Prolog

471 38 2
                                    

( Undang-Undang Hak Cipta RI nomor 19 Tahun 2002 )

HAK CIPTA DILINDUNGI ALLAH DAN PEMERINTAH.

Barang siapa yang dengan sengaja memperbanyak, mencopy paste, atau menyebarluaskannya dengan mengklaim sebagai hak miliknya tanpa seizin saya. Maka hukuman dunia akhirat sudah menanti di ujung sana.

-------------------------------------------------------------------

| Happy Reading |

Buat pembaca yang baru aja datang atau untuk kalian yang cuma sekedar mampir, Zafla ucapkan Selamat Datang.

ZAFLA


Ruangan itu tampak lengang. Kursi-kursi masih tertata rapi, buku-buku di dalam rak juga masih berada di posisinya tanda bahwa mereka belum terjamah oleh tangan manusia.

Penjaga perpustakaan tampak menguap lebar, jika bukan karena ada seorang manusia yang selalu datang pagi buta ke tempat ini, ia tak akan sudi berangkat pagi-pagi meninggalkan anak dan suaminya yang hanya disiapkan sarapan telur dan nasi goreng alakadarnya.

06.28 WIB.

Apa tidak gila? Tetapi demi kenyamanan para pengunjung wilayah kekuasaannya itu, tampaknya ia memang harus berkorban seperti ini. Ia mendengus sekali lagi, membenarkan letak kacamatanya yang mereng karena terus-terusan menguap, lalu melirik ke arah pengunjung pertamanya hari ini yang terlihat fokus dengan buku di hadapannya.

Ah-mungkin tidak hanya hari ini. Gadis dengan earphone biru yang selalu bersamanya itu datang hampir setiap pagi dan selalu menjadi pengunjung pertama tempat ini.

Srett

Saking sunyinya tempat ini, bunyi lembaran demi lembaran buku yang dibalik terdengar menggema di penjuru ruangan. Belum lagi AC di beberapa sudut ruangan yang membuat suhu disini terasa semakin dingin hingga menembus pori-pori. Mungkin jika ini cerita dalam film horor, akan muncul beberapa penampakan disaat seperti ini.

"Pagi, Cekgumii.." Dan segala khayalan tentang adegan film horor itu buyar seketika saat mendengar suara cempreng seorang gadis berambut sebahu dengan tas berlogo EXO-L dibelakangnya.

Penjaga perpustakaan yang akrab disapa Cekgumi-singkatan dari Cekgu Umi-itu mendelik, "Cekgumi Cekgumi, kamu pikir saya itu ikan Gurami?! Panggil nama saya yang benar!"

Bukannya takut atau merasa bersalah, direpetin seperti itu justru membuat gadis berambut sebahu itu makin cengengesan. Gimana tidak cengengesan kalau gurunya itu selalu menyangkutpautkan namanya sendiri dengan ikan Gurami? Padahal mereka memanggil seperti itu tidak ada niatan menyamakannya dengan ikan Gurami.

"Cekgu jangan galak-galak, dong! Nanti beneran jadi ikan Gurami loh." Celetuknya dengan wajah polos yang dibuat-buat.

Mendengar ledekan itu, Cekgu Umi bergerak melepas sepatunya dan bersiap melemparkan itu ke arah sang pelaku.

"SINI KAMU, SAFWA!"

Safwa-si Pelaku kerusuhan di pagi buta itu hanya tertawa lepas sambil berlari menuju sahabatnya yang duduk di pojokan. Sebelumnya ia sempat membalas teriakan penjaga perpus tadi, begini balasannya. "Ikan lele ikan gurami, saranghaeee Cekgu Umii.."

Sungguh, jika kalian yang berada di posisi sang penjaga perpus, apa yang akan kalian lakukan?

Cekgu Umi mengelus dadanya penuh sabar. Kantuknya juga sudah menghilang entah kemana karena ulah si Semprul tadi yang memang selalu menjadi biang keributan di tempat ini. Iya, yang satu selalu menjadi pendatang pertama sampai dikira sebagai penunggu perpustakaan. Yang satu lagi jadi tukang rusuhnya. Klop banget 'kan?

Saking klopnya, Cekgu Umi benar-benar ingin resign dari pekerjaannya ini karena mereka berdua.

Setelah tawanya mereda, Safwa menghampiri sahabatnya sambil melompat-lompat kecil kaya pocong. Tapi lompatannya itu terhenti saat posisinya hanya tinggal beberapa langkah dari tujuannya.

Itu anak kenapa mirip Kuntilanak gitu? Jangan-jangan.. Safwa menggumam dalam hati, secara refleks menutup matanya dan mulai menggumamkan ayat-ayat pelindung yang selalu diajarkan mamanya sejak kecil.

"Ck, dasar gila." Sebuah decakan pelan dan cibiran pedas itu berhasil menyadarkan Safwa. Gadis itu membuka matanya, melihat pada sahabatnya yang kini menopang dagu dengan tangannya, sambil menatap malas ke arahnya.

Safwa nyengir, "Hehe, gue kira lo hantu," ia menggeser salah satu kursi dan duduk disana.

Mendengar jawaban Safwa, gadis dengan rambut coklat itu hanya memutar bola matanya tak acuh dan melepaskan earphone yang sedari tadi melekat di telinganya.

"Lo, sih, pagi buta gini bukannya sarapan di kantin malah mainnya kemari. Sendirian pula, apa gak orang mikirnya lo tu penunggu perpustakaan sekolah," Safwa mengeluarkan sebungkus beng-beng dari saku seragamnya.

Sebenarnya peraturan di perpustakaan itu tidak boleh membawa makanan apalagi sampai makan disitu. Tetapi karena keadaan yang masih sepi, Safwa rasa tidak akan menjadi masalah. Toh, dia sudah biasa melakukan ini sambil menemani sahabatnya di tempat ini.

"Rame." Safwa mendengus tak paham mendengar jawaban sahabatnya itu. "Rame pala lu! Jam segini paling cuma satu atau tiga orang yang ada di kantin."

"Tetep aja gue mual liat nya,"

Safwa langsung memasukkan sisa beng-beng ditangannya, "Emwang dasarh anehw lu mah. Mendhing gawusah-"

"Telen dulu!"

Safwa nyengir, memamerkan deret giginya yang hitam bak nenek lampir karena coklat beng-beng yang dimakannya.

"Mending lo ngeram di rumah aja deh kalo selalu itu alasan lo menjauh dari keramaian. Udah males ngomong, jarang gabung, fix lo beneran datar kek tembok." Ujarnya memberi saran bijaksana sekaligus mencaci. Ia sungguh tak habis pikir dengan keanehan sahabatnya ini.

G

adis yang dijuluki cewek datar plus muka tembok itu hanya menggembungkan pipinya, malas membalas perkataan sahabatnya.

Baiklah, mari perkenalkan siapa sosok gadis tembok itu. Dia adalah gadis yang paling tak suka shopping atau belanja apapun, intinya yang berkaitan dengan keramaian. Jika sudah berada di keramaian, maka ia bisa mendadak lemas, mual, pusing, atau bahkan ingin pingsan saja. Gadis ini juga tak suka banyak bicara, ia hanya akan bicara saat diperlukan atau ketika dia ingin. Selebihnya, ia memilih diam dan fokus pada dunianya sendiri. Ia pecinta sastra dan segala hal yang berhubungan dengan kepenulisan.

Kalian ingin tahu siapa sosok gadis itu?

Dia adalah Zafla, Zafla Aurellia Nakusya. Cewek paling datar seantero sekolah, cewek beku yang dinginnya mengalahkan AC perpustakaan, bahkan seluruh es batangan yang dijual di kantin sekolah.

Dan gadis ini lah yang akan kita ceritakan kisahnya.

A awesome Cover by IU_GRAPHICA copyright by pujanbilaFollow instagram : pujaanblaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A awesome Cover by IU_GRAPHIC
A copyright by pujanbila
Follow instagram : pujaanblaa

Don't copy paste and go away if u dislike this story!

ZAFLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang