Delapan Belas : Kaca versus Realita

47 7 0
                                    

| Happy Reading |

Farah sang Ketua Chearleader-(gembel)nya sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Farah sang Ketua Chearleader-(gembel)nya sekolah.

______

Di depan kaca aku layaknya model, tapi di dalam realita aku seperti gembel.

ZAFLA

Saat perencanaan jebakan...

"Itu talinya digeser kemari sedikit lagi, eh jangan disitu nanti keliatan," koar Farah mengomando pergerakan teman-temannya yang sedang memasang jebakan. "Nah itu tepung sama airnya didorong lagi kebelakang, yaampun, Flo jangan dipegang lagi dong talinya." Farah menyentil kening Flo karena cewek itu bekerja dengan tidak hati-hati. Salah-salah bisa senjata makan tuan.

"Din, buruan!" Jea menegur Dinda yang belum kelar-kelar melakukan tugasnya mengikat tali dengan kuat.

"Sabar, ini dikit lagi."

Bel pulang sekolah sebentar lagi berbunyi, mereka pun bergegas membereskan hasil pekerjaan mereka saat ini. Farah berdecak puas lalu merentangkan tangannya, "Tos,"

"Yihaaa," teriak mereka berempat bersamaan dengan tangan saling mengepal.

"Si Datar itu pasti mampus hari ini, biar dia malu sekalian." Ucapan Dinda diiyakan oleh teman-teman nya, Farah sendiri merasa bangga memiliki sahabat sekaligus anak buah seperti mereka.

"Setelah ini dijamin dia gak bakal deket-deket lagi sama Zefano." Yakin Farah. Ia pun mengajak mereka berlalu dari sana, hendak mencari target mereka yang mungkin belum keluar dari kelas.

Cewek itu menggulung lengan jaket jeans nya memperlihatkan kulit mulusnya, rambut panjang lurusnya yang berwarna coklat tampak melambai tertiup embusan angin bak iklan shampoo sunsilk.

Mereka memasang jebakan di gudang penyimpanan yang terletak disebelah Ruang Bahasa. Rencananya, mereka akan memancing Zafla agar datang ke Ruang Bahasa dan berpura-pura menyuruhnya mengambil sesuatu di gudang. Mereka bahkan sampai mengajak beberapa anggota Bahasa termasuk Zena untuk melancarkan aksi jebakan itu.

"Eh tuh si Datar dah keluar kelas, Ra!" Jea berseru semangat begitu melihat Zafla keluar dari kelasnya seorang diri karena Safwa yang tidak masuk sekolah hari ini.

Farah berpaling pada Zena yang tampak acuh disebelahnya, "Zen, samperin! Sekarang tugas lo,"

"Gue dibayar 'kan? Ya walaupun gue emang gak suka sama dia, gue gak sudi melakukan hal ribet plus gak penting kaya gini dengan cuma-cuma." Ungkap Zena membuat Farah mendelik tak percaya, baru saja ia akan membalas perkataan Zena, cewek itu sudah lebih dulu memotong, "Jaman sekarang tu enaknya main verbal. Mana ada-"

"Woi, astagaaa, itu si Zafla nya keburu pergi kalo lo berdua malah sibuk sendiri!" Dinda menegur tak santai, merasa greget pada Zena juga pada ketuanya yang malah terpancing suasana dan melupakan rencananya.

ZAFLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang