20.

696 81 4
                                    

Ayo tekan bintang duluh di pojok kiri bawah

.

.

.

.

.

.

***

Aku mengabaikannya saat ia setengah menari ke mobilnya, mataku tertuju pada Baekhyun. "Apa yang kau lakukan disini?"

"Sudah kubilang aku akan berada disini." Baekhyun menyeringai. "Apakah aku akan mendapatkan ciuman selamat pagi?"

Aku mengerutkan kening. "Aku tidak memberi ciuman pada Jisoo." Kataku. "Dia yang menciumku."

Baekhyun memamerkan senyum nakal. "Well, kalau begitu,"

Aku mengangkat tanganku. "Jangan coba-coba! Jika kau tahu apa yang terbaik untukmu, kau mengemudi saja seperti anak yang baik. Aku kurang tidur."

Dia tertawa. "Entah kau bukan orang yang suka bangun pagi atau sesuatu terjadi yang membuatmu marah."

"Tidak keduanya." Aku menatap langsung ke matanya. "Aku sebenarnya bukan orang yang suka tidur malam dan aku tidak pernah kekurangan waktu tidur."

"Sepertinya kita harus menangani masalah itu, kan?" Dia bertanya. Aku tahu tanpa bertanya dia mengacu pada ketidakmampuanku untuk berbagi makanan atau minuman dengan orang lain.

"Terus tambahkan daftar itu dan kau tidak akan pernah selesai denganku." Kataku sambil bercanda, menuju ke sisi penumpang mobil truknya.

Baekhyun sampai disana sebelum aku dan membukakan pintu. "Itulah yang ingin aku kejar, Angel."

Aku merasa rona merah naik ke pipiku ketika aku mengulurkan tangan meraih pegangan atas sialan itu dan aku bertanya-tanya apakah itu disebabkan oleh reaksi atas komentarnya atau lebih karena fakta bahwa aku tidak bisa menggapai pegangan itu. "Berapa tingginya agar kau bisa masuk truk ini?"

"Enam inci."

"Pembohong! Ini lebih dari enam inci." Aku mencengkeram jok, mencoba untuk naik sendiri masuk ke mobil dengan tas di bahuku. Baekhyun mencengkeram pinggangku, menarikku kembali ke bawah. "Apa yang kau lakukan,"

"Ini enam inci, Angel. Kau hanya terlalu pendek." Baekhyun mengambil tasku dari bahuku sebelum menempatkannya dengan lembut ke lantai kabin. Aku menontonnya, menunggu kesempatan untuk naik kembali masuk ke dalam truknya. Aku bahkan merencanakan caraku untuk naik. Aku akan menempatkan satu tangan di pintu dan, satu kakiku ke lantai kabin dan mengangkat diriku untuk sampai ke pegangan sialan itu. Aku akan bisa masuk!

Baekhyun berbalik menghadapku dan saat aku hendak memposisikan diriku sendiri, aku merasa tangan hangat memegang pinggangku dan tidak ada sedetik kemudian kakiku terangkat dari trotoar. Aku mengulurkan tangan untuk meraih pegangan, mencengkeramnya erat-erat saat aku memindahkan berat tubuhku dari lengan Baekhyun ke jok truk. Wajahku terbakar dan telingaku pastinya berdengung. Aku merasa sanagt dipermalukan dan aku menolak untuk menatap Baekhyun. Tapi aku bisa merasakan senyumannya. Aku tidak harus melihatnya untuk mengetahui matanya berekspresi geli dan sudut-sudut bibirnya terangkat.

"Terima kasih." Kataku saat duduk bersandar di kursi, dengan cepat meraih sabuk pengaman. Aku membutuhkan sesuatu yang bisa dilakukan tanganku.

"Sama-sama, Angel." Baekhyun menutup pintu dan berjalan memutari depan truk. Dia membuka pintu pengemudi dan memanjat masuk. Seketika, di dalam mobil dipenuhi oleh aroma tubuhnya. Aromanya tidak asing bagiku. Hanya Baekhyun yang memiliki aroma ini. Ciri khas aromanya yang nikmat, menenangkan dan menggairahkanku. Aku melihat keluar jendela, menempelkan tanganku di antara kedua kakiku yang kusilangkan. "Kau lapar?"

Enraptured (Baekhyun><Irene) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang