Chapter 4

1.3K 143 15
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀

Kyuhyun memarkirkan mobilnya di sebuah bangunan kumuh yang berada sangat jauh dari apartemen. Ia menatap Seohyun seolah menanyakan kebenaran tempat yang seharusnya mereka tuju. Namun gadis itu menggeleng lemas, bibirnya tergigit tipis menandakan jika dirinya sendiri masih ragu untuk mengiyakan.

"Aku tidak tahu pasti dimana markas suruhan Appa. Tapi, aku pernah mendengar percakapan mereka dan mengatakan letak bangunan ini. Itupun sudah sangat lama."

Kyuhyun menghembuskan napas panjang.

"Baiklah. Tunggu saja di sini, biar aku yang masuk ke dalam." Kyuhyun akan membuka pintu mobil sebelum tangan Seohyun menggenggam lengannya lembut.

Kyuhyun menghentikan pergerakannya sesaat.

"Hati-hati,"

Kyuhyun mengangguk. Pria itu tersenyum sembari mengacak singkat puncak kepala Seohyun.

"Kau berhutang banyak padaku."

"Aku akan menemani berapapun malam yang kau mau. Tiga, lima, sepuluh–"

"Selamanya." Kyuhyun memotong ucapan Seohyun. Menawar lamanya atensi perempuan itu untuk menemani dirinya.

Seohyun terdiam. Raut itu nampak terkejut, namun hanya beberapa detik sebelum ia berhasil mengontrol ekspresinya.

"Aku akan menyanggupinya. Aku tidak akan menolak ajakan untuk menikah denganmu lain kali. Dengan senang hati aku akan menerimanya." Seohyun tersenyum.

Ia tahu keinginan terbesar Kyuhyun selama ini adalah mengajaknya berucap janji di depan altar.

Raut cerah segera terlihat pada pahatan sempurna Kyuhyun. Pria itu tersenyum. Ia mengangguk kemudian segera keluar dari mobil. Langkahnya membawa tubuh tersebut mendekat ke rumah yang sama sekali tidak ia ketahui. Kornea Kyuhyun harus bekerja ekstra meneliti apa saja yang ada di sekitarnya. Penerangan amat sangat kurang.

🥀🥀🥀

Seohyun menatap Kyuhyun. Tetap duduk di tempatnya dan hanya memandang pria itu dari kaca berwarna gelap di hadapannya.

Tangan Seohyun mencengkram seatbelt yang masih melintang rapi di tubuh tersebut. Matanya terpejam, berharap jika tidak akan terjadi apapun dengan Donghae.

Detik berganti dengan menit, dan menit berganti dengan jam. Begitu seterusnya. Semakin berjalannya waktu, Seohyun mulai merasa ada yang tidak beres. Hatinya tidak tenang. Perasaan buruk mulai menyelinap memenuhi ruang kosong yang sempat berbunga-bunga karena ucapan Kyuhyun tadi.

Seohyun menggigit bibirnya. Sedetik kemudian, tangan itu membuka seatbelt paksa. Seohyun keluar dari mobil dengan gerakan cepat dan langkah yang lebar.

Demi apapun pikirannya kembali terpusat pada Kyuhyun. Ia merasa jika pria itu berada dalam keadaan tidak baik. Dan ia merasa ada sesuatu yang terjadi.

Seohyun berlari. Ia nyaris menghadap pintu bangunan sebelum seorang laki-laki keluar dengan darah yang mengalir di pelipisnya.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang