19

573 79 0
                                    

Ayo tekan bintang dulu di pojok kiri bawah

.

.

.

.

.

.

****

"Kau terlihat seperti orang mati." Jisoo tertawa saat ia menerobos masuk ke apartemenku, mengejutkan aku dari momen tidur lelapku.

Aku mengangkat kepalaku dari bantal hanya untuk membiarkan kepalaku jatuh kembali. "Aku tidak akan pergi."

Dia menghela napas secara berlebihan dan aku membiarkan mataku terpejam. Aku bahkan tidak mendengar dia berjalan mendekat sampai aku merasa dia melompat ke tempat tidurku di atas tubuhku. Menimpaku.

"Bangun. Bangun. Bangun." Dia berdendang. "Kau akan membenciku jika aku membiarkanmu tertidur dan melewatkan kelasmu."

"Aku akan mati karena kurang tidur, Ji." Aku mengerang. "Aku lelah."

"Aku membawa kopi." Dia mencemooh. "Aku janji, kau akan terbiasa dengan masalah kurang tidur ini."

Aku mendorong diriku bangun dari bantal. "Kenapa kau disini?"

"Memotivasimu." Dia bertepuk tangan. "Bangunlah atau aku akan menyeretmu keluar dari tempat tidur dengan menarik rambut di kakimu."

"Kau menjijikkan!" Aku mengerang keras, memberi peringatan supaya dia tahu betapa tidak senangnya aku. "Jam berapa sekarang?"

"Kau punya waktu untuk mandi cepat sebelum kita harus berangkat." Dia menyeringai. "Aku akan membuatkan oatmeal sementara kau mandi."

"Terserah." aku menyeret diriku keluar dari tempat tidur, sambil melotot saat aku melewatinya. "Aku benci kau sekarang."

"Aku tahu, Chick." godanya. "Tapi kau akan lebih membenci dirimu sendiri jika kau membolos."

Aku tidak repot-repot membalasnya. Sebaliknya aku membanting pintu kamar mandi dan menyalakan air. Aku menanggalkan tank top dan celana sangat pendek yang kupakai tidur sebelum masuk ke ruang shower. Aku benci bahwa Jisoo benar. Aku akan membenci diriku sendiri kalau aku tidak masuk ke kelas hari ini.

Aku melangkah keluar dari pintu kamar mandi dengan tubuh terbungkus sebuah handuk. Jisoo sedang mengaduk pelan oatmeal ke dalam panci. "Kau ingin tambahan blueberi?"

"Aku tidak peduli." Aku mengangkat bahu. "Masukan apapun yang kau inginkan di dalamnya."

"Cepat berpakaian, penggerutu!" Teriak Jisoo sambil bercanda dan aku merengut. Hari ini akan menjadi hari yang panjang.

Aku tidak menjawabnya saat aku menyelipkan thong berenda cokelat metalik dari balik handukku sebelum mendorong kakiku masuk ke dalam celana yoga hitam. Aku membalikkan tubuhku dari Jisoo saat aku menjatuhkan handuk untuk mengenakan bra biru supaya cocok dengan celana dalamku. Aku menjadi ahli dalam berpakaian di depan orang lain. Aku mengambil sweater hangat lengan panjang warna krem untuk atasan sebelum membungkus leherku dengan syal krem yang tebal. Aku menarik rambutku menjadi sanggul asal-asalan di atas kepalaku dan berbalik menghadap Jisoo.

"Sudah siap apa belum?"

"Baru saja selesai," jawabnya, sambil menuangkan oatmeal ke dalam dua mangkuk. "Kau tahu kita harus bekerja ekstra keras agar bisa pergi ke gym setidaknya tiga kali seminggu."

Enraptured (Baekhyun><Irene) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang