T H R E E 🔫

2.7K 181 1
                                    

Havrelt menduga jika wanita berambut pirang yang membuka pintu, bukanlah sang peramal. Mungkin Asistennya. Siapa yang tahu.

Dalam hati ia menduga jika sang peramal pasti hanya nenek keriput yang usianya lebih dari setengah abad. Sungguh, Havrelt sangat kesal saat asisten sang peramal menolak kedatangan mereka. Memangnya dia tidak tahu jika rombongannya harus terbang di malam hari dan menghabiskan waktu selama kurang lebih 6-7 jam. Tatapan datar itu terlihat di wajahnya, mencoba menyembunyikan emosi yang terhalang dalamnya, ia menatap si asisten dengan lekat.

Ia bisa menebak jika si asisten tidak tahu pengorbanan mereka yang besar. Karena Havrelt melihat sesuatu yang lain di tatapan wanita itu. Sekarang keadaan cukup ramai untuk menarik perhatian beberapa orang dan mungkin akan menghebohkan suasana. Begitu wanita itu mengucap sederet kata dengan cepat, kemudian kembali menutup pintu. Havrelt tidak bisa menahan dirinya untuk bisa menerima bahwa kedatangan mereka ditolak secara terang-terangan. Karena sebenarnya ia bukan pria yang sopan, yang bisa menahan diri untuk tidak marah, akan sebuah penolakan.

Jadi, jangan salahkan Havrelt jika ia akan sedikit memaksa untuk tetap masuk ke dalam rumah sang peramal, apalagi harus mengedor-ngedor pintu yang terbuat dari kayu mahoni itu, mengedor-ngedor dengan keras. Ia yang menyuruh James untuk melakukannya. Begitu terdengar langkah kaki dari dalam, Havrelt meminta James untuk bersiap-siap mengancam, dengan menyuruh James untuk menodongkan pistol ke arah kepala si asisten.

Saat sudah seperti yang ia inginkan, ia memberi tanda pada James. Karena di sini ia hanya punya satu tujuan, ia akan mencari dan menemukan orang yang mengkhianati nya, kemudian membunuhnya dengan sadis.

Ketakutan si asisten terlihat sangat jelas. Walaupun si asisten cukup cantik, hal itu tidak meragukan James untuk berkata dengan kejam.

"Biarkan kami masuk sebelum darah keluar dari kepalamu."

Theresa mengerjabkan matanya, dan tubuhnya seakan lemas begitu saja. Tanpa berkata, ia membuka pintu dengan lebar dan bergeser dari kosen pintu seolah mempersilahkan orang-orang itu masuk. Habislah riwayatnya, jika Blace tahu jika ia lah yang membiarkan orang itu yang masuk. Mungkin ia tidak bisa berteman lagi dengan wanita itu.

Havrelt mendelik tajam begitu ia masuk setelah James pada Theresa. Bodyguard yang mengikutinya ia perintah untuk berjaga-jaga di luar, hanya memastikan jika tidak ada orang yang boleh masuk sebelum ia menyelesaikan tujuannya di rumah sang peramal. Cukup Havrelt dan James yang boleh masuk. Setelah si asisten menutup pintunya, Havrelt baru menyadari jika ruangan itu terlalu gelap untuk pagi hari yang menjelang siang hari. Setiap jendela tertutup tirai tebal. Dan ia melangkah tanpa ragu saat melihat ada tv yang menyala tanpa dimatikan. Siaran yang hanya menampilkan kartun yang tak berbicara, siaran yang membosankan. James berjalan di belakangnya, diikuti si asisten yang ketakutan.

Pria yang lebih tampan dari pria berambut cokelat, menatapnya tajam. Dan Theresa sama sekali tidak bisa berpikir jernih saat pria itu mengatakan agar ia menunjukkan di mana Blace berada. Tanpa ragu, tangannya menunjuk satu-satu cahaya hanya berasal dari sebuah ruangan.

Havrelt dan James berjalan tanpa ragu saat memasuki ruangan itu, tanpa mempedulikan lantai kayu yang mereka pijak berderit nyaring. Walaupun suasana entah mengapa terasa mencengkam, Havrelt maupun James sama sekali tidak terlihat ketakutan. Ternyata cahaya yang mereka lihat tadi, berasal dari lilin yang menyala di setiap rak yang berada di dinding.

Havrelt tahu, dibalik tirai itu sang peramal telah menunggu mereka. Matanya memindai setiap ruangan, rasanya Havrelt baru saja kembali pada abad 18 karena setiap sudut persis seperti rumah yang berada pada tahun itu. Pernak-pernik yang mewarnai tiap dinding, juga beberapa barang antik yang terpajang pada dinding. Nyaris mengatakan secara tidak langsung, Havrelt dan James telah masuk ke dalam masa lalu. Havrelt juga tidak bodoh saat ia melihat batu lapi lazuli dan giok-giok mahal tersimpan di dalam kaca yang sengaja diletakkan di atas meja.

My Witch GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang