E L E V E N🔫

2.3K 125 2
                                    

"Sendirian saja?"

Blace merasa tidak tenang, ia menggigit pipi dalamnya dengan kuat, mencegah agar mulutnya terbuka untuk berbicara. Ia mengatup mulutnya rapat, bisa saja Blace akan melakukan kesalahan yang sama seperti yang ia lakukan pada Freya. Mulutnya bisa menjadi masalah baginya. Ia ingat, ketika ia mencoba menyadarkan Freya dengan ucapannya, pada akhirnya hanya akan membawa bencana untuk dirinya sendiri. Walaupun ini keadaan yang berbeda, Blace tidak bisa mengindahkan jika ia sedikit takut mengulang kesalahan yang sama. Apalagi yang mengajaknya bicara adalah orang asing.

Balkon itu cukup sepi dari balkon yang lain. Awalnya Blace merasa tenang dan ia menikmati kesendiriannya karena tidak ada seorang pun yang mencoba menganggunya. Namun, sekarang kenyataan itu langsung hancur ketika pria itu memilih menghampirinya dan duduk di hadapannya, tanpa izin. Lalu memandangnya dengan tak sopan. Blace memang tidak berdiri seperti kebanyakan yang orang lain, di sisi balkon yang lain, sebab balkon yang cukup luas itu tersedia beberapa meja dan kursi. Tentu saja, Blace lebih memilih untuk duduk daripada berdiri.

Blace merasa jengah, pria kurang ajar itu terus menatapnya seolah ingin menelanjanginya. Blace merasa tidak nyaman, ia melirik pria itu sekilas, dan benar saja pria itu masih memandangnya. Tanpa ditahan, tangan Blace meraih gelas utuh yang James berikannya, meneguknya dengan pelan, mencoba menghilangkan kegugupannya.

Blace melihat senyuman di wajah pria itu, senyuman menggoda yang membuat Blace mengerutkan keningnya, karena ia tidak yakin jika pria itu tersenyum padanya. Blace meraih Tiramisu yang awalnya ia letakkan di atas meja, memasukkan ke dalam mulut, mengunyahnya dengan pelan. Sekali lagi mencoba mengabaikan pria asing itu. Perpaduan rasa pahit kopi dengan rasa cream vanila dengan buah Rasberry segar di atas Tiramisu, membuat Blace merasakan sensasi lezat, dan sensasi persis itu ketika ia memakan makanan di mansion Havrelt, rasanya benar-benar tidak bisa dilupakan.

Pria itu berdehem, berusaha menghapus keheningan di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu berdehem, berusaha menghapus keheningan di sana.

"Tidak menikmati pestanya?" pria itu bertanya dengan nada ramah. Terlalu ramah untuk orang asing yang tak mengenal.

Blace menimbang-nimbangkan keputusannya tentang mengabaikan orang asing. Ia menoleh pada pria itu, kali ini menatap wajahnya. Senyum ramah itu masih ada di sana. Blace menahan napasnya, terpaku pada mata hijau yang seperti hutan yang memukau dengan rambut yang sangat pirang. Lagi, kali ini bibir tipis itu tersenyum lebih lebar. Pria itu tampan, jauh lebih tampan dari James dan jauh tampan dari Havrelt menurut versi Blace yang menyukai lelaki bermata hijau. Pria itu memakai setelan terbaik yang pernah Blace lihat, dengan jas resmi, kemeja putih, celana panjang dan sepatu kulit. Semuanya sempurna. Hidung Blace mencium aroma citrus sangat mencolok, memberikan rasa segar, semua berasal dari tubuh pria itu. Apalagi-

"Berkediplah," ujar pria itu menghentikan analisis Blace terhadap pria yang duduk di depannya.

"Apa?" Blace berkedip dua kali.

My Witch GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang