14.

566 81 0
                                    

Ayo tekan bintang dulu di pojok kiri bawah

.

.

.

.

.

.

.

Selamat membaca

***

Aku meringkuk sedekat mungkin yang aku bisa ke Baekhyun saat dia berkelok-kelok keluar masuk jalan raya.

Sejauh ini, satu-satunya motor dialah yang kulihat di jalanan. Aku tahu tanpa ragu orang-orang merasa aman serta hangat di dalam mobil mereka dan melihat kami seolah-olah kami gila.

Tapi Baekhyun memang benar. Ini tidak sia-sia. Berkendara tanpa penutup seperti di dalam mobil rasanya sangat mendebarkan. Begitu damai. Aku tidak ingin mengakui hal itu padanya, tapi aku menyukainya. Aku tidak akan menolak kesempatan untuk naik lagi. Bagaimanapun juga berkendara dengan motor terasa menakjubkan, aku hampir tidak merasa rugi karena meninggalkan Mazzy-ku.

Ketika Baekhyun memasuki tempat parkir belakang Impact, aku hampir kecewa. Dia mematikan mesin dan aku bergeser ke belakang menjauh darinya sebelum turun dari motor, melepaskan helm dari kepalaku. Aku menatap Baekhyun, terkejut karena dia sudah melepas helmnya.

"Apa yang kau pikirkan?" Matanya begitu bersemangat, aku tidak bisa berlagak hal ini adalah sesuatu yang kurang menyenangkan.

"Ini sangat mengagumkan! Aku mungkin harus menyimpan uangku dan membeli satu untuk diriku sendiri."

Cahaya di matanya seketika meredup dan aku tergagap. "Kau tidak boleh mengemudi salah
satu dari ini."

Aku mengangkat satu alis. "Oh, kenapa aku tidak boleh?"

Aku tidak suka diberitahu apa yang boleh dan tidak aku lakukan. Dia bukan ayahku. Dia bahkan bukan pacarku! Dia tidak punya hak dan aku tahu ada sinar menantang di mataku saat aku menatapnya.

Dia berdiri, mengambil satu langkah lebih dekat denganku. Dia menjulang tinggi di atasku dan aku tahu dia bermaksud mengintimidasiku, tapi sedikitpun aku tidak merasakan itu. Baekhyun tidak membuatku takut.

"Jika kau ingin naik, kau bisa meneleponku."

Aku memiringkan kepalaku. "Jadi pada saat aku ingin pergi berkendara pukul dua pagi pada malam musim panas,"

"Kau meneleponku." Dia menyelaku, matanya menyala.

Aku menyeringai. "Dan ketika kau sedang bercinta dengan seseorang?"

"Aku akan meninggalkan mereka." Suaranya kasar. "Dan aku tidak pernah bercinta dengan siapapun, Angel. Aku menyetubuhi mereka. Dengan keras."

"Kau menjijikkan, Baekhyun." Aku mengambil langkah menuju pintu dan dia meraih bagian belakang jaketku, menghentikan pelarianku.

"Aku membuatmu jijik?" Dia membalikkan tubuhku untuk menghadap ke dirinya dan aku mengeraskan tampilan wajahku, berharap dia meresapi setiap kata-kataku lebih dari sebutir garam dan menerimanya.

"Caramu melihat wanita menjijikkanku. Fakta bahwa kau memanfaatkan mereka tanpa bermaksud apa-apa, itulah tepatnya yang membuatku jijik."

"Mereka tahu tertarik dengan siapa ketika mereka merayuku, Irene." Nada suaranya sangat bermusuhan. "Sepertinya hal ini tidak mengejutkan karena aku tidak ingin lebih dengan mereka."

Enraptured (Baekhyun><Irene) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang