🥀🥀🥀
Salah itu ketika aku menginginkanmu, dan tetap memaksa di sisimu saat keadaan bahkan ikut berkonspirasi untuk memisahkan. Maka, demi keberlangsungan setiap hidup yang damai, aku memilih mundur, untuk menyerah, dan mencoba merelakan ~ Seo Jooh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🥀
Busan Hospital. Sebaris nama yang tertangkap matanya ketika menginjakkan halaman di bangunan dengan dinding bercat putih ini. Bahu medis segera menyeruak pada alat penapasannya. Hawa dingin juga lebih terasa ketika satu atau dua alat pengatur suhu terlewati begitu saja.
Seohyun membuang helaan dengan berat. Tangannya ia gerakkan membuka salah satu pintu dari deretan benda berbahan kaca tersebut. Keadaan tetap sama. Sunyi. Irisnya masih saja menatap seorang gadis yang terbaring lemah di permukaan ranjang. Tidak melakukan pergerakan sama sekali. Bahkan nyaris sama seperti manusia yang tidak mempunyai kehidupan.
Seohyun tersenyum miris. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Dia tidak tahu kenapa gadis ini berdiam diri menyembunyikan kesakitannya pada Kyuhyun. Tidak ingin menjadi beban untuk orang lain? Tidak ingin membuat Kyuhyun bersedih dan bersusah hati?
Bukankah gadis ini gadis yang baik? Bukankah gadis ini mempunyai hati yang bersih? Bukankah pilihannya memang patut untuk dipertimbangkan?
"Eonni akan berusaha untukmu. Saat matamu kembali terbuka nanti, eonni berharap untuk dapat menjaga Kyuhyun lagi." Seohyun tersenyum dengan tipis. Membisikkan sebuah kalimat yang benar-benar berarti untuknya.
Tangan itu membelai pipi Eunji dengan lembut. Menahan lelehan air mata. Seohyun tidak tahu, selama apa dia dapat bertahan di rumah mewah itu. Dan seberapa lama dia sanggup menyembunyikan diri dari pandangan Kyuhyun.
🥀🥀🥀
Kyuhyun menggeliat. Mata itu menyipit, belum terbuka dengan sempurna. Tangannya bergerak menepuk ringan tepat di samping kiri tubuh itu berbaring. Namun nihil, tidak ada seseorang yang ia cari di sana. Tempat itu telah mendingin, menandakan seberapa lama gadis itu beranjak.
Kornea Kyuhyun tampak sepenuhnya. Iris hitam yang tadinya tenang, kini mulai memancarkan kekhawatiran. Dimana Seohyun?
Dengan langkah yang masih tertatih karena kantuknya, Kyuhyun beranjak meninggalkan ruang kamar. Mencari sosok itu di seluruh sudut bangunan. Namun tetap nihil. Tidak ada tanda-tanda keberadaan perempuan itu. Dan asumsi tersebut semakin kuat ketika matanya tidak mendapati sepatu yang sebelumnya tengah digunakan Seohyun.
"Kemana dia pergi? Apa membeli sarapan?" Kyuhyun mulai memikirkan beberapa kemungkinan. Tapi ketika ia melihat seberapa banyak persediaan bahan di kulkas, Kyuhyun meragu.
Kyuhyun segera melangkah menuju kamar kembali. Melepas pakaian yang melekat setelah berhasil menutup pintu kamar mandi. Membersihkan diri dengan cepat.
Tidak membutuhkan banyak waktu untuknya bersiap. Dengan jari yang dialih fungsikan sebagai sisir, pria itu menata rambut hingga rapi. Mulai memakai sepatu yang ada dan beranjak meninggalkan tempat tersebut.
Kabut pagi tampak jelas menghalangi pemandangan. Ia mulai bertanya-tanya, apa Seohyun tidak kedinginan pergi sepagi ini? Kenapa gadis itu tidak pamit terlebih dahulu? Dia tidak akan marah ketika Seohyun mengganggu tidurnya. Bahkan mungkin, akan dengan senang hati mengantar ke mana tempat yang gadis itu tuju.