hallo,,
hehe
•••
Awalnya persepsi Jihoon tentang dia yang akan ditinggalkan untuk ketiga kalinya hanya sekedar pemikiran kolot yang berputar-putar dikepala, hanya sekelebat pemikiran tidak penting yang dikirim entah dari siapa. terlebih malam itu Jinyoung baik-baik saja, bahkan memberi respon begitu hangat. memeluk, menguatkan dengan kalimat ajaib dan menenangkan secara lembut, pokoknya, tok memberikan kehangatan yang benar-benar dibutuhkan Jihoon.
Gerak tubuh dan segala yang keluar dari mulutnya serta merta membuat Jihoon berpikir lagi untuk membuka semua yang sempat tidak ingin diliriknya. rasa yang dulu ingin dipendam selamanya saja, malam itu entah pikiran dari mana Jihoon beranikan diri untuk memberi sinyal secara tersirat hingga maksud didalamnya mampu diserap. biarin, pikir Jihoon malam itu. Sudah basah, kenapa gak mandi hujan sekalian?
Yang ternyata berakhir tidak sejalan dengan ekspektasi. nyatanya setelah keterbukaan itu, Jinyoung kentara mundur secara teratur. bahkan sulit untuk menemukan batang hidungnya setelah malam itu. walaupun tetap tinggal serumah, Jihoon tidak lagi mudah menemukan siluet Jinyoung seliweran di apartment. hanya saat tengah malam mendekati subuh, itupun Jihoon tidak berani menghampiri, hanya mengintip dan memastikan Jinyoung menemukan apa yang dibutuhkannya. lalu beberapa menit Jihoon gunakan sedikit untuk masak dan kembali masuk kamar, keluar lagi nanti sekitar jam 6.
Jihoon ngerti, pasti sulit. mendengar pengakuan dari seorang pemuda cacat dan tiba-tiba???? mungkin Jihoon akan melakukan hal yang sama. sekarang, biarkan Jihoon memberikannya ruang.
"Gue duluan"
Ini pertama kali sejak malam itu Jihoon keluar kamar sebelum jam 6 pagi. duduk disofa menunggu Jinyoung keluar kamar untuk berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan umumㅡangkotㅡdia memilih naik angkot entah kenapa. masih dengan piama bunny Jihoon menahan Jinyoung sebelum sempat keluar apartment, beranikan diri melangkah menghampirinya didekat rak sepatu. lagi-lagi untuk pertama kali sejak malam itu, jarak mereka dekat lagi.
"tas ini... tas yang sengaja gue taro meja, tempat makan." Jihoon menyelipkan tali tas dijemari Jinyoung. "gue gak tahan liat tas ini didiemin terus, dimakan ya" lanjut Jihoon sebelum langkahnya kembali memasuki kamar,
dan menangis dalam diam.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
je t'aime
Fanfiction"gua gak homo, gua gak homo, gua gak homo, gua homo, gua homo, gua ho....moㅡyAALLAH!!" ©imdouma, 2018