. "Dia pemarah juga."

"Mungkin sedang PMS." Jisoo menggoda. Dia mengenalku dengan cukup baik, aku tidak akan mudah tersinggung. Tapi aku akan membalas menggodanya.

"Kalau ya maka kau juga ya." Kami berada di siklus yang sama. Kasihan Sehun harus berurusan dengan dua jalang ketika waktu menstruasi kami datang. Tapi dia menanggapinya dengan lembut.

Sehun menggelengkan kepalanya. "Terlalu banyak informasi." Dia berdiri. "Apa yang kau inginkan untuk makan siang, Ji?"

"Aku ingin salad." Dia menatapku. "Apa yang kau ingingkan?"

"Tidak ada." Aku menatap dengan tekad sekeras baja 'jangan teruskan' ke arahnya.

Dia tidak terganggu. "Kau belum makan siang, Irene. Kami tahu kau sedang kesulitan dan kami teman-temanmu. Teman saling membantu."

Enraptured (Baekhyun><Irene) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang