Jeㅡtwenty one

1K 194 163
                                    



kayanya ch ini bosenin deh

































•••












Sehabis pulang nongkrong di bale karyawan Ayah Rauf sekitar tengah malam sampai jam sepuluh pagi ini, Jinyoung gak ada sedikitpun kasih kabar seperti yang biasa dilakukan.

Jinyoung itu freak, padahal mereka bisa dibilang cocok banget sama lagu pacar lima langkahㅡgak sampe lima langkah juga si. tapi deket lah pokonya.

Tapi, walau rumah deket tetep aja maksa buat terus kirim pesan. mungkin karena udah biasa serumah, jadi sekali siluetnya gak ada dalam pandangan, udah pusing sendiri bertanya-tanya kamu dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa,,,

Dan sekarang sesuatu yang freak itu malah Jihoon tunggu-tunggu kedatangannya, bahkan sampai menghilangkan gengsi kirim pesan duluan yang berakhir kecewa, sebab gak ada tanda-tanda akan dibalas. jadilah setelah beberes kamar dan bebersih diri Jihoon memutuskan mampir kerumah Ayah Rauf. kebetulan kemaren belom sempet mampir, kata Babeh juga soto tempat Bunda Alena mulai hari ini lagi direnofasi itu artinya Bunda hari ini ada dirumah.


"Bintangggggggg!"


Tuhkan bener.


"Bunda!" pekik girang Jihoon, masuk melewati gerbang rumah keluarga Rauf menghampiri Bunda dihalaman depan yang sedang memberi makan ikan-ikannya.

"Sebentar sebentar Bunda cuci tangan dulu"



Selesainya baru Bunda menghampiri Jihoon dan meraihnya dalam pelukan. kemarin gak sempet sih, soalnya mau bagaimanapun anak kandung terdahulu diutamakan.

"kemaren kenapa gak mampir kamu?"



Jihoon terkekeh. "Gak dilepas sama Bulan, Bun"



Selanjutnya kehangatan seorang Ibu terlepas, Bunda beralih mengusap rambutnya dengan sayang. Ibu dan Bunda memang gak bersaudara tetapi cara mereka memperlakukan Jihoon selalu sama. kalau rindu pasti memeluk erat dan mengusap rambut penuh perasaan. tetapi setelah Ibu gak ada, selepas mengusap rambut, Bunda pasti mengeluarkan air mata.

"ngga nggak, ini Bunda lagi seneng ko! ternyata kamu sehat dan semakin manis! sehat terus ya" ucap Bunda sebelum rentenan poni Jihoon dikasih tanda sayang lewat kecupan. "udah masuk sana, Aldi di ruang sepatu, dari pagi ngurus sepatu gak selesai-selesai tuh"


Jihoon gak langsung masuk, dia malah kembali peluk Bunda. Ibu memang gak tergantikan, tetapi kenyamanan dari Bunda serupa dengan kehangatan seorang ibu pada anaknya. Jihoon merasa disayang, merasa punya Ibu.


"Udah masuk sana, aduh kamu kenapa ikutan nangis"

je t'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang