Mimpi Yang Sama-18

516 36 0
                                    

   Amara masuk ke dalam kamarnya, menaruh ponselnya di atas meja belajar di samping ranjang tidurnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.

   Tak lama, Amara pun mengantuk dan memejamkan matanya.

*****
Rumah Alif.
   Sama halnya dengan Alif, setelah sampai rumah dia segera masuk ke dalam kamarnya.

"Bi... Bi Surti...". Teriaknya sembari melepas ikatan tali sepatunya.

   Bibi pun menghampiri Alif di dalam kamarnya.

"Iya den, ada apa?". Tanya bibi.

"Bikinin aku minum dong". Pinta Alif.

"Oh iya den, siap... Mau minum apa?". Tanya bibi lagi.

"Jus jeruk aja". Jawab Alif.

"Ok, den. O'iya den, bibi masakin lontong sayur kesukaan aden lho...". Ucap bibi. "Aden mau nggak?". Tanyanya.

"Hmm... Nggak deh, bi. Jus jeruk aja". Jawab Alif.

"Ok deh den, kalau gitu bibi permisi ya". Bibi pun keluar dari kamar Alif.

"Ya, bi".

   Bibi Surti sudah dianggap sebagai ibu Alif sendiri, begitu juga dengan bi Surti yang sudah menganggap Alif sebagai anaknya sendiri. Karena sejak orang tua Alif bercerai dan ibu Alif di rawat di rumah sakit. Bibi Surti lah yang tulus menjaga dan merawat Alif, yang saat itu usianya masih menginjak 12 tahun.

   Sambil menunggu jus datang, Alif merebahkan tubuhnya di atas ranjang tidurnya. Menatap langit-langit kamar sembari tersenyum-senyum sendiri.

   Kini bayang-bayang Amara terus hadir di pikiran Alif dan membuatnya tersenyum-senyum sendiri seperti orang depresi.

   Tak lama karena dilanda rasa kantuk, Alif memejamkan matanya.

Di saat itu juga, bibi datang.

"Aden.. den Alif?". Panggil bibi.

Bibi membuka pintu kamar Alif. "Ya ampun... Kayaknya si Aden kecapean banget deh. Ya udah lah, jus nya bibi taruh lagi aja". Jelas bi Surti.

Bi Surti pun keluar dari kamar.

*****
   Waktu sudah menunjukkan pukul 06:30. Tapi, Alif belum saja datang untuk menjemput Amara di rumahnya. Alif ingin mengantarkan Amara untuk pergi ke sekolah bersama.

   Tak lama Alif datang. Raut wajah Amara pun terlihat sangat kesal.

"Ihh... Kok kamu lama banget sih?". Tanyanya.

"Iya sayang... Maaf ya, tadi aku ada urusan sebentar". Jawab Alif.

"Ya udah deh nggak apa-apa, untung aja pacar, kalau ojek online udah aku cancel kali...". Jelas Amara.

"Ehh... Enak aja, masa pacar di cancel sih". Protes Alif.

"Hehehe... Udah yuk ah, nanti kita telat nih". Pinta Amara.

"Iya deh iya".

   Mereka berdua pun bergegas berangkat ke sekolah.

~~~~~
Kantin.
   Amara dan Alif pergi ke kantin bersama. Alif menggandeng tangan Amara, akan tetapi gadis itu tak marah padanya melainkan dia tersenyum manis pada laki-laki itu.

"Pacar, kita mau makan apa?". Tanya Alif.

"Apa aja deh". Jawab Amara.

   Tak lama, Alana dan Aldo datang. Raut wajah mereka berdua terlihat senang.

"Cie..cie.. pasangan baru!". Teriak Alana yang terlihat bahagia melihat Alif dan Amara yang baru saja jadian.

"Iya nih... So sweet banget dah". Respon Aldo.

Pipi Amara merona. "Ihh... Apaan sih?".

"Tau nih bocah". Ucap Alif kesal.

"Eh pajak jadiannya mana nih?". Tanya Alana.

"Gue beliin bakso aja ya". Jawab Alif.

"Huft.. ya udah nggak apa-apa deh, yang penting mah ada pajak jadian aja...". Jelas Alana.

   Mereka berempat pun mencari tempat duduk untuk makan.

   Tak lama Sonia CS juga datang. Dan mereka mengucapkan selamat untuk Alif dan Amara yang baru saja jadian.

"Eh kalian berdua selamat ya... Aduh gue turut bahagia banget deh". Ucap Sonia.

"Iya gue juga". Ucap Evelyn dan Marcella.

"Iya makasih ya". Jawab Alif sembari tersenyum manis.

   Amara hanya mengangguk, tapi mukanya terlihat sangat tak percaya.

*****
   Tiba-tiba saja, cerita itu berkahir dengan bunyi dering ponsel Alif.

"Kring...kring...kring...".

Alif pun terbangun dari tidurnya. "Sialan!!!". Teriaknya.

"Gue lagi enak-enak mimpiin Amara juga, segala ganggu lagi nih alarm". Protes Alif.

*****
   Sama halnya dengan Amara, dia pun memimpikan hal yang sama dengan Alif.

   Cuma bedanya kalau Alif sangat senang dengan mimpi itu, tetapi Amara....

"Oh my God!!....". Teriak Amara yang sontak terbangun dari tidurnya.

"Unbelievable!!!!.....". Teriaknya lagi.

   Teriakannya itu terdengar sampai ke telinga Alana. Dan membuat gadis itu menghampiri Amara di kamarnya.

Tok..tok..

"Kak, kamu kenapa sih?". Tanya Alana bingung.

   Amara tersentak dan segera menoleh pada Alana.

"Ng-... Nggak kok, lan". Jawab Amara gugup.

   Karena dia tak ingin Alana mengetahui bahwa dia bermimpi sudah jadian dengan Alif. Jika saja Alana tahu, maka pasti dia akan heboh.

"Kamu abis mimpi sesuatu, ya?". Tanya Alana lagi.

"Nggak kok, lan". Jawab Amara.

"Bohong!  Jangan-jangan abis mimpiin Alif, ya?". Tebak Alana benar.

"Ihh... Apaan sih? Ng-nggak lah". Amara memikirkan alasan agar Alana percaya. "Iya deh iya... Kakak ngaku, kakak tadi mimpi. Tapi, bukan mimpiin Alif!". Lanjutnya.

"Terus apa?".

"Mimpi masuk ruang bp". Amara berbohong.

"Hah?". Alana ternganga. "Hahahaha.... Dikirain apaan!". Alana tertawa terpingkal-pingkal.

"Ihh... Kok malah ngetawain?". Tanya Amara jengkel.

Alana menahan tawanya. "Abisnya sih kakak heboh banget".

"Kamu kan tau sendiri, aku tuh paling anti masuk ruang BP". Jelas Amara.

"Iya deh iya... Ya udah deh kak, aku mau lanjut stalker Jefri Nichol, ya. Hihihi....". Ucap Alana.

"Ihh... Ternyata eh ternyata kamu diam-diam menstalker artis". Amara menggoda Alana.

"Hehehe...".

"Eh btw Jefri Nichol itu mirip lho sama Alif". Ucap Amara.

"Eh enak aja, gantengan juga Nichol kemana-mana". Jawab Alana sembari menggidikan bahunya.

"Hahaha... Iya deh iya. Eh hati-hati lho ketahuan pacar kamu".

"Iya kak iya. Udah sana kamu tidur lagi, jangan lupa baca do'a". Pinta Alana.

"Iya, mak...".

"Enak aja. Udah ya, aku balik ke kamar. Bye...".

   Alana keluar dari kamar Amara. Sementara Amara masih saja memikirkan mimpi yang tadi sembari menggelengkan kepalanya.

Trouble maker, i'm in Love...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang