Jungkook menatap sinis Eunha di ambang pintu kamar gadis itu, sejak tadi yang mereka lakukan hanya saling diam tanpa mau mengatakan apapun. Terlebih lagi Eunha, gadis itu berusaha tak memperdulikan Jungkook yang sudah berdiri hampir dua jam untuk menunggu gadis itu bicara.
"Sampai kapan kau akan diam begini padaku?" tanya Jungkook.
Gadis itu tak bergeming, ia masih fokus pada ponselnya.
Melihat itupun Jungkook akhirnya melangkah masuk untuk menghampiri gadis itu di kasurnya, ia lalu duduk di tepi kasur sambil menatap Eunha dalam-dalam.
"Aku hanya khawatir dengan mu, tidak semua pria baik kau tau? Dan kalaupun menurut mu dia baik itu karena dia masih memakai topengnya, entah apa yang akan terjadi setelah dia membuka topengnya." imbuh Jungkook yang menggenggam pundak Eunha, pria itu mencoba mengarahkan tubuh gadis itu agar sejajar dengannya.
Eunha lalu berdecak, menatap Jungkook malas. Ia lalu menyingkirkan tangan pria itu dari pundaknya, "Aku berterimakasih sebelumnya karena kau khawatir, tapi semua keputusan ada di tangan ku. Jadi aku minta tolong jangan mencampuri urusan ku, mengerti?" Eunha lalu beranjak dari kasurnya meninggalkan Jungkook di kamarnya. Entah kenapa gadis itu benar-benar muak dengan sikap Jungkook yang seperti ini, selalu mempermainkan perasaan nya tanpa rasa bersalah lalu mengatakan kalau ia hanya sekedar khawatir.
Itu bahkan menyebalkan!
"Eunha, kau mau kemana?" Jungkook meneriakinya ketika gadis itu pergi.
"Pulang saja sana." kata gadis itu yang samar, namun Jungkook masih bisa mendegar nya.
Mendengar nya, Jungkook hanya dapat menghela nafas pasrah. Eunha memang gadis keras kepala, ia tidak mudah di beritahu terkecuali ia sendiri yang melihat nya atau mengalami nya. Sejak SMP Jungkook selalu mewanti-wanti setiap pria yang berdekatan dengan gadis itu sehingga tak ada satupun pria yang berani mendekati gadis itu bahkan hingga saat ini.
"Kau akan melihat nya nanti, pria itu tidak baik. Tidak ada pria yang sebaik diriku dan ku pikir mereka tidak pantas menyakiti mu." ucap Jungkook lalu ikut menyusul kemana gadis itu pergi.
***
S
ejak tadi Taehyung terus mengembangkan senyum nya ketika melihat Yerin makan dengan lahap, bahkan ia tak berpikir kalau masakannya bisa membuat nafsu makan gadis itu meningkat. Syukurlah.
"Bagaimana?" tanya Taehyung.
Gadis itu diam untuk menelan makanan yang masih ada di dalam mulutnya, "Lumayan, tapi masakan mu ini mengingat kan ku pada mendiang ibuku." Kata gadis itu yang mengambil kimchi untuk lauk.
"Serius? Wah hari ini seperti nya kita akan melakukan perjalan di atas ranjang." ucap Taehyung dengan suara beratnya, namun ketika mendengar itu Yerin langsung tersedak nasi sehingga ia terbatuk-batuk.
Dengan cekatan Taehyung langsung memberinya segelas air dan mencoba menepuk-nepuk punggung, "Dasar ceroboh."
Yerin menghela nafasnya, ia meletakan sejenak sendok dan sumpit nya di atas meja lalu beralih menatap Taehyung. "Karena ucapan mu barusan membuat ku tersedak. Sekarang masih bisa menyalahkan ku? Ck." gadis mencebikan mulutnya lalu kembali melanjutkan aktifitas makannya.
"Loh kenapa? Apa aku salah? Aku hanya mengatakan kesepakatan kita. Kalau masakan ku enak kau kau akan bersedia-" Dengan cepat Yerin memutus nya, "Bersedia apa? Aku tidak mengatakannya tapi kau sendiri. Lagipula untuk apa punya anak cepat-cepat?" ucap Yerin yang sebal, nampak jelas kalau Yerin tak tertarik untuk memiliki anak dengan Taehyung. Bahkan terlalu dini untuk memiliki anak. Yerin masih ingin menghabisi masa mudanya seperti gadis-gadis di kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S VAMPIRE ✓
Vampiresemenjak ayahnya meninggal Yerin terpaksa tinggal bersama ibu tirinya yang kejam, sampai suatu ketika ibunya berusaha membunuhnya namun siapa sangka kalau gadis itu di selamatkan lebih dulu oleh sosok pria misterius hingga gadis itu dibawa pergi ole...