Sambil mengemudi, sesekali Havrelt melirik Blace yang duduk di kursi penumpang di sampingnya. Perempuan itu tidak mengatakan apa-apa setelah mereka meninggalkan restoran. Entah apa yang sekarang dia pikirankan, Havrelt pun tidak peduli untuk ingin tahu.
Gara-gara perempuan itu. Havrelt membuat keputusan yang sama sekali bukan dirinya —begitu Niel memberitahukan padanya keberadaan Blace, yang butuh waktu setelah 28 jam mencari, Havrelt mengatakan pada Niel jika ia sendiri yang akan mendatangi perempuan itu dan membawanya bersama Havrelt. Juga ia membuat keputusan agar semua orang kembali ke London secepatnya, apalagi ada beberapa anak buahnya yang terluka bahkan tewas disebabkan kejadian di Erepraveen. Sedangkan dirinya akan menyusul dengan Blace. Havrelt menyuruh Archer untuk mengatur penerbangan paling awal besok, untuk Havrelt dan Blace, sebelum Archer benar-benar meninggalkan Tokyo hari ini.
Jake yang tinggal di Rusia, mengatakan jika ia juga akan akan ikut Niel dan Archer pulang ke London. Katanya dia ingin berkunjung ke mansion Havrelt dan sepertinya juga punya maksud terselubung bahwa Jake ingin bertemu adiknya. Havrelt tahu bahwa Jake dan Freya adalah musuh bebuyutan di akademi. Dan sudah bisa menebak bagaimana Jake akan menganggu hari-hari Freya. Tetapi Havrelt juga sudah memperingati Jake agar tidak hal semena-mena pada adiknya.
Tadi saat keluar dari restoran, Havrelt mendapat telepon dari Archer jika mereka semua benar-benar akan meninggalkan Tokyo. Dan sekarang, ia terjebak dengan perempuan paling merepotkan. Tinggal bersama satu malam di Tokyo dan keesokan harinya ia akan berangkat bersama Blace. Ini kedengarannya memang bukan dirinya. Havrelt tidak pernah merepotkan diri sendiri untuk seorang perempuan kecuali adiknya sendiri.
Havrelt menoleh pada Blace, ketika merasakan sebuah tangan menarik-narik lengan mantelnya, yang ternyata tangan milik perempuan itu. Ia mengamati Blace yang sekarang tampak berbeda, dalam pakaian tradisional China yang terbungkus oleh mantel pria. Wajahnya tampak pucat, tapi bibir penuhnya berwarna merah, sedikit meragukan jika perempuan itu sedang sakit. Jika biasanya Havrelt selalu melihat Blace dengan poni yang menutupi keningnya, kini tidak ada poni di sana, penampilannya tampak sangat berbeda, bahkan tanpa poni seakan mengubah bentuk wajahnya menjadi lebih lancip dan tirus.
"Apa?" Havrelt menjaga suaranya untuk tetap datar, ia mengedikkan bahunya berusaha melepaskan tarikan dari penyihir itu. Jika terus membiarkan Blace menarik-narik lengan mantelnya tanpa henti, tidak menutup kemungkinan jika Havrelt bisa benar-benar marah padanya. Mengingat Havrelt sudah cukup bagus menahan diri untuk tidak meledak. Well, dia memang orang yang gampang marah.
Tiba-tiba wajah Blace merah padam, suaranya terdengar lemah. Ia berbicara dengan suara pelan, tapi Havrelt masih mendengarnya. "Aku lapar,"
"Lalu?"
Blace menghentikan tarikannya pada Havrelt. Tapi tangannya tetap bertahan di sana. Suaranya terdengar lambat-lambat. "Kau sungguh tidak mengerti makna kata itu?"
"Tidak," walaupun sebenarnya Havrelt sudah menebak ke arah mana mereka akan bicara, Havrelt ingin dirinya tidak peduli tentang hal itu. "Apa masalahnya dengan kata 'aku lapar' itu?"
"Maaf, kumohon. Begini—"
"Tidak,"
"Oh Tuhan," Blace sepenuhnya melepaskan tangannya dari lengan mantel Havrelt, sekarang ia menyentuh jantungnya. Perempuan itu terlihat sangat kaget dengan ucapan tegas dari Havrelt. "Bahkan aku belum mengatakan keinginanku dan kau sudah menolaknya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Witch Gangster
Romance"Kehilangan membuat seseorang berambisi untuk menemukan." ~°°~°°~ [BOOK ONE OF ENTICE SERIES] Havrelt membenci pengkhianatan. Api kemarahannya meledak, ketika tahu barang- barangnya telah dicuri oleh sahabat dekat semenjak merek...