Sechs : Matahari ( 2 )

102 11 0
                                    

( HONNE-Location Unknown🎶 )

| Happy Reading |

Langitnya cerah, kok, tuh ada matahari nya. Eh, tapi, kenapa tiba-tiba gerimis?
Ah, rupanya Sang Putri sedang sedih. Jadi yaudah, mungkin langit pikir, biar ia saja yang mewakili kesedihannya.

ZAFLA

Dibalik kencan mendadak antara Zefan dan Zafla di siang yang terik ini. Diujung sana, Safwa sedang tersenyum haru seperti seorang ibu yang bangga melihat anak gadisnya sudah pandai bersepeda. Gadis itu tidak mules atau pergi ke minimarket.

Itu hanya tipuan.

Sudah hampir sebulan lebih Zefan bergabung disekolahnya. Tentu saja Safwa sudah paham. Kepekaannya yang setinggi langit membuatnya tahu ketertarikan Zefan pada sahabatnya itu.

Ingatkah kalian bahwa di awal, Safwa sempat menaruh hati pada Zefan?

Namun, Safwa lebih memilih kebahagiaan Zafla. Ia ingin sahabatnya itu sedikit mengenal cinta lagi dalam hidupnya.

Ia tadi sengaja mengatakan pada Zafla demikian agar cewek itu bisa menyuruh Zefan yang mengambil alih, dan melancarkan aksi pedekate-nya.


Hm,

Mulai hari ini, Safwa bertekad dalam hatinya.

Kebahagiaan Zafla adalah kebahagiaan nya juga.

Jadi, dia harus berjuang untuk membahagiakan sahabat bekunya itu.

Semangat Safwa.

🌻

Atha's POV

Gue gak paham. Apa sebenarnya yang gue rasain? Gue terlalu sulit mendeskripsikan sesuatu yang sekarang melekat dihati gue.

Apa?

Kenapa tiba-tiba?

Lalu, Atha tersenyum.

Ia merasa sudah gila sekarang.

🌻

Author's POV

Adzan Ashar berkumandang merdu. Menyentuh tepat kedalam relung hati Zafla. Memberikan ketenangan. Gadis itu kembali membasuh wajahnya, mengalirkan sedikit air diatas kepalanya.

Zefan. Mana cowok itu?

Hm, dia sudah lebih dulu duduk manis didalam masjid. Menunggu waktu shalat berjamaah. Bibirnya tak henti-hentinya tersenyum. Kejadian dirumah makan tadi membuat jantungnya tak berhenti berdetak kencang.

Tolong. Zefan merasa sesak napas.

Yaallah, ternyata efek cinta se-dahsyat ini.

Adzan masih berkumandang. Zefan menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. Berusaha menetralkan detak jantungnya.

Sementara itu,

Zafla baru saja melangkahkan kakinya kedalam masjid. Menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Mengingat kejadian dirumah makan tadi, entah mengapa membuatnya sedikit gugup juga kesal.

ZAFLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang