Beberapa hari belakangan ini suasana hati Freya semakin memburuk, sejak dia dan Havrelt bertengkar mengenai pemberian Havrelt. Saat itu Freya pernah memerintahkan mata-mata untuk mengikuti apa yang sedang dilakukan kakaknya, lalu ia mengetahui jika wanita itu menghilang setelah ia berpisah dengan Havrelt. Mata-matanya mengatakan jika seseorang membawa Blace pergi setelah wanita itu mendapat masalah dengan pelanggan lain. Saat dibawa Blace tidak menunjukkan perlawanan sedikit pun, yang artinya wanita itu akan pergi dari kehidupan bahagia Freya. Namun, Freya mulai menyadari jika ketiadaan wanita itu benar-benar masalah besar untuk Freya. Havrelt mulai menggila.
Tiap kali saat Freya menanyakan kabar kakaknya dengan menelepon James, James akan selalu bilang padanya. Jika Havrelt sibuk mencari wanita itu dan memburu musuhnya. Sial, Havrelt menghindarinya. Dan Freya sangat yakin Havrelt mulai tertarik pada wanita itu. Bahkan saat Freya tidak pulang selama beberapa hari dengan menginap di hotel mewah, Havrelt sama sekali tidak mencari dan menanyakan kabarnya. Kakaknya sama sekali tidak mengkhawatirkannya. Kenapa wanita sialan yang bahkan tidak punya hubungan darah dengan Havrelt harus dicari dengan sangat menggila dan tidak pernah berhenti.
Jika Havrelt teramat tertarik pada wanita itu, Freya tidak punya pilihan lain selain menghabisinya. Tidak akan ada seseorang yang boleh merebut Havrelt darinya. Kemarahan dalam diri Freya siap untuk membunuh nyawa wanita itu. Dia tidak akan pernah ragu. Havrelt, saudaranya, hanyalah miliknya.
Sekali lagi, entah berapa kali Freya melakukannya. Jemari Freya menyentuh hampa di lehernya. Seharusnya benda itu ada padanya, seharusnya benda itu memang miliknya. Havrelt tidak berhak mengambil apa yang sudah diberikan padanya. Tapi Freya tidak ingin ia dan Havrelt bertengkar lagi, ia tidak ingin kakaknya mengabaikannya. Freya hanya ingin Havrelt memperhatikan dan selalu menyayanginya. Apa sebaiknya Freya harus mulai melukai dirinya agar Havrelt kembali menyayanginya? Well, itu ide yang bagus.
"Apa kau yakin apa yang kau inginkan?" pria yang bersembunyi di kegelapan mulai menunjukkan wajahnya. Kelipan mata tajam dan penuh tekanan itu memandang Freya. Dia duduk di hadapannya, mengangkat dokumen berdata seseorang di tangannya. "Kau sungguh menginginkan nyawa wanita ini?"
Mereka berada di ruang VIP hotel, yang ia sewa selama tiga jam. Ruangan itu sengaja bercahaya remang-remang. Suasana perayaan Natal yang tinggal beberapa hari lagi terlihat dari kaca yang nyaris memenuhi semua dinding. Ruangan yang berada di lantai tertinggi, hanya memperlihatkan suasana di luar sana seperti bintang dengan kelipan kecilnya.
"Benar." Freya menyilang kakinya dengan anggun. Mata kelabu milik Freya balas menikam lawan bicaranya. "Jangan biarkan dia hidup."
Di ruangan ini hanya ada dirinya dan pembunuh bayaran itu. Freya tidak takut dengan keberadaan orang ini. Dia mengenal identitas pria itu. Berdarah dingin, kejam, membunuh nyawa bayi pun tidak ada masalah baginya dan mantan kekasihnya. Freya telah menawarkan bayaran yang sangat tinggi, dan dia pasti tidak akan menolaknya.
"Apa kau tahu siapa wanita ini?"
"Blace Flannery. Akar penyakit kakakku. Aku harus menghabisinya sebelum penyakit kakakku menjadi semakin menggila. Itu saja yang perlu kau ketahui," Freya mendorong koper terbuka penuh uang pada pembunuh bayaran. "Ini uang muka. Akan menyusul sepuluh kali lipat lagi jika kau berhasil membunuhnya. Jika bisa, buang saja mayatnya di laut lepas."
Tiba-tiba pria itu tertawa. "Sayang sekali, ckckck kau bahkan tidak tahu siapa dia. Lebih baik cari lebih lanjut lagi tentang wanita yang ingin kau bunuh, sebelum menyesalinya. Kau bisa saja terlibat dalam kematian jika mengincar Blace Flannery,"
Mata Freya menajam marah. Ia berteriak. "Apa maksudmu? Dia hanya peramal dari Skotlandia. Apa kau mengingatkanku seperti ini karena kau tidak mampu membunuh wanita lemah itu?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Witch Gangster
Romance"Kehilangan membuat seseorang berambisi untuk menemukan." ~°°~°°~ [BOOK ONE OF ENTICE SERIES] Havrelt membenci pengkhianatan. Api kemarahannya meledak, ketika tahu barang- barangnya telah dicuri oleh sahabat dekat semenjak merek...