Chapter 5

1.2K 128 14
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀

Gadis itu menggigit bibir tipis. Menatap ruang UGD di hadapannya dengan perasaan tidak menentu. Dia bingung harus melakukan apa dalam keadaan seperti ini. Tangan dan tubuh tersebut masih terlihat bergetar. Ada perasaan takut dan khawatir amat mengganggu.

Beberapa menit kemudian, pintu ruangan terbuka. Menampakkan seorang pria paruh baya ber-jas putih kebanggan serta alat stetoskop menggantung di leher. Tanpa perintah, kakinya segera beranjak menghampiri.

"Anda keluarganya?" Gadis itu segera menggeleng. Mengibaskan kedua tangannya beberapa kali dengan cepat.

"Bu..bukan. Aku menemukannya tergeletak di pinggir jalan dengan darah yang melumuri sebagian besar tubuhnya, Dokter."

"Sepertinya pasien baru saja terbentur cukup keras. Hasil yang kami dapat, pasien mengalami amnesia disosiatif*."

"Amnesia?"

"Ya, pasien juga banyak kekurangan darah."

"Lakukan yang terbaik Dokter. Jangan khawatir, aku akan mencoba mencari uang untuk membayar rumah sakit ini." Dokter itu mengangguk. Tersenyum tipis kemudian menepuk pundak tersebut ringan.

"Kau gadis yang baik,"

Setelahnya, dokter itu berlalu. Menjadikan lengkungan tipis di bibir gadis itu perlahan memudar. Menatap punggung tegap sang dokter dengan pandangan ragu.

"Ashhh.. dari mana aku harus mencari uang? Pasti tidak murah, 'kan? Tapi jika dia mati... itu akan lebih merepotkan." Gerutuan segera keluar dari mulut gadis itu. Dia tidak ingin berurusan dengan polisi. Pergi ke kantor yang terdapat banyak jeruji hanya untuk memberikan kesaksian adalah hal yang sangat ia benci.

🥀🥀🥀

Donghae membuka pintu apartemen dengan lemah. Raut mukanya menandakan jika dia dalam keadaan tidak baik. Sampai pagi ini, mata itu belum sempat terpejam barang sejenak. Ia tidak berhasil menemukan Kyuhyun. Sudah beberapa tempat ia telusuri, namun nihil. Pria itu menghilang.

Setelah menutup pintu kembali, mata itu menangkap sang majikan tengah tertidur dengan posisi yang pasti tidak terasa nyaman.

Tubuhnya bersandar di punggung sofa. Kepalanya terkulai begitu saja. Tidak ada sandaran atau bantalan sama sekali.

"Nona Seo." Tangan Donghae bergerak pelan mencoba membangunkan. Sedikit ragu dengan kabar buruk yang akan ia sampaikan pada gadis tersebut.

Seohyun mengerjap. Mulai mengumpulkan kesadarannya dan sedikit tersentak ketika menyadari siapa yang membangunkan. Gadis itu segera terjaga, menghiraukan rasa pening di kepalanya karena gerakan tiba-tiba yang begitu cepat.

"Bagaimana oppa? Dimana Kyuhyun? Dia baik-baik saja bukan? Dimana pria itu? Aku ingin melihatnya." Seohyun mulai melangkahkan kakinya. Menyambangi anak tangga untuk menuju lantai dua. Mungkin Kyuhyun butuh istirahat, sehingga memilih langsung menuju kamar tidur.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang