Penyesalan atas kejadian kemarin tak ayal membuat Jinyoung melamun sepanjang kepulangannya dari latihan sore itu. Jinyoung salah, memang, tetapi dia cukup gengsi untuk sekedar meminta maaf. atau mungkin gak sekarang? entah kapan, setidaknya Jinyoung ada secuil tak kasat mata kemauan untukㅡokay, stop, Jinyoung gak perlu memperjelas hal memalukan seperti itu kan?
Dan pemikiran itu serta-merta Jinyoung lupakan sejenak saat Mas Minhyun datang menjemputnya setelah kepergian Jihoon lima menit lalu. menggunakan mobil usang keluarga Rauf yang selalu Daniel komentari terlalu sempit jika tengah dipakai satu keluarga. mobil mini lawas milik Ayah ini bisa Minhyun gunakan karena termasuk mobil matic, which is Minhyun gak perlu sekolah mengemudi untuk bisa menjalankannya.
Berbeda dengan mobil pembelian minggu lalu yang memang Minhyun khususkan untuk selera sang Ayah. dan memang untuk Ayah. bukan dibeli untuk dirinya, maka wajar Minhyun membeli mobil khas pria jantan itu tanpa tau cara menggunakannya. kemarin itu, adik-adik bocahnya saja yang sedang iseng!
"Mas, kita gak nyasar di kuburan atau rumah sakit kan ya?"
"Kamu maunya begitu?"
"gak gak gak gak mending kita otw"
Mobil sederhana berwarna biru tua itu akhirnya melaju dengan kecepatan sedang membelah lautan kendaraan di luasnya jalan ibukota. sembari mendengarkan lagu dari radio, sembari Minhyun menyuarakan pertanyaan yang sedari ditahan.
"Bintang kemana Al?"
"Katanya si nyari buku, aneh ya Mas denger orang bloon nyari buku?"
"Huss! kamu"
Dikursinya Jinyoung ketawa renyah. omong-omong tentang Jihoon, kekehan itu telak berubah senyum gemas hanya dengan mendengar namanya. Jinyoung jadi ingat semalam saat kepalanya begitu pening atas perbuatan dilapangan saat sorenya, dan Jihoon tiba-tiba mendatanginya.
Malam itu kubu didalam kepala tidak ada yang dirasa selaras, separuh tidak perduli, seperempat ingin menertawai dan sisanya ingin meminta maaf. tentu Jinyoung memilih gak perduli, sudah terbaca jelas, bukan? tetapi entah di sisi yang mana Jinyoung benar-benar merasa menyesali perbuatannya. apa lagi melihat tatapan Haechan padanya, seperti sudah benar-benar kecewa.
Lalu disaat itu Jihoon tetiba datang kekamarnya membawa jus mangga, memaksa Jinyoung untuk minum itu sampai habisa tanpa mengeluarkan pertanyaan apa-apa. disaat bersamaan jemari halusnya terangkat merapihkan rambut Jinyoung yang lepek sebab keringat, dan ranum kemerahan yang terus mengoceh tentang Jinyoung yang tidak lekas mandi dalam keadaan diselimuti bakteri seperti ini.
Jihoon terus mengoceh, terus merapikan rambutnya, terus mengomel dengan raut wajah gemas, terus melakukan spontanitas keibuan yang berakibat fatal pada lingkaran jantung didalam dadanya. Jihoon sesekali menatap penuh kekesalan tanpa tahu sudah sebesar apa Jinyoung menahan diri agar tangannya tidak sembrono mencubiti pipi dengan rona merah alami itu. menahan agar kerutan dikeningnya tidak ia buat kembali normal dengan kecupan dari bibirnya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
je t'aime
Fanfiction"gua gak homo, gua gak homo, gua gak homo, gua homo, gua homo, gua ho....moㅡyAALLAH!!" ©imdouma, 2018