Kabar Yang Mengejutkan & Amara Pindah!-3

1K 47 0
                                    

Rumah Alana.
Terlihat Alana sedang sibuk dengan ponselnya. Dia sepertinya sedang chatting dengan seseorang. Sampai-sampai membuatnya tertawa sendiri seperti orang yang sedang depresi.

Whatsapp.

Aldo.
Kamu tau nggak sih, aku itu ngakak plus jijik banget pas tau si Bimo tadi di kelas bab di celana🤣

Anda.
Serius dia bab di kelas?
Iihh... Kelas kamu bau dong?😷
Tapi, kasian juga ya dia. Pasti dia nahan malu setengah mati di depan temen-temen lain.

Aldo.
Iya serius.
Udah pasti bau banget, dia kan abis makan jengkol semangkuk tadi pagi.
Ya pasti lah dia malu banget...
🤣🤣🤣.

Anda.
Kamu itu ngk boleh gitu, do.
Kasian tau...
Tapi lucu juga sih... Hehehe😂.

Aldo.
Ooh.. kamu mau belain dia?_-

Anda.
Iih... Jangan marah dong say...ur

Aldo.
😋 Say?
Sayang dong... Masa sayur sih?_-

Anda.
Wkwkwk.
Biarin ah😜.

Ditengah-tengah keasyikannya chatting dengan Aldo. Tiba-tiba saja ponselnya berdering, terdapat nama "Amara" disana. Alana pun mengusap tombol berwarna hijau untuk mengangkat telponnya.

"Halo, kak?".

"Lan... Papah & mamah kecelakaan".

"Hah?! Maksudnya apa? Dimana kecelakaannya?".

"Udah kamu sekarang ke sini aja, aku ada di rumah sakit. Nanti aku kirimin alamatnya di whatsapp".

"Ok deh, aku bilang ayah sama ibu dulu".

"Ok".

Telpon terputus dengan nada tut..tut..tut..
Alana dan orang tua nya pun segera berangkat ke rumah sakit.

*****
Rumah Sakit.
Alana dan orang tuanya bergegas menuju ruang ICU setelah menanyakan pada suster di rumah sakit tersebut.

Ruang ICU.
Terlihat Amara sedang menangis histeris seperti telah kehilangan sesuatu miliknya yang sangat berharga.

"Kak...". Teriak Alana.

Amara spontan memeluk Alana. "Alana... Meninggal....".

"Maksudnya apa, kak?". Tanya Alana bingung.

"Papah sama mamah meninggal, lan...".

Alana terbelalak, dia tak bisa menahan ledakan tangisnya. Begitu juga dengan orang tua Alana yang ikut terkejut mendengar ucapan yang dilontarkan Amara.

*****
Amara merasa sangat terpukul dengan kematian orang tuanya. Dia merasa sangat sedih, yang seharusnya dia ingin menginap di rumah Alana dengan orang tuanya hari itu. Tapi, malah menjadi bencana. Tiba-tiba saja terjadi kecelakaan parah, untungnya Amara tak apa-apa, dia selamat dari kecelakaan tersebut.

Setelah selesai dimakamkan, Amara, Alana dan orang tua Alana pun pulang ke rumah Alana.

Rumah Alana.
"Kak Amara, yang sabar ya". Ucap Alana menepuk bahu Amara.

Amara terus saja menangis, dia masih tak percaya semua ini terjadi padanya.

"Iya, nak. Kamu yang sabar ya, tante yakin kok, kamu itu anak yang kuat". Sahut ibu Alana. "Karena tante juga sebagai kakak mamah kamu, pasti juga sangat merasa sedih". Lanjutnya.

"I-iya, tan". Jawab Amara sembari menundukkan kepalanya.

"Berarti, kak Amara tinggal di sini dong?. Kan kalau tinggal di sana dia pasti sendiri". Alana memulai perbincangan lain.

"Iya, Amara. Kamu tinggal di sini aja sama Alana". Ajak Ayah Alana.

"Otomatis sekolah kak Amara juga harus pindah dong?". Tanya Alana.

"Ya iyalah sayang.... Kan Amara sekolah di Bandung. Kejauhan dong nanti, bisa-bisa dia tiap hari telat sekolah". Jelas Ibu Alana.

"Kak Amara mau kan tinggal di sini?". Tanya Alana.

Amara mengangguk mengiyakan.
"Ya udah sini, barang-barang kamu biar aku yang bawain". Alana mengambil koper besar dan tas milik Amara.

"Ayo ke atas!". Ajak Alana sembari membawa barang-barang Amara.
Amara mengangguk mengiyakan.

*****
Ruang kamar Amara.
"Nih, kak. Kamar kamu". Alana menaruh barang-barang Amara di dekat kasur kamar tersebut.

"Ya, makasih ya lan".

"Ya, sama-sama. Sekarang kakak istirahat aja dulu, besok kan kakak harus pindah sekolah". Jelas Alana.

Alana pun keluar dari kamar Amara, dan membiarkan sepupunya itu beristirahat.

*****
SMA Kebangsaan.
Yang biasanya Alana menaiki angkutan umum jika berangkat ke sekolah, Hari alana datang ke sekolah dengan diantar oleh orang tuanya. Karena orang tuanya ingin mengurus surat-surat untuk pindahan sekolah Amara.

Amara melihat sekeliling SMA Kebangsaan. Amara mengernyitkan keningnya ketika melihat beberapa hal yang sangat berbeda dibanding dengan sekolah lamanya.

Yang berada dipikirannya sekarang adalah. "Aneh, Unik. Tapi, Nyata".

"Jangan aneh ya, kak". Ucap apaan yang sepertinya sudah lumrah melihat wajah Amara.

"Eh, iya lan. Aku cuma bingung aja". Jawab Amara.

"Yah, Bu, kak. Aku duluan ya". Alana segera berpamitan ketika sudah tiba di koridor kelasnya.

"Ya, nak". Jawab ibunya, sementara ayah dan Amara mengangguk secara bersamaan.

Ruang kepala sekolah juga tidak terlalu jauh dari kelas Alana. Orang tua Alana & Amara pun bergegas menuju ruang kepala sekolah.

*****
Ruang Kepala Sekolah.
Tok..tok...
"Masuk". Seseorang dengan suara beratnya mempersilahkan orang tua Alana dan Amara masuk.

"Permisi, pak. Saya orang tua dari Alana". Ucap ibu Alana.

"Ya, Bu. Ada apa?". Tanya kepala sekolah.

"Saya di sini bukan untuk membicarakan anak saya. Tapi, ini keponakan saya mau pindah ke sekolah ini". Jelas Ibu Alana.

"Ooh... Iya Bu, silahkan duduk". Pak kepala sekolah mempersilahkan duduk.
.
.
.
Setelah selesai membicarakan...

"Sekarang Amara bisa langsung sekolah di sini ya". Ucap Pak kepala sekolah.

"Baik, pak. Terima kasih".

"Ya, Bu. Sama-sama".

Bel masuk dibunyikan...
"Amara, sudah sana kamu masuk ke kelas kamu". Pinta ayah Alana.

Amara menganggukan kepalanya.

*****
Sesampainya di koridor kelas 11-3.
Amara mengintip dari balik jendela, dilihatnya telah ada seorang guru yang sedang mengajar.

Amara mengetuk pintu dengan pelan, dan melangkahkan kakinya setelah dipersilahkan masuk.

"Assalamu'alaikum".

"Wa'alaikumsalam. Ada apa ya, nak?". Tanya guru tersebut dengan nada lembut.

"Saya anak baru, Bu". Jawab Amara.

"O'iya, sekarang kamu perkenalkan diri kamu dulu ya". Pinta guru tersebut yang bernama Bu Erna (Guru Matematika).

Amara mengangguk mengiyakan. "Perkenalkan nama saya Amara Nasywa Febriani, biasa dipanggil Amara. Saya pindahan dari SMAN 123 Bandung" Jelas Amara.

"Ok, sekarang ku silahkan duduk Amara". Bu Erna mempersilahkan Amara duduk.

"Amara". Panggil seorang perempuan. "Kamu disini aja". Ajaknya.

Amara menganggukan kepalanya. Dia pun duduk di sebelah perempuan itu.

"Kenalin, nama aku Farah". Ucap perempuan itu memperkenalkan diri.

Amara menyunggingkan senyumnya. "Iya, aku Amara".

Trouble maker, i'm in Love...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang