Neun : Apa lagi?

83 11 0
                                    

( Christina Aguileria - Hurt🎶 )

| Happy Reading |

Realitanya, kamu tak akan pernah tahu ada berapa banyak lagi luka dan kesulitan yang harus kamu hadapi.
Sekarang,
Nanti, atau seterusnya.

ZAFLA


"Baru pulang lo?"

Zafla tersentak kaget, baru saja ia menutup pintu rumahnya setelah melihat punggung Zefan yang sudah benar-benar menjauh. Sebuah suara dengan nada tak santai kembali menyapanya.

Rasa-rasanya, saat ia masuk tadi mengambil handuk dan pakaian untuk Zefan, kedua saudaranya ini tidak ada disini. Apa mereka tadi bersembunyi? Atau baru saja berada disini?

Gadis itu kemudian menghela napas tak peduli, berusaha terus melangkah tanpa mempedulikan kedua pasang mata yang tengah menatapnya sinis.

"Udah kaya setan aja pulangnya mau maghrib." Sindir Cindy yang pura-pura asik dengan cemilan dan tayangan tv didepannya. Raffael disebelahnya tertawa, "Memang setan, Kak. Kan dia tak kasat mata dirumah, diem mulu kaya orang bisu. Gue kadang sampe lupa kalo punya dua kakak."

Zafla menulikan kedua telinganya. Mematikan sebentar sistem pendengarannya agar tak mendengar perkataan menyakitkan untuk lebih banyak lagi. Sudah berapa kali dalam sehari ia tersakiti hanya dengan sebuah kata?

Ah- efek yang ditimbulkan oleh kata memang begitu mengerikan. Lisan yang tak dijaga dengan baik, akan menggores luka yang dalam di hati seseorang.


Zafla kembali memutuskan untuk mengabaikan. Tanpa sadar, ia kembali menembok hatinya. Memasang benteng kokoh dalam dirinya.

"Lo gak punya telinga? Gak denger apa yang barusan gue bilang?" Sentak Cindy. Wanita itu menyilangkan kakinya, menatap Zafla seakan ia sampah dirumah ini.

"Maaf, Kak. Kakak bilang apa tadi?"

Cindy mengurai rambutnya, menyikut lengan Raffael. Memberi kode.

"Beliin kami berdua nasi goreng dong, laper nih. Gak ada makanan dirumah." Suruh Raffael seenak jidatnya. Padahal diluar masih gerimis, lagipula ini masih maghrib juga.

Zafla mengatur suaranya sedemikian rupa agar tak memancing emosi kakak dan adiknya. "Nanti malam aja, ya? Ini udah maghrib."

Raffael berpura-pura batuk, "Bilang aja lo males, gue aduin mama ah kalo lo pulang sama cowok. Maaa, oh maaa," Raffael berlagak memanggil sang ibu yang sedang berada di dalam kamar.

Zafla menarik napas nya susah payah dan memilih menjawab, "Iya, dibeliin. Tunggu sebentar mau ambil payung." Ia tidak panik. Tapi memilih mengalah karena tak ingin menambah masalahnya dengan sang ibu.

Baru saja Zafla hendak berbalik untuk mengambil payung di dekat tangga, Cindy langsung menahan pergerakannya. "Ngapain sih pake payung segala? Lo bukan bocah yang gak bisa kena gerimis gini doang."

Raffael menambahkan, "Tadi pulang sama cowok aja ujan-ujanan, masa buat beli nasgor bentaran aja ribet amat sih?"

Ya Tuhan,

Dia harus apa? Ini sudah maghrib, diluar gerimis pula. Dan kilat yang terlihat beberapa kali membuat Zafla yakin sebentar lagi pasti hujan yang turun akan lebih deras dari ini. Ah-ya ia juga belum shalat maghrib, apa dia shalat diluar saja? Tapi dimana? Dimana pula ia akan membelikan nasi goreng untuk kedua saudaranya?

ZAFLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang