Enam Belas : Topeng luar biasa bahagia

53 7 0
                                    

| Happy Reading |

Awali bacaanmu dengan yang tampan-tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awali bacaanmu dengan yang tampan-tampan.
______

Demi kemaslahatan kamu dan seluruh penduduk muka bumi, harap memasang topeng bahagia dan bersikap seolah kamu baik-baik saja.

ZAFLA

Kesinisan Hana pada Zafla tak sedikitpun berkurang sejak malam itu, malah mungkin semakin bertambah padahal anak gadisnya pulang dalam keadaan berdarah-darah.

Ah-sebenarnya tidak begitu karena darah di tangan dan ujung dahinya tadi sudah diobati oleh ibundanya Zefan. Tetapi, tak bisakah ibunya bertanya perihal lecet ditubuhnya yang meski sudah diobati tetap saja nampak jelas karena tidak ditutup perban?

Ia sungguh sangat berharap sang ibu akan bertanya seperti,

Kamu gak pa-pa, Sayang?

Atau,

Kamu baik-baik aja kan selama dirumah?

Namun, realita seringnya tak berjalan sesuai dengan angan manusia. Harapan kecil yang kian membumbung tinggi, mampu membelenggu beberapa makhluk agar terus menetap pada hal yang diharapkan demikian. Dan ketika harapan mereka tak terlaksana, pupus lah hati dan merangkak lah rasa putus asa ke permukaan.

Zafla membuka jendela balkon kamarnya, berdiri disana dan menghirup udara dalam-dalam.

Kamu itu terlalu gak berguna

Memangnya kamu bisa apa?

Apa sih yang bisa kamu lakukan? Semua yang kamu buat itu selalu salah dan merepotkan!

Zafla menghela napas,

"Memangnya kapan.. Zaf bisa dianggap benar dimata mama?" balasnya pelan. Tak ada nada didalam suara itu. Pelan dan menyayat hingga mampu membuat Hana terdiam.

Setelah menguasai dirinya, Hana meraih gelasnya diatas meja. "Bagi saya, kamu itu cuma anak yang gak berguna sama sekali! Menyusahkan. " Dan ia berlalu pergi begitu saja setelah melayangkan kalimat yang kembali menambah luka di hati Zafla.

Menyusahkan, ya?

Gak berguna?

Lalu Zafla harus berusaha seperti apa lagi?

🌻

"Astaghfirullah, AGARA JIO NATHANAEEL!" teriakan Risna menggema diseluruh penjuru laboratorium MIPA. Beruntung Bu Hetni beserta para asistennya masih berada di kantor guru untuk mempersiapkan data-data praktikum mereka.

"SINI LO, BWSKGHLWJS!"

"Aris, Sayang... Ini nih nih Jio balikin sarung tangan lab nya. Tapi sebelah aja, ya? Sebelah lagi buat gue soalnya punya gu-Allahuakbar," Jio refleks memekik kencang saat Risna memasukkan segenggam biji kacang hijau ke dalam kantong jas labor miliknya. Beberapa butir biji-biji kecil berwarna hijau itu bahkan sedikit mengenai tangannya.

ZAFLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang