Ruang Keluarga.
Tak lama kemudian, Amara sadarkan diri, Amara memegangi kepalanya."Aduh... Kepala gue sakit".
"Amara". Panggil Alif.
"Alif?".
"Iya mar, ini aku. Aku tadi liat kamu tergeletak di halaman rumah, terus aku langsung bawa kamu ke ruang keluarga, kalau di kamar kamu nggak enak, takut jadi fitnah". Jelasnya.
Alif tersenyum manis pada Amara, mengusap kepalanya sembari menggenggam tangannya, Amara pun melepas genggaman tangan Alif dan menyingkirkan tangan Alif dari kepalanya.
"Nggak usah pegang-pegang".
"Lho, kamu kenapa mar?".
"Nggak usah tanya kenapa, mending sekarang lu pergi dari sini!".
"Salah aku apa, mar? Kamu marah karena aku mukul kepala kamu kemarin?".
"Nggak usah banyak tanya, mending lu pergi sekarang".
"Kok lu sih? Bukannya aku kamu, kok jadi gue lu lagi".
"Nggak usah banyak omong, gue pusing tau nggak! Mending sekarang lu pergi atau gue panggil tukang kebun buat usir lu!".
"Kan aku mau ngobrol banyak sama kamu, aku kangen mar sama kamu".
"Tapi, gue nggak mau ngobrol sama lu dan gue nggak kangen sama lu!".
Alif mengatupkan bibirnya tanpa suara.
"Mungkin aja Amara lagi kecapean, makanya dia jadi kayak gini!". Pikir Alif.
"Kenapa diem aja?! Udah sana pergi!".
Alif mengangguk mengiyakan dan segera keluar dari rumah Alana.
Alif pun pergi sementara Amara masuk ke dalam kamarnya.
*****
Kamar Amara.
Amara duduk di meja belajarnya, tanpa sadar sebulir air mata mengalir di pipinya."Maaf ya, lif".
"Lebih baik kita nggak usah berhubungan dulu sampai Dimas sadar".
"Karena aku takut Dimas bilang soal kepala aku ini kalau kamu yang ngelakuin ke Om dan Tante".
"Aku ngelakuin ini juga untuk melindungi kamu, sebenarnya aku juga kangen... banget sama kamu".
*****
Rumah Alif.
Alif baru saja sampai di rumahnya, dia pun memutuskan untuk menyendiri di balkon rumahnya."Amara kenapa, ya?".
"Tiba-tiba aja dia jadi nggak suka sama gue gitu, kayak pas pertama kali ketemu".
(Menatap langit dan cahaya matahari yang masih sehat untuk berjemur)
"Udah lah, positif thinking aja. Mungkin dia kecapean atau efek samping dari obat yang dia minum".
"Eh? Tapi impossible lah, nggak mungkin masa gara-gara obat dia jadi jutek dan galak gitu".
"Ah... Au ah! Puyeng gue! Mending gue main hp dah".
Alif mengambil ponselnya dan melihat galeri foto di ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble maker, i'm in Love...
Teen FictionMengisahkan seorang siswi berparas cantik, lemah lembut dan sedikit jutek bernama Amara Nasywa Febriani. Dia tinggal di Bandung dan pindah ke Jakarta di rumah sepupunya. Karena orang tua nya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Sekolahnya di Bandung s...