“Aku turut berduka cita atas kepergian Yerin.“ itu suara Aerin, gadis itu masuk ke dalam kamar Yerin yang kebetulan pintu nya terbuka.
Taehyung lantas memutar tubuhnya, usai menidurkan bayinya Taehyung berniat untuk merapikan kamar Yerin, ia ingin mengganti seprai sekaligus gorden yang terlihat mulai banyak debu. Di lihat nya seorang gadis tengah berdiri di hadapan nya.
“Aku mau bicara hal penting padamu, tapi tidak di sini. Ayo kita ke taman.“ ajak Taehyung yang berjalan lebih dulu meninggalkan Aerin di belakang.
Mereka kemudian tiba di taman, Taehyung duduk di sebuah bangku kayu di ikuti oleh Aerin.
“Apa yang ingin kau bicarakan?“ tanya Aerin, semenjak kepergian Yerin, Taehyung benar-benar menjadi dingin dan tidak banyak bicara bahkan dengan ayahnya. Mungkin ia masih terpukul, pikir gadis tersebut.
“Mulai saat ini aku mau kau tinggalkan istana, dan pergi meninggalkan Gwanju. Aku tidak mau melihat wajah mu lagi, atau kau bisa pergi keluar negeri. Aku sudah menyiapkan visa untukmu bila kau bersedia dan juga persiapan uang untuk mu, jadi bergegaslah sekarang.“ kata Taehyung yang terdengar ketus.
Mendengar hal itu Aerin sontak terkesiap, matanya membulat dan tangannya meremas ujung dress yang ia kenakan. Hatinya seperti di hantam beton saat medengar nya, apakah Taehyung benar-benar membencinya? Sebegitukah sampai ia tidak mau melihat wajahnya? Kalau begitu untuk apa ia bertahan? Untuk apa hidupnya selama ini? Semuanya terasa sia-sia tanpa Taehyung di sisinya. Dan sekarang ia tidak memiliki siapapun di sisinya, mereka semua pergi termasuk orang tuanya. Lalu setelah ini hidup nya akan seperti apa bila ia pergi? Hancur? Kacau? Atau apa?
“Taehyung tapi—“ belum sempat melanjutkan tapi Taehyung sudah menyela.
“Apapun alasannya aku tidak mau dengar, aku harap kau cepat berkemas. Begitu aku keluar dari kamar Yerin, aku mau kau sudah pergi untuk selama nya. Jangan mengusik keluarga ku lagi mulai saat ini.“ Taehyung beranjak dari bangkunya.
“Lalu dimana aku akan tinggal? Aku tidak tau dan tidak memiliki orang yang dekat dengan ku selain paman Kim.“ Aerin menjegal tangan Taehyung, matanya mulai berkaca-kaca hingga menitihkan nya air mata secara perlahan.
“Aku tidak akan mengasihani mu karena tidak memiliki tempat tinggal, sudah ku siapkan uang untuk kelangsungan hidup mu. Jadi cepat pergi lah!“ Taehyung kemudian pergi meninggalkan gadis tersebut, akhir-akhir Taehyung menjadi sangat sesintif. Ia gampang tersinggung dan mudah emosi dengan hal sepele, itu makanya orang-orang istana memutuskan untuk berjaga jarak dan membiarkan Taehyung untuk sendiri.
Gadis itu hanya mampu menggerutu di dalam hatinya, hati Taehyung seperti nya benar-benar mati untuknya. Pria itu sudah sangat membencinya, jadi untuk apa lagi ia melanjutkan hidupnya yang sia-sia? Ia hanya bisa menyusahkan orang lain saja.
***
“Y-yerin?“ mata Taehyung terbelalak saat membuka pintu kamar, di lihatnya seorang gadis tengah menimang bayinya.
“K-kau kembali?“ tanya Taehyung tak percaya, tubuhnya membeku dan matanya berkaca-kaca. Benarkah dia Yerin? Istrinya?
Dengan langkah cepat, Taehyung segera masuk ke dalam dan menghampiri Yerin.
“Bayi kita rewel makanya aku mencoba untuk menenangkannya.“ kata gadis itu sambil menepuk-nepuk bokong bayinya pelan.
Taehyung tersenyum haru, air matanya menitih perlahan. Dia benar-benar tidak dapat membendung air matanya untuk waktu yang lebih lama lagi. Beberapa hari setelah kepergian Yerin membuat nya sangat terpukul, dan ia pikir semua yang terjadi selama beberapa hari ini hanyalah mimpi buruk. Dan sekarang Taehyung telah terbangun dari mimpi buruk itu. Ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S VAMPIRE ✓
Vampirosemenjak ayahnya meninggal Yerin terpaksa tinggal bersama ibu tirinya yang kejam, sampai suatu ketika ibunya berusaha membunuhnya namun siapa sangka kalau gadis itu di selamatkan lebih dulu oleh sosok pria misterius hingga gadis itu dibawa pergi ole...