Chapter 1

4.5K 223 27
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀

Sore itu menjadi sore yang sejuk. Udara dingin datang menemani kesendirian Seohyun. Di sebuah bangku kayu ia terduduk. Menatap lurus pemandangan bunga tulip yang tengah bermekaran.

Seakan tahu saat yang tepat, rintik hujan dari awan hitam mulai turun. Membasahi dedaunan yang tertutup oleh debu.

Seohyun berdiri, kemudian berlari menjauh dari serbuan titik air tersebut. Mata coklat itu mulai bekerja. Mencari tempat perlindungan terdekat dari letaknya berada.

Di depan sana terdapat sebuah cafe kecil dengan pengunjung tidak begitu banyak. Senyum di bibir Seohyun terukir, beranjak untuk menyambangi bangunan tersebut.

Suara bel pertanda pengunjung datang terdengar bersamaan telapak kaki Seohyun yang menjamah lantai marmer cafe. Matanya seketika terpusat pada bangku kosong di samping jendela. Seohyun kembali bergerak, mendekati tempat tersebut, kemudian mendudukkan tubuh di sana.

Pandangannya melayang jauh menembus benda transparan itu. Merasakan hawa dingin yang timbul karena gemericik hujan. Jalanan sudah lengang. Hanya ada tetesan beribu air yang menghantam panasnya aspal.

Belum cukup untuk Seohyun menamatkan pemandangan tersebut, penglihatannya harus terganggu dengan suara tangisan yang berasal dari arah belakang. Kesunyian sedikit berubah. Meski pendengaran Seohyun tidak begitu ia pergunakan dengan baik, namun jarak di antara mereka memberi akses lebih pada semilir angin yang membawa suara tersebut menuju gendang telinga.

Seohyun diam, bukan ingin mencuri dengar. Ia hanya membantu menciptakan suasana tenang di sekitar perempuan tersebut. Bagaimanapun Seohyun tidak ingin memperburuk suasana hati seseorang yang tengah terluka.

"Cukup dengan kau meninggalkannya Yura~ya. Apa baiknya saat kau tetap bertahan sedangkan dia memiliki yang lain?" suara yang Seohyun perkirakan dari sahabat wanita bernama Yura itu mulai terdengar.

"Kau bisa mengatakan hal itu dengan mudah karena kau tidak tahu bagaimana hatiku Jung Sooyeon!" dengan nada sedikit dipertegas, Yura menghardik sang sahabat.

Seohyun tetap diam, membiarkan semua pembicaraan itu masuk dalam telinganya tanpa diinginkan. Tangan lentik miliknya bergerak mengaduk jus yang telah ia pesan.

"Cinta tidak harus memiliki, itu omong kosong! Terbukti dengan tangisanmu saat ini, seperti apapun teguhnya seorang perempuan, mereka tidak akan pernah bahagia melihat orang yang disayangi berpaling pada wanita lain. Seharusnya kau sadar, DIA TIDAK MENCINTAIMU KIM YURA~ssi." Melanjutkan perkataan sebelumnya, wanita itu menekan beberapa kata di akhir kalimat. Seperti benar-benar ingin menyadarkan sang sahabat dari mimpi buruknya.

"Lalu aku harus bagaimana? Menceraikannya? Bertahun-tahun aku membina hubungan, apa harus seperti ini akhirnya? Kenapa harus aku yang mengalah? Kenapa tidak dia, wanita perusak hubungan orang. Wanita jalang yang dengan lancangnya masuk dalam kehidupan seorang pria sudah beristri! Seharusnya dia yang mundur!" Tangisan itu semakin menjadi. Bersamaan dengan kalimat yang diutarakan menggunakan nada meninggi.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang