Blace sudah beredam air panas nyaris selama satu jam. Sekarang, ia masih betah beredam sambil merilekskan tubuhnya di kolam pemandian. Blace berada di ruang mandi yang terpisah dari kamar.
Ia menyadari satu hal, sebenarnya Blace tidak sepenuhnya berada di Jepang. Tepatnya ia tidak berada di Tokyo di pusat kota. Malahan tempat Blace tinggal sekarang tampak jauh dari keramaian, dengan beberapa rumah penduduk yang terlihat kecil dari tempatnya. Setidaknya, Blace bisa memastikan jika tempatnya sekarang berada di dekat gunung yang tertutup oleh salju. Dijaga dan dikawal oleh orang-orang bersenjata di setiap sudut tempat. Blace mengetahuinya saat ia mencari ruang mandi. Ia bahkan sempat kebingungan tadi. Beruntung, Blace bertemu dengan Xiaora, adik dari anak buahnya Jian yang bernama Shen Xiaohui Qiang, yang akhirnya mengantarnya ke ruang mandi. Blace sedikit terkejut, ternyata keluarga Shen masih bekerja untuk keluarganya. Tentunya Blace masih ingat karena ibu dari Xiaora pernah menjadi ibu keduanya saat ia menjadi Ery.
Uap-uap panas mengepul dari bak pemandian. Luas ruang pemandian itu persis seperti kamarnya. Saat memasuki ruang itu ada kolam pemandian yang bisa dimasuki lima orang sekaligus. Kolam itu beruap panas, tempatnya rendah tapi bisa menenggelamkan separuh tubuhnya saat duduk di sana. Ruangan itu serba warna alam, dominan coklat muda, coklat tua dan hijau tua. Lantai-lantai terbuat dari kayu mengkilat yang berkualitas. Dan kolamnya terbuat dari batu garnit hijau tua.
Blace menenggelamkan sebagian tubuhnya hingga menyisakan kepalanya ke permukaan. Saat ia mengangkat dan melihat tangannya. Seraput kecil-kecil membuat tangannya mengerut dan keunguan. Blace tersenyum kecil saat mengingat ada lingkaran hitam di bawah mata Blace, setidaknya sekarang tidak separah saat ia bangun tidur. Persis seperti dugaannya semalam, Blace memang kesulitan tidur.
Sambil menghela napas, Blace memikirkan, semalam ia hanya membolak-balik badannya tanpa bisa menutupi mata. Selain karena tentang fakta yang dikatakan Emily padanya, juga bagian Emily yang ternyata tunangan kakak ketiganya. Yang menganggu semalam adalah tentang sikap Czavin kepadanya. Iya, ayah biologisnya. Mungkin Blace harus memberanikan dirinya untuk bertanya lebih jelas pada Czavin. Kenapa sikapnya berubah? Dan apa yang membuatnya seolah tidak membenci anak perempuan? Lalu ... kenapa baru sekarang?
Blace menyentuh telinga kirinya, tadi malam ia juga baru menyadari jika telinganya terluka oleh sesuatu. Dan mengenai kakinya yang terkilir, rasanya tidak sulit lagi menggerakkannya.
"Nona Ery? Apa anda tidur di dalam?" terdengar suara teriakan panik dari depan pintu.
Blace berkedip dua kali, lalu menarik sudut bibirnya untuk tersenyum kecil. Itu suara Xiaora, Blace tidak menyangka Xiaora akan menunggunya mandi.
Aku sedang tidak tidur, hanya sedikit berpikir saja. Sebenarnya Blace ingin menjawab seperti itu, tetapi mulutnya tidak terbuka, dan ia menghilangkan senyum di wajahnya.
Blace bangkit dari bak mandi meraih jubah mandi untuk menutupi tubuh polosnya yang basah.
"Sebentar, Xiaora!" tetapi pada akhirnya Blace memilih juga berteriak dan menjawab Xiaora setidaknya ia sudah mencegah seseorang mendobrak pintu pemandian.
Blace keluar dari ruang pemandian, dan dia langsung berhadapan dengan Xiaora yang menatap cemas. Xiaora melangkah mendekat padanya dan menyelimuti handuk di kepalanya. Xiaora lebih tua tiga tahun dari Blace. Dia punya wajah seperti kebanyakan orang Asia, mata sipit, pipi tirus dan berkulit putih sepertinya. Yang berbeda adalah ia memiliki tubuh yang berperawakan tinggi seperti model New York.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Witch Gangster
Romance"Kehilangan membuat seseorang berambisi untuk menemukan." ~°°~°°~ [BOOK ONE OF ENTICE SERIES] Havrelt membenci pengkhianatan. Api kemarahannya meledak, ketika tahu barang- barangnya telah dicuri oleh sahabat dekat semenjak merek...