Senyum Blace tidak lepas dari bibirnya. Matanya terus memancarkan kegirangan dan kebahagiaan. Keberuntungan berpihak padanya, Blace tidak pernah menyangka jika perayaan Natal tahun ini akan ia rayakan bersama kakak-kakaknya. Tahun-tahun sebelumnya ia hanya menghabiskan waktu bersama Emily. Jian mengatakan jika ayahnya mungkin tidak akan datang. Tapi dengan ketiga kakaknya dan Emily hal itu sudah cukup. Walaupun Blace mengharapkan kedua kakaknya yang lain hadir, ia memahami dan mengerti saat Jian mengatakan Leon dan Lucas sedang berpetualang di luar negeri.
Semalam tiga pohon natal sudah didirikan di dalam rumah. Satu pohon yang paling besar tingginya tiga kali lipat melebihi tinggi Blace. Pohon natal bersalju yang awalnya polos sudah dihiasi penuh ornamen natal, lampu kelap-kelip, beberapa aksesori Santa Klaus dengan sebuah bintang bersinar di ujung pohon itu. Blace menyukainya saat lampu ruangan dimatikan, pohon-pohon itu akan bersinar cantik. Semalam ia, Emily dan ketiga kakaknya menghiasi pohon-pohon itu hingga menjadi cantik seperti sekarang.
Pagi tadi, di hari perayaan Natal, dia menerima kado yang sangat banyak. Ini pertama kalinya ia menerima begitu banyak hadiah dari Ayah, dan walaupun Leon dan Lucas tidak hadir, mereka tetap mengirimkan hadiah. Pemberian yang paling berlebihan ia terima dari Jian dan Zenan.
Hadiah-hadiah itu banyak terbungkus dalam ukuran besar, sedang, maupun yang berukuran kecil. Kertas kado lebih banyak warna dominan merah dan hijau. Emily juga mendapatkan kado, tapi tidak sebanyak Blace. Rasanya Blace bisa berenang bersama puluhan kado itu. Karena tidak sabaran, Blace hampir membuka semua kado dan akan ia lanjutkan lagi setelah mereka selesai bermain.
Blace tergelak lepas, sensasi dingin mengenai wajahnya, terpecah dan berubah menjadi es cair. Wajahnya memerah sempurna. Di helaian rambut eboninya ada butiran salju-salju yang menempel. Topi hangatnya terjatuh saat Blace merasakan sebuah bola salju itu kembali mengenainya. Senyuman Blace tidak hilang dari wajahnya, ia tidak terkejut menerima balasan bola salju dari Zenan, yang selalu mengenai sasaran. Blace meraih salju, membentuknya menjadi bola lalu melemparkannya pada Zenan. Blace tertawa lagi, saat ia melemparkannya tepat sasaran. Bola salju itu melebur di mantel hijau Zenan.
Senyuman di wajah Zenan terlihat sangat jelas karena wajahnya tidak mengenakan topeng. Blace kadangkala bertanya pada dirinya, kakaknya orang yang tampan, untuk apa alasannya menyembunyikan wajah indah itu. Dan Blace melihat perbedaan yang baru ia sadari, tubuh gempal Zenan yang dulu berubah menjadi atletis dan kokoh. Itu perubahan yang bagus.
Tangan Zenan mengenggam bola salju, siap melemparkan pada Blace. Blace menghindar, melarikan dirinya menjauhi kakaknya. Tapi Zenan tetap melempar bola di tangannya terus-menerus sembari mengejarnya. Langkah kaki Blace membawanya terus menghindar, badannya merasakan bola salju itu beberapa kali melewati tubuhnya, kadang juga mengenainya.
Sayang sekali Jian tidak bergabung bersama mereka untuk bermain. Katanya ia masih menyibukkan dirinya mengatur ulang jadwal pekerjaan dan menyelesaikan sedikit masalah pada seseorang. Avel dan Emily sedang membuat manusia salju dari sisi yang berlawanan dari Blace dan Zenan. Mereka tampak bahagia bersama, beberapa kali mencuri ciuman singkat dengan sembunyi-sembunyi. Mereka berada tidak jauh dari rumah Zenan, di belakang mansionnya ada sebuah danau yang membeku dan sangat dingin. Ada tumpukan salju yang mengunung di depannya, dan di sanalah mereka.
Sebuah lengan akhirnya meraih Blace, melingkar kokoh di pinggangnya. Blace memekik kaget, tak lama ia merasakan pipinya dipenuhi sensasi dingin. Zenan sangat cepat. Blace berusaha meraih salju di sekitarnya, ingin membalas Zenan seperti yang dilakukan kakaknya. Namun Zenan menahannya kuat sambil tergelak senang, dan berhasil menempel salju lagi pada pipinya yang lain.
Blace tidak marah pada Zenan yang mahir melempar bola salju padanya dan sangat cepat mengejarnya, ia merasa hal ini sangat lucu dan menyenangkan. Bibir, pipi dan perutnya terasa sakit karena ia terlalu banyak tersenyum dan tertawa. Blace tidak pernah merasakan sangat bahagia dan begitu ringan tanpa beban dalam hidupnya. Bermain kejar-kejaran dan bola salju seperti anak kecil yang lain, ini terdengar gila, tapi hal sepele itu berhasil membuat Blace bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Witch Gangster
Romantik"Kehilangan membuat seseorang berambisi untuk menemukan." ~°°~°°~ [BOOK ONE OF ENTICE SERIES] Havrelt membenci pengkhianatan. Api kemarahannya meledak, ketika tahu barang- barangnya telah dicuri oleh sahabat dekat semenjak merek...