Travis Barnett membuka sebuah koper berkeamanan tinggi mengunakan kombinasi sandi yang rumit. Tak lama bunyi seperti kunci diputar terdengar di ruangan yang hening itu, menandakan jika koper itu berhasil terbuka. Bibirnya menyeringai ketika menemukan dua senjata kembaran berada di sana. George Washington's saddle pistols.
Travis Barnett adalah salah satu orang kepercayaan Nate Vlidimir yang dipilih untuk menjaga barang langka yang akan dijual. Benar, tidak lama lagi barang itu akan berada di tempat pelelangan dan dijual dengan harga tawaran pertama yang sangat fantastis.
Mereka tidak menjual di Balai Lelang legal di kota. Mereka menentukan tempat yang tidak akan terdeteksi siapa pun, kecuali para mereka yang mengenal dunia gelap. Dunia Gangster. Tempat itu ... mereka menamakannya Erepraveen. Namanya memang agak mencolok di kota Tokyo. Tak heran jika ada orang-orang bertanya, mengapa nama tempat itu terasa sangat asing. Tetapi mereka—para pendukung, hanya bisa sekedar bertanya, tanpa tahu artinya apa. Karena Erepraveen adalah sebuah Restoran mewah yang hanya bisa dimasuki oleh orang berkalangan atas. Selain karena tempat itu memang dijaga sangat ketat, tak heran jika beberapa kali para parlemen negara dari berbagai negeri, ikut mengunjungi tempat itu.
Erepraveen sendiri sebenarnya mempunyai sebuah ruang bawah tanah dengan fasilitas termewah tanpa cela. Sedikit mirip dengan aula yang memiliki banyak lorong, ruangan dan pilar. Dan itu adalah rahasia yang tidak diketahui oleh orang luar. Tempat itulah di mana Travis berada. Di sebuah ruangan yang serba gelap dan rahasia.
"Apa kalian sudah memastikan jika dia tidak datang kemari?" tangan Travis yang mengenakan sarung tangan karet menyentuh senjata kembar itu dan memindahkannya hati-hati dalam kotak kaca di sampingnya.
"Sampai sekarang tidak ada tanda-tanda dia muncul," ucap seseorang yang tersembunyi di balik bayangan, berdiri tegak di belakang tubuh Travis. Benar, Travis tidak sendirian berada di ruangan rahasia di Erepraveen.
"Bagus," pria itu telah selesai memasukkan senjata kembar ke dalam kotak kaca. Ia melirik jam di tangannya.
Lalu Travis menyeringai mengerikan. Menekan tombol untuk menghidupkan sensor alarm bahaya, jika nanti terjadi sesuatu. "Dua puluh menit lagi, pelelangan akan dimulai."
*****
Mereka berhasil menyusup.Erepraveen adalah tempat target yang mereka datangi, yang akan melakukan pelelangan ilegal. Tak perlu ragu lagi, salah satu senjata milik Havrelt pasti akan menjadi salah satu barang yang akan dijual.
Tidak perlu heran bagaimana Havrelt mengetahui semuanya nyaris benar dan akurat. Semuanya hanya karena hasil kerja Niel yang sangat membantu.
Sebelumnya Havrelt dan Archer memang mengawasi Erepraveen dengan jeep, sampai akhirnya memilih untuk mengantikannya dengan Limosin Putih yang mewah, yang terpaksa ia sewa di rental mobil mewah. Sebenarnya cara menyusup ke Erepraveen sangat mudah, mereka hanya perlu menunjukkan kartu identitas resmi, yang akan dilihat tanpa pemeriksaan lebih lanjut. Dan mengenakan pakaian yang menunjukkan bahwa orang yang masuk dalam sana adalah orang yang sangat penting dan kaya.
Tetapi untuk masuk ke dalam pelelangan di ruang bawah tanah mereka harus memiliki kartu hijau, sejenis kartu yang sengaja dibuat khusus untuk para pembeli. Cara gunanya juga sangat sederhana, mereka hanya perlu menempelkan kartu itu ke dinding akses yang akan membuat pintunya terbuka dengan sendirinya. Tapi kartu itu hanya bisa digunakan satu kali pertemuan, karena setiap pertemuan sandi di dinding selalu diganti dan memastikan tidak ada sembarangan orang yang masuk.
Tak sampai masalah kartu, mereka masih punya masalah baru. Ada lima orang penjaga di depan pintu yang menjaga akses pintu. Dan mereka tidak boleh menghilang dari depan pintu, karena tak jauh dari sana cctv tahu semua apa yang mereka lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Witch Gangster
Romance"Kehilangan membuat seseorang berambisi untuk menemukan." ~°°~°°~ [BOOK ONE OF ENTICE SERIES] Havrelt membenci pengkhianatan. Api kemarahannya meledak, ketika tahu barang- barangnya telah dicuri oleh sahabat dekat semenjak merek...