Chapter 3

1.5K 162 15
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀

"Putrimu, putri yang manis."

Seohyun tersenyum getir di antara kalimat yang telah ia ucapkan. Matanya mulai memburam, menandakan jika dirinya benar-benar lemah dalam kondisi seperti ini.

Jika saja ia tidak ingin nampak baik-baik saja, tangannya sudah berlari mencari pijakan untuk menopang tubuhnya. Karena yang sedang terjadi sekarang adalah kaki gadis itu terasa sangat lemah. Getaran hebat di sepanjang tubuhnya terutama di bagian alat gerak tersebut terasa menyiksa.

Satu menit setelahnya Kyuhyun mendekat, berjalan ke depan mempersempit jarak antara dirinya dan Seohyun. Namun dengan reflek, kaki yang lemah itu juga bergerak mundur. Menetapkan seberapa jauh harusnya mereka berdiri. Seohyun tersenyum sekali lagi, senyum pedih yang ia paksakan agar terlihat manis namun akhirnya menjadi senyum penuh kesakitan.

"Aku baik-baik saja. Aku ingin pulang. Seperti janjiku, saat kau sudah mencintainya... aku akan bahagia." Di detik itu, kristal bening berhasil leleh menganak sungai melewati pipi. Membuat mata Seohyun berubah warna menjadi kemerahan.

Tidak ingin lebih lama menampakkan kelemahannya, Seohyun mulai beranjak. Menggerakkan sang kaki untuk menjauhi ruangan itu sekaligus pria yang selama ini berada dalam hatinya. Dan mungkin, ini benar-benar menjadi hari terakhir gadis itu melihat Kyuhyun.

Kyuhyun menghela napas, sekali lagi ia harus melihat wanitanya menangis karena keadaan yang sangat senang mempermainkan mereka.

Otak Kyuhyun memberontak, ingin mengerjakan sarafnya agar berlari menyusul Seohyun. Namun sebagian ternyata menolak, kakinya kaku. Sangat sulit bahkan hampir tidak bisa untuk digerakkan.

Hingga sepersekian menit, barulah raga itu mampu berpindah, ikut meninggalkan ruangan terkutuk yang bahkan dirinya sendiri tidak menginginkan keberadaannya di apartemen tersebut.

Kyuhyun berlari mendahului Seohyun saat gadis itu berjalan lemah menuruni anak tangga pertama. Tangan Kyuhyun menggapai pergelangan perempuan tersebut. Membuat Seohyun sedikit terkejut dan reflek berhenti.

Tanpa aba-aba sedikitpun, tangan Kyuhyun bergerak cepat. Menarik tengkuk Seohyun dengan lembut namun menuntut. Menyambar bibir ranum itu tanpa perhitungan napas yang masih tersisa pada paru-paru wanitanya.

Semakin lama permainan itu semakin intens, Seohyun kembali mengumpat. Mengutuk perbuatan Kyuhyun yang membuatnya semakin lemah. Sentuhan yang beberapa hari ini sangat Seohyun rindukan, tidak mampu ia hentikan begitu saja.

Alih-alih menolak, gadis itu gunakan kesempatan ini sebagai sarana pembuangan seluruh rasa rindu yang ia miliki. Tidak ingin sedikitpun menyisakan hal yang akan membunuhnya secara perlahan.

Tanpa bersusah payah untuk menggapai leher Kyuhyun-karena posisi Kyuhyun yang berada satu tangga di bawahnya-tangan itu mulai melingkar. Menekan tengkuk pria itu agar lebih memperdalam perbuatannya.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang