23.

608 80 3
                                    

Ayo tekan bintang duluh di pojok kiri bawah

.

.

.

.

.

.

.

.

***

Hampir dua minggu telah berlalu
sejak aku mulai menghabiskan waktu dengan Baekhyun dan aku sepenuhnya sadar akan rumor yang beredar di sekitar kampus. Rumor itu seperti virus mematikan. Jika kau peduli, mereka memiliki potensi untuk menghancurkanmu berkeping-keping—untuk mencabik-cabikmu. Tapi aku tidak peduli.

Mereka bisa berpikir apa yang mereka inginkan dan aku akan melakukan apa yang kuinginkan. Semua yang penting adalah apa yang di pikirkan teman-temanku. Orang-orang lain boleh saja hidup di dunia fantasi yang telah mereka buat tentang hubunganku dengan Baekhyun jika mereka memutuskan untuk itu. Aku juga tidak perduli dengan omong kosong itu.

Aku bahagia dan itu semua yang paling penting. Semua yang ingin kulakukan malam ini adalah rileks. Aku ingin menonton film bagus dan makan makanan cepat saji. Tidak ada pekerjaan malam ini dan tidak ada kuliah besok pagi. Kedengarannya seperti dua puluh empat jam berada di surga.

"Hei, Angel." Baekhyun menyapaku saat aku melangkah keluar dari kelas Profesor Kim dan aku melompat. Dia berada di sana setiap hari, tapi entah kenapa aku tidak terbiasa untuk itu.

"Bagaimana kau bisa kesini dengan begitu cepat?" Sepanjang dua minggu terakhir, Baekhyun menemui aku hampir setelah setiap kelas berakhir.

"Aku meninggalkan kelas lebih awal." Dia mengangkat tas laptopku dari bahuku dan aku bersandar ke sisinya saat ia menyelipkan tangannya di pinggangku. Hal ini telah menjadi rutinitas kami dan aku menyukainya.

Di dalam diri Baekhyun aku menemukan semua yang kubutuhkan. Secara fisik, ia memberiku kenyamanan dan kasih sayang pertemanan dan secara mental dia suportif, seorang laki-laki yang sedikit menjengkelkan dan selalu ada. Dia telah menjadi konstan dalam hidupku, aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa dirinya.

"Apa kau punya rencana malam ini?" Aku bertanya.

Jumat lalu ia punya rencana dan ia menolak untuk memberitahuku rencananya itu. Aku hanya bisa berasumsi dia punya kencan, tapi aku tidak bertanya. Aku berpikir aku benar-benar tidak ingin tahu. Kami memiliki hal yang menyenangkan selama ini dan aku tidak ingin merusaknya.

"Tidak ada," ia menggelengkan kepalanya, menarikku lebih dekat. "Aku sepenuhnya milikmu."

"Oh," aku pura-pura tidak nyaman dan dia menegang di sekitar tubuhku. "Aku sedikit punya rencana."

"Kau?" Suaranya kasar, hampir tidak jelas.

"Ya."

"Apa rencananya?"

"Well, rencananya melibatkan seorang laki-laki dan aku tidak bisa membatalkannya." Aku menggigit bibir untuk menahan tawaku. "Aku sangat antusias."

Baekhyun menarik diri agar bisa melihat ke arahku. Matanya tertuju padaku dan rahangnya kaku, alisnya berkerut. "Kau akan berkencan."

Aku mengangguk. "Yap."

"Dengan siapa?" Dia hampir tidak bergerak dan ia tidak menyentuhku lagi. Aku tidak bisa menahan diri lagi dan aku membiarkan tawaku lepas.

Enraptured (Baekhyun><Irene) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang