17

348 62 29
                                    

Kalau saja dia mau membuka hatinya

Dan menyadari perasaannya lebih cepat

Mungkin dia tidak akan sampai seperti ini.

.

.

.

"Rin, laporan keuangan osis udah dikasih sama bendahara?" Itu Xiaojun.

"Udah, Mark mah selalu tepat waktu kalo ngasih." Arin cuek, jarinya menari-nari di atas keyboard Laptop dan matanya fokus ke layar.

Koeun di dalam sana hanya diam. Diam-diam memuji kecantikan Arin. Hendery dan Mark sampai jatuh hati padanya.

Kalau Mark lebih bahagia dengan Arin, aku juga akan bahagia karena itu juga.

"Eun, kenapa lo mau jadi pengurus keuangan hariannya osis sih?" Jun duduk di hadapan Koeun yang mencatat, menghitung dan merapikan pembukuan kas osis. "Padahal Arin udah larang lo, Lucas aja sampe hampir nonjok gue gara-gara ngijinin lo ngambil posisi itu."

Aku jelas mau kalau Mark yang meminta.

"Aku juga yang maksa kok Jun. Toh Lucas sekarang gak gitu kan?"

-

-

-

Koeun itu tidak pernah membela Mark secara langsung

Tak pernah ia berkata 'ya, Mark sudah keterlaluan' atau 'tidak, Mark tidak bersalah'

Koeun selalu memutar balikkan sesuatu tanpa menyinggung Mark

Demi membela bajingan yang kebetulan menjadi cinta pertamanya

-

-

-

"Eun!" Seseorang memanggil saat Koeun sedang memakan bekalnya. "Nih, lo tau kan harus ngapain?"

Mark menyerahkan lima bukunya. Mark ingin Koeun yang mencatatkan untuknya. Semua materi penting yang ia butuhkan.

"Mark..." Arin bersuara sambil mendekati Mark dan Koeun. "Kalo lo butuh catetan, pinjem catetannya."

Hening beberapa saat

"Bukan orangnya yang suruh nyatetin."

Mark terdiam mencerna perkataan Arin. Tak selang lama mengambil kembali buku-bukunya di meja Koeun. Sayangnya, Koeun lebih dulu mengambil bukunya.

"Gak papa Mark, aku bisa belajar lagi kalo bikin catetan buat kamu."

"Kembaliin." Nada otoriternya keluar. "Sekalian catetan lo."

Aku harap bisa seperti Arin di matamu, Mark.

Tapi jika aku Arin, aku tidak akan memiliki perasaan ini.

Aku bahagia bisa memiliki perasaan ini untukmu.

"Semangat belajarnya ya, Mark."

"Hm."

Kamu mau jawab semua yang aku omongin aku udah bahagia, Mark

~

"Rin, Koeun sebenernya sakit apa?" Henderry sedang duduk di kedai eskrim bersama Arin.

"Yang tau cuma Lucas," ucap Arin sambil makan gelatonya. "Aku emang sering jenguk Koeun ke Rumah sakit. Tiga bulan sekali kalo aku ngitungnya."

"Si kingkong gak mau kasih tau. Udah pernah coba tanyain Koeunnya langsung?"

Di sini seolah hanya Derry yang penasaran dengan penyakit yang diderita Koeun. Faktanya, Arin dan Yerim juga tidak tau mengenai hal itu. Apalagi Mark.

"Udah, tapi Koeunnya malah balik nanya." Arin bertopang dagu. "Dia bilang menurutku kira-kira penyakit apa yang harus bolak balik rumah sakit kaya gitu. Aku khawatir, Der."

"Iya, gak cuma kamu yang khawatirin Koeun." Hendery membawa Arin ke dalam pelukannya. "Gak ada temen yang gak khawatir pas temennya kenapa-kenapa"

.

.

.

.

.

.

.

Tbc

Chandelier [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang